40 : Valentine

523 76 99
                                    

"Selamat malam," kataku begitu mendengar suara pintu terbuka. Seorang pengunjung pria masuk ke dalam toko.

Aku masih bekerja di toko ayah Ethan, hanya saja sekarang Ethan mengantar jemputku sehingga aku tidak terlalu lelah untuk mengayuh sepeda.

"Hai, Star," ucap pria itu. Aku mengenalnya, dia Mr. Jenkins, yang memiliki toko kue tak jauh dari sini.

Sejak aku bekerja di sini, aku telah mengenal beberapa warga sekitar sini. Ketika mereka berkunjung ke toko, mereka begitu ramah dan selalu mengajakku berkenalan.

"Apa yang kau butuhkan, Mr. Jenkins?" tanyaku.

"Biar aku mengambilnya sendiri," jawabnya dengan ramah. Lalu dia pergi ke rak-rak bagian belakang.

Sekarang sudah pukul 8 malam, toko mulai sepi. Dan saat musim dingin, toko tidak seramai sebelumnya. Lagi pula siapa yang akan memperbaiki rumah atau perabot, di cuaca seperti ini jika tidak terpaksa.

Mr. Jenkins kembali, ternyata dia mengambil baut berbagai ukuran dan obeng. Sekarang dia menuju meja kasir, tempatku berada.

"Hanya ini saja?" tanyaku.

"Iya," jawabnya. "Kau sendirian? Mana Ethan? Aku sering melihat motornya terparkir di depan toko," imbuhnya.

"Mungkin sebentar lagi dia akan datang," jawabku.

Lalu Mr. Jenkins membayar menggunakan kartu kreditnya.

"Thanks, Star," ucapnya begitu selesai membayar.

"Iya, silahkan datang kembali," jawabku. Lalu Mr. Jenkins pergi.

Sudah sebulan lebih sejak kejadian di pesta Ellen. Sekarang Noah tinggal sebelah rumahku lagi. Aku sering berpapasan dengannya, tapi kami tak saling menyapa. Bahkan Noah menutup tirai jendela kamarnya rapat-rapat agar tak melihatku di kamar. Baguslah! Aku tidak peduli.

Sementara Noah terjebak dalam dunianya. Duniaku semakin berwarna sejak aku bersama Ethan. Ethan sungguh pria yang romantis dan sangat perhatian padaku. Aku menyukai Ethan. Tidak! Aku bukan hanya menyukainya, tapi aku sungguh mencintainya.

Aku melihat ke arah pintu masuk toko. Sepertinya tidak akan ada pengunjung lagi. Sebaiknya aku mulai mencatat stok di rak barang. Begitu selesai mencatat, aku pergi ke gudang. Karena tidak banyak stok yang berubah, aku dengan cepat mengisi rak yang kosong.

Suara pintu terbuka lagi, aku menoleh ke pintu depan. Ternyata Ethan yang datang.

"Hei, baby," ucapnya.

"Hei, sekarang masih pukul 8 malam. Apa kau tidak datang terlalu cepat? Shift ku berakhir pukul 9 malam," ucapku.

"Tak apa," ujarnya.

Aku melihat Ethan menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya.

"Apa yang kau bawa?" tanyaku.

Ethan berdeham. Lalu dia mengeluarkan sebuket bunga mawar merah muda dari balik tubuhnya.

"Happy Valentine, baby," ucapnya. Dia menjulurkan buket bunga itu padaku.

Aku tersenyum ceria dan mengambil buket bunga itu. Aku sangat senang Ethan memberikan bunga ini untukku.

"Thanks, baby," kataku.

Lalu Ethan mengecup pipi kiriku. Kucupan singkat itu nembuatku gugup, pasti pipiku sudah berubah warna menjadi warna merah.

"Ayo kita makan malam, aku telah memesan tempat," ajak Ethan.

"Bagaimana dengan tokonya?" tanyaku.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang