23 : Injury

550 73 33
                                    

Sepanjang sisa hari itu, aku berpindah-pindah kelas dibantu dengan Joanna dan Ellen. Terima kasih Tuhan! Kau memberiku teman sebaik mereka.

Aku bingung saat pulang sekolah, karena aku membawa mobil. Sedangkan kaki kananku terkilir sehingga tidak bisa menyetir. Joanna sedang berlatih cheerleaders, karena akan mulai musim pertandingan, Joanna tidak bisa meninggalkannya. Sedangkan Ellen juga sedang kumpul bersama klub-nya. Sekarang aku sendirian di tempat parkir mobil. Aku akan berusaha menyetir sendiri dengan perlahan.

"Star!"

Aku mendengar seseorang memanggilku. Aku menoleh ke sumber suara, ternyata Noah. Dia berlari menghampiriku.

"Berikan kunci mobilmu! Aku akan mengantarmu pulang," kata Noah.

"Tidak. Aku tidak ingin pulang denganmu!" Aku menolak dengan tegas.

"Tapi kau tidak bisa menyetir dengan kondisi kakimu seperti itu," ujar Noah. Dia melihat pergelangan kakiku yang dibalut perban.

"Kata siapa? Aku bisa menyetir," kataku dengan tatapan menantang.

"Star, please. Beri aku kesempatan lagi," ujar Noah.

"Hell, no! Jauhi aku Noah!" Aku mendorong tubuh Noah menjauh. "Pergi!"

Noah pun berlalu pergi. Begitu aku tidak melihat Noah, aku masuk ke dalam mobilku. Mobilku adalah mobil dengan sistem manual, sehingga harus menggunakan kedua kaki untuk menyetir. Aku mencoba menginjak rem dengan kaki kananku, untuk menyalakan mobil. Shit! Aku sungguh sial! Kakiku sakit sekali. Aku tidak bisa melakukannya! Aku membenamkan wajahku di atas setir mobil. Aku ingin menangis saat itu.

Tok! Tok!

Aku mendengar suara kaca mobilku ada yang mengetuk. Pasti Noah kembali dan melihatku kesakitan. Aku tidak menghiraukannya. Aku tidak ingin Noah melihat aku putus asa.

Tok! Tok!

Please! Bisakah Noah pergi saja? Aku tidak ingin terlihat lemah di depannya. Aku masih bersikeras membenamkan wajahku di atas setir mobil.

"Star? Buka pintunya! Biar aku mengantarmu pulang."

Ini bukan suara Noah! Aku mendongakkan kepalaku dan melihat siapa yang mengetuk kaca jendelaku. Ethan?

"Buka pintunya, biar aku yang menyetir," ujar Ethan.

Kemana Noah? Aku melihat sekeliling mobilku. Ternyata Noah memang sudah pergi. Bodohnya aku! Aku pun membuka pintu mobilku. Ethan membantuku turun, dan pindah ke kursi penumpang.

"Bagaimana dengan motormu?" tanyaku pada Ethan.

"Aku meminta tolong Ivan untuk membawa motorku dan mengikuti kita," ujar Ethan.

"Tapi aku jadi merepotkan kalian," kataku.

"Tidak, tidak sama sekali," ucap Ethan.

Ethan masuk ke kursi pengemudi. Lalu dia menyalakan mesin mobilku.

"Beri tahu aku arah rumahmu," kata Ethan.

Aku mengangguk.

Sepanjang jalan itu kami tidak banyak bicara, aku hanya memberi tahunya arah rumahku. Setelah sekitar 20 menit, kami sampai di depan rumahku. Ethan membantuku turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Ibuku libur bekerja, karena ini hari Senin.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi?" tanya ibuku, begitu melihatku datang dengan kakiku diperban.

"Aku ceroboh, aku turun tangga dengan terburu-buru," jawabku. Aku tidak ingin ibuku tahu jika aku terjatuh karena mengejar Ethan.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang