32 : Thanksgiving

490 76 26
                                    

Sudah tiga minggu aku bekerja di toko keluarga Kingston. Aku tidak mengalami kesulitan sama sekali. Darren banyak membantuku di awal-awal, tapi sekarang aku telah terbiasa. Dan Ethan? Oh God! Aku tidak tahu dia itu manusia atau bukan? Dia baik sekali, dia selalu menjemputku setiap malam, seusai aku bekerja. Bahkan terkadang dia datang lebih awal sekitar pukul 7 atau 8, lalu membantuku di toko.

Besok adalah hari libur thanksgiving. Thanksgiving merupakan liburan untuk rasa syukur atas masa panen di Amerika. Perayaan thanksgiving dimulai hari Kamis di minggu ke-4 bulan November, lalu libur hingga hari Minggu. Aku dan ibuku sengaja tidak membeli kalkun, karena keterbatasan uang kami, sehingga kami menggantinya dengan ayam saja. Lagi pula membeli kalkun hanya untuk dua orang, aku rasa terlalu banyak. Namun, ibuku tetap akan membuat pie labu untuk merayakannya.

Aku sudah selesai sekolah hari ini. Karena besok libur, Joanna juga meliburkan latihan hari ini agar semua bisa pulang cepat dan merayakan thanksgiving.

"Kau akan merayakan thanksgiving di rumah saja bersama ibumu?" tanya Joanna yang berjalan di sampingku. Kami berdua sedang menuju tempat parkir sepeda.

"Yeah, kami tidak memiliki siapapun di kota ini," jawabku singkat.

"Rayakan saja bersama kami," ujar Joanna.

"Oh tidak Jo, terima kasih atas tawarannya," kataku berusaha menolak dengan halus.

Kami telah sampai di tempat sepeda kami parkir. Ada banyak sepeda di sana, lokasi sepeda Joanna agak jauh dari sepedaku. Dia berjalan ke arah sepedanya, dan aku ke arah sepedaku.

"Star?" Aku mendengar seseorang memanggilku saat aku sedang membuka gembok sepeda. Aku menoleh ke sumber suara.

"Ellen?" Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, setelah sebulan lebih kami tidak bertegur sapa dan saling mengabaikan, hari ini Ellen menegurku lebih dulu. Aku harap ini pertanda baik.

"Kenapa kau naik sepeda?" tanya Ellen, ada raut wajah tidak percaya dari Ellen. Dia berjalan menghampiriku.

"Ibuku terlilit hutang, dan aku terpaksa menjual mobilku," jawabku singkat.

"Pantas saja, aku tidak pernah melihat mobilmu terparkir di parkiran sekolah," ucap Ellen.

"Ellen..." Aku mengigit bibir bawahku, ragu-ragu aku bertanya, "Kau sudah tidak marah padaku?"

Ellen menatap mataku. Dia diam sejenak, tampak berpikir.

"Aku harus bertanya satu hal padamu. Siapa yang akan kau pilih? Aku atau Noah?" tanya Ellen padaku kembali.

"Ellen! Tentu saja aku memilihmu! Aku tidak akan pernah memilih Noah," jawabku dengan yakin. Sejak aku tahu Noah memutar balikkan fakta kepada Ellen, aku sudah muak dengannya, dan aku tidak pernah bertegur sapa lagi dengannya. Aku telah menutup rapat hatiku untuk Noah. Aku telah mengunci hatiku dan membuang kuncinya entah kemana.

"Maafkan aku karena telah mengabaikanmu sebulan ini," ucapku.

"Tidak, Star. Aku yang harus minta maaf karena menjulukimu wanita penggoda," ujar Ellen dengan mata berkaca-kaca.

"Oh tidak Ellen, jangan menangis! Aku menyayangimu. Aku tidak ingin persahabatan kita rusak, hanya karena seorang pria," kataku.

"Star!" Ellen memelukku. "Maafkan aku, seharusnya aku tahu kau dan Noah tidak akan mengkhianatiku. Aku tahu hubungan kalian hanya sebatas hubungan musim panas, maafkan aku. Aku percaya sekarang kau tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Noah," ucap Ellen.

Aku balas memeluk Ellen. "Ya, Ellen, kami sudah tidak ada hubungan apa-apa, dan tidak akan pernah berhubungan lagi," kataku.

Kami melepaskan pelukan kami.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang