45 : Daddy

939 86 83
                                    

"Apa saja yang kalian lakukan tadi?" Ethan bertanya tanpa basa basi, begitu merebahkan diri di atas kasurku.

"Berbelanja dan makan siang," jawabku.

"Aku tidak suka kau dekat dengan Isaac." Ethan menatapku tajam dengan bola matanya yang berwarna biru.

"Ya, aku tahu. Kau terlihat sangat jelas tadi saat di studio," ucapku.

Ethan membelalakkan matanya, "Kau tahu? Tapi kenapa kau masih tetap jalan dengannya?"

Aku memutar bola mataku, "Dia hanya temanku. Dan kami sangat dekat dulu, saat aku tinggal di sini."

"Jangan lagi pergi dengannya," larang Ethan.

"Apa kau cemburu?" tanyaku.

Ethan mendengus kesal, "Bukankah sudah cukup jelas tanpa aku harus memberi tahumu?"

"Maafkan aku, hanya saja aku tidak mungkin membiarkan Joanna dan Sandra pergi bersama Isaac." Aku memasang wajah memelas agar Ethan memaafkan aku.

"Kalian bisa pergi bertiga saja, tanpa harus ada Isaac," protes Ethan. Ethan yang cemburu membuatku gemas.

Aku tersenyum dan ikut berbaring di sebelah kanan Ethan. Aku memeluk tubuh Ethan, dan menyandarkan kepalaku di dadanya.

"Yeah, baby. Lain kali aku tidak akan menerima tawaran Isaac. Ternyata kau bisa cemburu juga." Aku tak bisa menahan senyumku, Ethan sangat lucu ketika cemburu.

"Tentu saja!" Ethan mendekap tubuhku lebih erat.

"Bagaimana dengan rekamanmu tadi? Lancar?" Aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Yeah, begitulah. Mungkin, kami butuh beberapa hari lagi untuk menyelesaikannya," jawab Ethan.

"Bersemangatlah!" kataku kemudian aku mengecup pipi kanannya.

Ethan membelai lembut rambutku.

"Aku senang kau ada di sisiku sekarang ini. Di saat aku sedang meraih mimpiku, dan kau ada untuk mendukungku," ujar Ethan.

"Aku juga senang. Sekarang tidurlah, baby."

Ethan mengangguk, "Sleep tight, baby," kata Ethan diikuti kecupan di keningku.

***

Kami semua sudah selesai sarapan. The King's Men akan pergi lagi ke studio rekaman, mereka akan pergi dengan mobil Red. Sedangkan mobil Ethan ditinggal, untuk para gadis jalan-jalan nanti.

Tok! Tok!

Ada yang mengetuk pintu apartemenku. Dengan bergegas, aku membuka pintu. Ternyata sosok pria yang sangat aku rindukan telah berdiri di depan pintu apartemen. Tanpa pikir panjang, aku segera memeluknya.

"Daddy!" Kepalaku terbenam dalam tubuh ayahku yang besar.

"Star, my darling," ucap ayahku sambil membelai lembut belakang kepalaku.

"Star." Terdengar suara wanita, aku mengenal suara ini. Wanda!

Aku melepas pelukan ayahku, dan mengintip ke belakang tubuh ayahku. Ada Wanda berdiri di belakang ayahku.

"Untuk apa kau ke sini?" tanyaku ketus.

"Aku ingin mengenalkanmu pada adikmu." Bukan Wanda yang menjawab, tapi ayahku yang menjawab pertanyaanku.

Adik? Aku menelan ludahku. Setelah aku perhatikan sekarang, Wanda membawa stroller bayi di depannya. Tadinya aku hanya berfokus pada wajah Wanda yang menyebalkan itu.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang