5 : Ocean

934 158 38
                                    

Sudah seminggu lebih sejak aku pergi dengan Noah terakhir kali. Terkadang aku menatap kamarnya, dari jendela kamarku. Dia sering kali membiarkan tirai jendelanya terbuka. Aku tidak tahu kenapa. Aku dapat melihatnya terkadang sedang bermain gitar dengan adiknya. Dia tampak sangat menyanyangi adiknya. Terkadang pula aku melihatnya hanya bertelanjang dada, mondar mandir di kamarnya sambil menelepon seseorang. Aku tidak tahu siapa yang dia telepon.

Malam ini aku tidak melihat dia di kamarnya, dan lampu kamarnya tidak menyala.

Ponselku bergetar di atas meja belajarku. Aku terkejut dan segera mengambil ponselku. Noah? Setelah seminggu lebih dia tidak menghubungiku. Kini dia menghubungiku kembali.

"Kau sedang apa?" tanya Noah di ujung telepon.

Aku menelan ludahku. Tidak mungkin aku bilang aku sedang menatap kamarnya.

"Aku sedang tidak melakukan apapun."

"Berhenti menatap kamarku. Ayo keluar," kata Noah.

"Siapa yang menatap kamarmu?"

"Kau. Aku sering memergokimu menatap kamarku."

Sial! Dia selalu bicara terang-terangan.

"Aku tidak menatap kamarmu!" kataku dengan tegas.

"Yeah, aku yang menatap kamarmu, dan ketika aku menatap kamarmu, ada kau sedang menatap kamarku juga."

Kalau saja sekarang aku di depannya pasti aku sudah sangat malu, dan pipiku merona.

"Kenapa diam saja? Ayo keluar. Mau tidak? Aku sudah di depan rumahmu."

"Okay, aku akan bersiap," ujarku lalu aku mematikan teleponku.

Aku ingat Noah berpesan untuk memakai celana saja ketika jalan dengannya. Maka aku memakai celanaku hari ini. Tak lupa aku membawa ponsel dan dompetku. Lalu aku berpamitan pada ibuku, dan pergi keluar rumah.

"Kita akan kemana?"

"Jangan bertanya. Kau sudah makan?"

Aku mengangguk.

"Baguslah."

Lalu Noah menyuruhku untuk naik ke mobilnya.

"Sekarang sudah pukul 8 malam. Kita akan kemana? Ibuku bilang jangan pulang lewat tengah malam," kataku di dalam mobil.

"Berikan ponselmu!" perintah Noah.

Aku menurutinya, aku memberikan ponselku pada Noah. Lalu Noah menelepon seseorang.

"Hai, ma'am. Ini aku Noah. Sorry, aku tidak bicara denganmu langsung. Tapi aku akan mengajak Star memancing. Mungkin kami akan pulang pagi hari. Aku akan memberimu foto kami memancing nanti, agar kau percaya," kata Noah.

Noah terdiam, aku membayangkan ibuku sedang menceramahinya di telepon.

"Yes, ma'am. Thank you," ucap Noah lalu dia menutup teleponnya. Lalu dia mengembalikan ponselku.

"Apa ibuku memarahimu?"

"Tentu saja tidak," ucap Noah sambil tersenyum.

"Kau mengulanginya lagi," kataku pada Noah.

"Mengulangi apa?"

"Mengajak pergi tiba-tiba. Setelah seminggu tidak menghubungiku, tiba-tiba mengajakku pergi," kataku dengan nada kesal.

"Apa kau kecewa?" tanya Noah.

Aku tidak menjawabnya. Jelas aku kecewa!

"Bukankah kau sudah melihatku dari jendela kamarmu? Artinya aku tidak perlu memberi kabar dan melaporkan aku sedang apa bukan?" tanya Noah.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang