48 : Break Up

716 63 71
                                    

Badanku menggigil. Semalaman aku menangis setelah Ethan meneleponku. Tadi pagi ibuku masuk ke kamarku, dan mengukur suhu tubuhku. Ternyata aku demam, tapi aku memaksa untuk datang ke sekolah karena ada pelajaran yang tidak dapat aku tinggalkan. Aku sudah meminum obat penurun panas tadi setelah sarapan.

Ibuku pergi bekerja seperti biasa karena ada klien penting dari luar kota yang tidak bisa ditinggalkan. Aku jadi teringat saat aku sakit dan ibuku tidak ada, tapi ada Ethan yang menemaniku malam itu. Aku sungguh merindukannya.

Aku berdiri di lokerku, dan melirik ke loker yang tertutup di sebelahku. Ethan! Aku teringat dengannya lagi. Air mataku mengalir lagi setiap teringat Ethan, aku buru-buru menghapus air mataku. Masalahnya semua yang ada di hidupku benar-benar selalu mengingatkan aku padanya.

Atap sekolah, loker di sebelah lokerku, sudut ruang tamu di rumahku, kameraku. Semua benda mengingatkan aku pada Ethan. Jika seperti ini, bagaimana aku bisa berhenti menangis?

Ethan selalu ada di saat aku butuh. Sekarang, aku membutuhkannya. Aku membutuhkan Ethan yang dulu, bukan Ethan yang rela berbohong demi popularitas.

"Star! Ayo ke kelas," ajak Ellen yang berdiri di lokernya, seberang lokerku.

Aku mengangguk dengan lemah.

"Kau sakit?" tanya Ellen.

"Hanya sedikit demam," jawabku.

Aku dan Ellen masuk ke kelas kami yang ada di lantai dua. Aku memilih duduk dekat jendela dan Ellen di sebelahku.

"Star! Star Allen!"

Baru saja aku duduk, aku mendengar suara Ethan. Pasti demamku membuatku berhalusinasi.

Tapi aku sadar, ternyata bukan hanya aku yang mendengar. Siswa lain mulai menengok ke arah jendela. Aku pun ikut menengok ke arah jendela, aku menangkap sosok Ethan sedang berdiri di halaman sekolah dengan sebuah gitar. Di bawah sana, Ethan melihatku duduk di lantai dua.

"Ellen? Apakah aku berhalusinasi?" tanyaku pada Ellen yang duduk di sebelahku.

Ellen ikut berdiri dan menengok ke bawah dari jendela kelas.

"Itu benar Ethan. Turunlah!" perintah Ellen padaku.

Aku tidak mengikuti perintah Ellen, pandanganku masih tertuju ke halaman sekolah. Tak lama kemudian ada seorang siswa yang membawa sound dan standing mic. Ethan menghubungkan gitarnya dengan sound. Apa dia gila? Apa dia akan melakukan konser di sini?

"Star. Maafkan aku! Turunlah!" ucap Ethan menggunakan mic, membuat semua orang di sekolah ini dapat mendengarnya.

Siswa lain di kelas menatapku, membuatku tidak nyaman. Mungkin mereka terheran, kenapa aku tidak beranjak dari kursiku.

Ethan mulai memetik gitarnya.

If you ever leave me, baby
Leave some morphine at my door
'Cause it would take a whole lot of medication
To realize what we used to have
We don't have it anymore

There's no religion that could save me
No matter how long my knees are on the floor
So keep in mind all the sacrifices I'm makin'
To keep you by my side
To keep you from walkin' out the door

'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same if you walk away
Everyday it'll rain, rain, rain

Oh, don't you say goodbye
Don't you say goodbye
I'll pick up these broken pieces 'til I'm bleeding
If that'll make it right

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang