Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan dari pintu rumahku, aku buru-buru membuka pintu. Aku tahu Ethan akan menjemputku ke sekolah, karena mobilku dibawa Ethan hari Sabtu lalu. Setelah dua minggu aku berangkat dan pulang bersamanya, aku sudah terbiasa dengan Ethan yang datang pagi-pagi.
"Hai," sapa Ethan sambil tersenyum begitu aku membuka pintu.
"Hai, ayo masuk," kataku.
"Ethan, ayo sarapan dulu, aku membuat waffle dan jus apel," tutur ibuku dari arah dapur.
Aku pun masuk, dan Ethan mengekoriku di belakang. Kami berdua langsung mengambil tempat duduk di meja makan. Ibuku meletakkan waffle pada tiga piring kosong, dan menuangkan jus apel di gelas kaca kami bertiga. Kami bertiga makan dengan lahap. Setelah selesai makan, Ethan membantuku mencuci piring. Lalu kami berangkat ke sekolah.
Setelah 20 menit perjalanan, Ethan memarkirkan mobilku di tempat parkir mobil. Aku dan Ethan turun dari mobil. Bersamaan dengan itu, aku juga melihat Ellen dan Noah datang dan turun dari mobilnya.
"Star, aku ingin bicara berdua denganmu," ujar Ellen dengan wajah serius.
Aku menganggukkan kepalaku. "Ethan, kau masuk saja lebih dulu ke dalam," ujarku pada Ethan.
Ellen melenggang pergi dan aku mengikutinya dari belakang. Aku menatap sekilas pada Noah, tapi dia membuang muka. Aku punya firasat tidak enak mengenai hal ini. Ellen membawaku ke halaman samping sekolah, di sana sangat sepi.
"Ada apa, Ellen?" tanyaku tanpa berbasa-basi.
"Aku tidak bisa berteman denganmu lagi," ujar Ellen dengan tatapan dingin.
Deg!
Sepertinya yang aku takutkan terjadi. Aku mengigit bibir bawahku, khawatir jika Ellen pada akhirnya memang tahu hubunganku dengan Noah.
"Apa kau tahu hubunganku dengan---"
"Noah? Ya, aku tahu," ujar Ellen, memotong pembicaraanku.
"Bagaimana kau tahu?" tanyaku lagi.
"Kau kira aku bodoh? Aku tahu, ada yang berbeda setiap kalian bertemu," kata Ellen.
Ellen tahu. Ternyata aku yang selama ini bodoh karena menganggap Ellen tidak tahu apa-apa.
"Tapi hubungan kami telah berakhir, kumohon Ellen, maafkan aku. Sungguh, aku tidak ingin bermusuhan denganmu," ucapku dengan jujur.
"Kalau memang sudah berakhir, kenapa aku dua kali melihat Noah bertingkah aneh?" tanya Ellen.
"Apa maksudmu?" tanyaku.
"Pertama saat homecoming party, dia meninggalkan aku begitu saja di lantai dansa begitu melihatmu pergi dari gymnasium. Aku kira itu hanya kebetulan, karena malam itu kau pergi bersama Ethan ke mercusuar. Lalu Sabtu kemarin saat setelah pertandingan, dia juga berlari ingin mengejarmu, begitu melihatmu pergi bersama Ethan meninggalkan lapangan," ucap Ellen.
Aku mengerutkan kening. Sungguh, aku tidak mengerti apa yang Ellen bicarakan. Faktanya di dua waktu itu Noah tidak bersamaku, tapi Ethan yang bersamaku.
"Apa yang kau bicarakan? Aku bahkan tidak tahu Noah mencariku saat itu. Aku bersama Ethan," ucapku membela diri.
"Sudahlah, Star. Aku juga sudah melihat banyak foto-foto kalian berdua di ponsel Noah, saat liburan musim panas lalu. Kau mengkhianatiku, Star," kata Ellen.
"Hubungan kami hanya sebatas hubungan selama musim panas, dan juga aku tidak tahu saat itu kalau Noah sudah berpacaran denganmu," bantahku.
"Jangan bohong, Star. Aku sudah mengenal Noah sejak dulu, aku tahu dia tidak akan menggodamu lebih dulu. Aku baru mengenalmu beberapa bulan. Dan tentu saja aku lebih percaya Noah dari pada kau. Pasti kau yang lebih dulu menggoda Noah," ucap Ellen.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )
Teen FictionAkibat perceraian kedua orang tuanya, Star Allen harus pindah bersama ibunya dari New York ke Wilmington, kota kecil di North Carolina. Star harus bertahan hidup dengan kesederhanaan, belum lagi dia harus menghadapi fakta bahwa hatinya jatuh pada pr...