BAB 3 . Keanehan Lio

1.2K 93 1
                                    

Suasana hening yang aneh menyebar di seluruh rumah, bukan karena rumah ini tiba tiba berhantu. Hanya saja suami "tercintaku" seperti kerasukan akhir akhir ini.
Ia jarang keluar rumah, bahkan makan pun ia selalu makan makanan yang kusiapkan dimeja. Bertolak belakang dengan kebiasaanya yang sangat alergi dengan apa yang ku lakukan bahkan dengan barang yang sudah ku sentuh dirumah ini.
Seringkali ku lihat ia gelagapan saat berpapasan dengan ku.
Dan yang lebih aneh adalah sikap "lunak" nya padaku walaupun masih terkesan tidak perduli.
Seperti saat ini, dering ponselnya sudah berbunyi kesekian kali dikamarnya yang masih diabaikan.
Pemiliknya malah asyik bermesraan dengan keripik kentang dan teman temannya didepan tv super besar yang masih menampilkan film animasi terbaru yang sebenarnya sudah ku tunggu dari 2 bulan lalu. Hanya saja aku tidak menyukai kegiatan menonton dibioskop. Akhirnya aku harus bersabar sampai bisa ku nikmati film ini dengan melakukan streaming melalui smart tv milik Lio.
Dan.. akhirnya bisa kalian tebak aku tidak bisa menikmati sama sekali film itu karena makhluk astral yang tiba tiba datang dan dengan seenaknya  menduduki kasur lipat yang ku gelar 5 menit sebelum kepulangan mendadaknya dari malam mingguannya.
Betapa aneh nya itu.
Makhluk yang selalu berteriak meminta cerai, bersikap seakan alergi dengan keberadaan ku dan tentu saja selalu merasa tidak betah hanya untuk berada dalam ruangan yang sama, malah rela menghabiskan waktu malam Minggu berharga nya disini.
Seperti nya dia mengganti strategi nya untuk mengusirku .

Film sudah memasuki titik klimaks, dan mahkluk astral ini masih belum berniat untuk bergerak pergi.
Mau tidak mau aku menikmati dari konter dapur yang memang terletak tidak jauh.
Lampu lampu sengaja ku matikan agar suasana menonton lebih dramatis. Tapi malah aku tidak sepenuhnya bisa menikmati alur cerita film ini.
Yang ada kantuk menyerang mataku lebih cepat.
Entah sejak kapan aku jatuh tertidur dengan pulas. Yang jelas saat mata ku terbuka aku sudah terbaring dikasur lipat yang entah bagaimana bisa berpindah ke kamar tidur yang ku tempati selama disini.
Aku berusaha mengingat bagaimana cara nya aku sampai tertidur pulas di kamar ini tadi malam sedangkan ingatan terakhir yang ku miliki adalah duduk di konter dapur untuk menonton film yang entah berkisah tentang apa.
Ku lirik jarum jam di atas lemari kayu kecil tempat barang barang ku berada.
Jarum sudah menunjukan pukul 7 pagi.
Ku putuskan untuk mengakhiri kegiatan rebahan ku yang jelas tidak membuatku lebih produktif jika ku lanjutkan.
Membereskan barang barang ku yang tidak seberapa ini lalu bergegas menuju ke arah dapur.
Sembari mengikat rambut panjang ku dengan karet gelang bekas ikat sayur keluar menuju konter dapur berniat membuat sarapan untuk pemilik rumah, tanpa ku sadari sosok pemilik rumah tersebut malah bengong dengan ekspresi wajah yang sulit ku jelaskan.
Ku abaikan keberadaannya yang tiba tiba berdehem tidak jelas , aku masih terus melanjutkan kegiatanku membuka kulkas dan memeriksa isi nya hingga ku putuskan untuk membuat nasi goreng seafood untuk menu pagi . Entah Lio akan suka atau tidak aku hanya perlu menyiapkan sepiring dimeja makan dan meninggalkannya disana.
Sedangkan untuk ku aku hanya cukup menengak air putih hangat untuk sarapanku sesuai kebiasaan ku.
Tapi ngomong ngomong kenapa batuk nya makin parah dan... Anehh.
" Kamu punya penyakit kronis baru baru ini ?".
Akhirnya aku jengah juga untuk tidak perduli dengan batuk heboh Lio yang terdengar sarkas ditelinga ku.
Kini aku menatapnya dengan berkacak pinggang.
Tunggu.. kenapa.... ???
Tanda tanya besar yang bersarang di kepala ku sontak membuatku meneliti pakaian yang melekat di tubuhku.
Sialan, ...
Apa apaan ini batin ku berteriak demi dewa manapun yang pernah ada di mitos ataupun dunia ini.
Kemeja putih kebesaran yang ku pakai entah milik siapa yang hanya terkancing bagian tengah. Sehingga hotpants hitam dan bra hitam yang jauh dari kata seksi terpampang jelas.
Ada apa dengan pakaian ini ..??
Kaki ku sontak berlari sekencang yang ku bisa menuju kamar .
Sekilas aku menangkap tatapan aneh Lio yang terarah padaku.
Jangan bilang dia mengira aku sengaja untuk menggoda sepagi ini .
Tapi tunggu dulu, kenapa pakaianku bisa seperti ini. Seingatku pakaian terakhir ku hanya piyama tidur buluk yang biasa ku pakai.
Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan hingga aku selesai mengganti pakaian ku menjadi lebih waras.
Saat aku keluar dari kamar Lio sudah menghilang entah kemana jadi ku lanjutkan saja kegiatanku memasak sarapan dengan tenang dan tanpa gangguan.

Hari berlalu dengan damai , Lio juga tidak terlihat hingga menjelang malam. Makan malam pun sudah tersaji dimeja.
Aku masih setia memandang kegelapan diluar sana yang mulai terlihat menyelimuti.
Dari jendela aku bisa melihat Lio memasuki mobil putih nya dan segera menghilang entah kemana.
Itu sudah biasa dan aku sedikit ragu saat ia sedikit berbeda dari kebiasaannya selama ini. Syukurlah sekarang dia kembali normal mungkin setannya sudah lelah merasuki raga Lio yang sudah sesat sebelum ia rasuki.
Ah aku teringat makanan yang tersaji di meja. Mengingat waktu singkat yang Lio habiskan dirumah tadi kemungkinan besar makanan itu akan mubasir .
Namun dugaan ku salah, makanan yang tersaji sudah tidak tersisa dimeja makan. Meninggalkan piring kotor bekas pakai.
Secepat apa dia menghabiskan semua ini pikir ku heran.
Rasa penasaran ku makin memuncak saat melihat baju kotor di keranjang cuci.
Tidak ada yang aneh dengan baju kotor ini , yang aneh itu kenapa Lio meninggalkan baju kotornya. Selama ini aku tidak diijinkan untuk menyentuh apa pun barang pribadinya. Kalau tidak dia akan mengamuk seperti kerbau kehilangan tanduk.
Tapi ngomong ngomong Lio sudah tidak pernah mengamuk lagi . Bahkan kejadian tadi pagi pun dia dengan tenang menghilang tanpa kata cerai yang menjadi kata favorite nya setiap ia mengamuk.

Dering ponsel butut murahku terdengar jelas.
Hanya satu nomor yang akan menghubungi ku .
Ku tempelkan benda kecil murah itu ketelinga kiri ku setelah menerima panggilan itu terlebih dahulu.
" Gia, ada yang saya ingin diskusikan denganmu.Besok malam datang kerumah dengan Lio untuk makan malam".
Suara familiar mertua ku langsung terdengar tanpa sapaan seperti biasa.
"Anda mengundang saya untuk makan malam , tentu saya tidak keberatan pak. Tapi anda perlu mempertimbangkan pendapat keluarga anda. Saya yakin tidak ada yang suka kehadiran saya disana ".
"Kamu takut ?".
"Bukan karena saya takut, hanya tidak mau terlibat drama keluarga saja".
"Datang saja, saya perlu bicara ".
Mau tidak mau akhirnya ku setujui.
Walaupun enggan rasanya tapi mau bagaimana lagi.
Tinggal bagaimana cara nya aku memberitahu Lio.
Biasa nya dia pasti mengamuk lagi.

CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang