Bab 44. Kejutan

331 28 0
                                    

Kepala ku rasa nya sangat pening karena kekurangan jam tidur. Cuma pagi ini aku harus berangkat kekantor maka ku paksakan saja menyeret diri ini menuju kamar mandi dan segera berbenah. Benar kata Mino karena kalau tanpa kehadiranku maka akan sangat disayangkan, Thomas pasti akan melakukan aksi pemecatannya didepan public seperti biasa . Jadi dengan cepat aku turun ke dapur menyiapkan sarapan ala kadarnya. Aku berniat mengosek kangkung dan menggoreng tempe saja untuk menu sarapan ku. Namun siapa sangka aku malah menemukan sosok yang banyak mengubah duniaku .

Gia menduduki kursi dimeja makan sedikit tersenyum saat mendapati kemunculanku dibalik pintu kamar.

"Sorry aku masuk gak permisi . Pintu depan gak kekunci jadi aku nyelonong masuk".

Dengan kikuk aku menutup pintu dan berjalan kearah dapur. 

"Tumben belum rapi".

"Oh... aku ...mau buat sarapan. Kamu mau ..?"
Tatap mata nya sedikit terlihat lucu.

"..kamu masak ..?"
Terdengar tidak yakin juga ditelinga ku. Aku menyibukan diri dengan segenggam kangkung ,mengolah sembari menyiapkan sepotong tempe untuk ku goreng.

"Aku udah gak demen sarapan ke cafe atau restoran".

"Kamu belanja sendiri ..?"

"Aku ambil dari kebun kok".

Tatapan nya semakin lucu dimata ku . Aku sudah siap mengoseng kangkung sambil menggoreng tempe sedangkan Gia berjalan perlahan menuju ruangan yang dulu menjadi kamarnya. Disamping kamarnya memang ada sebidang tanah kosong yang duu sering ia tanami sayur . Aku tidak mengatakan apapun walaupun Gia terlihat tertegun .

"Kamu nambah nanam cabe ..?"
Ia kembali normal saat menduduki kursi dimeja makan.

"Hmmm.. cabe lagi mahal ".

Aku memindahkan oseng kangkung ke mangkuk berikut tempe yang sudah matang. Membawa nya kemeja makan menata dengan nasi dan secobek sambel tomat. Lagi lagi aku menemukannya tergugu ditempat duduknya. Aku mengambilkannya piring dan sendok lalu menuangkan air minum ke gelas . Menaruhnya disamping piring dihadapannya.

"Yukk sarapan ".

Aku sudah memenuhi piring ku dengan sayur yang ku olah, mengucapkan syukur melalui doa sebelum menyuapi makanan hangat dengan penuh rasa syukur. Tanpa ku sadari Gia bahkan tidak bergerak, wanita itu hanya menatapi ku dengan tatapan asing.

"Kenapa ...? gak suka ..?"

Mulut ku sudah penuh dengan makanan sedangkan perempuan itu hanya menatapku dengan lekat. Tiba tiba ia menggelengkan kepalanya sembari tersenyum .

"Bukan..... emmm terimakasih. Sebenarnya aku sudah makan tapi melihatmu lahap aku juga jadi lapar lagi".

"Iya udah makan".

Tangannya segera mengisi piringnya ,menyuapi dirinya sendiri dengan sayur dan tempe hasil olahan tanganku. Ada rasa senang saat ia menghabiskan makanan walaupun kami makan dalam diam.

Aku membersihkan meja setelah kami selesai mengisi perut. Gia juga terliht sangat puas dengan makanan ku. ku harap benar begitu.

Mataku menyipit saat Gia menyodorkan sebuah map dan flasdisk kearah ku yang baru selesai mencuci piring. 

"Sesuai janji ku , semoga membantu mu untuk melakukan tugas mu hari ini".

Aku membuka mapnya ,lembaran demi lembaran itu memuat data yang selama ini ku cari namun selalu terbentur sehingga hanya menemukan jalan buntu . 

"Darimana kamu dapatin ini ..?"
"Tidak perlu tahu sumbernya yang penting ini memiliki manfaat untuk mempermudah langkah mu".

Aku menatapnya penuh tanya .

"Tidak perlu khawatir, aku juga memiliki tujuan sendiri untuk membantu mu . Jadi tidak perlu ragu .. Ah ku rasa aku harus pergi. aku terlalu lama menghabiskan waktu mu".

Aku melirik jam diruang tengah yang terlihat  jelas dari arah meja makan. Benar juga sudah hampir sejam ... baru sejam Gia...... Ia sudah beranjak dari kursi nya.

"Aku juga tidak menyangka kamu masih mempertahankan kebun itu . Malah beberapa tanaman ditambah ... dan kini kamu juga terlihat lebih baik. Bagus untuk mu".

"Kamu gak berniat pulang..?"
"Aku tidak memiliki rumah untuk pulang".

"Ini rumah mu".

Gia berhenti sejenak dari langkahnya yang hampir meninggalkan ruang makan.

"Kamu sudah melihat dan merasakan betapa membaiknya dirimu tanpa kehadiranku. Itu berarti kamu sudah tidak membutuhkan ku lagi".

Aku hanya mendesah pelan saat Gia melangkah pergi tanpa menunggu respon ku. 

Baiklah mungkin ini mulai membuatku lelah namun bukan berarti aku akan menyerah dengan mudah .

Sebaiknya aku mulai bersiap berangkat bekerja saja daripada bergalau ria . Hari ini banyak hal yang perlu dilakukan . Dengan langkah ringan aku membawa pemberian Gia barusan. Ini bukan lagi membantu melainkan mampu mengebrak gerakan yang lebih besar.

Dalam perjalanan aku segera mengontak Mino dan meminta nya bertemu sebelum aku menginjak kan kaki di lobi kantor cabang.

Mobil terparkir dibasement gedung, Mino juga tengah mengecek isi flasdisk yang ku serahkan kepadanya.

"Gila bro, ini mah skakmat tu direktur HRD ".

"Kamu yakin ini akurat..?"
"Aku gak tahu darimana kamu dapetin ini tapi ini data yang secara sengaja mereka hapus saat aku meretas database dua bulan lalu. Aku yakin karena sempat melihat dan menganalis data ini sebelum tersusup virus saat itu".

"Oke, sekarang saat nya mendobrak pantat busuk si Thomas".

"Baik Pak Manager .. ah bukan.. Pak direktur cabang yang baru".

"Ucapan selamatnya nanti saja. Kita selesaikan ini dulu".

Dengan langkah ringan memasuki lobi dan kebetulan lobi sedang ramai ramainya dan si Thomas busuk terlihat ditengah tengah keramaian itu dengan sekretarisnya yang selalu memakai pakaian kekurangan bahan.

"Ah.. bajingan ini kenapa masih terlihat memasuki kantor ?"
Sekretarisnya tampak sangat terbiasa dengan sikap menyindir sang bos .

"Maaf pak, surat pemecatan tidak hormat sudah diterbitkan kemarin tetapi pak Lio sedang tidak masuk .Jadi beliau memang tidak mengetahui statusnya bukan lagi karyawan disini".

Thomas menyeringai puas dengan laporan sekretrisnya itu. Sedangkan aku dan Mino berdiri dengan tenang dihadapannya.

"Nah ,, bajingan kau bisa berkemas sekarang dan jangan lagi menginjak kan kaki busuk mu kemari setelah hari ini".

"Mino kabari petugas kebersihan . Spertinya ada benda busuk disini.Bau nya sudah kemana mana .gak enak kalo keendus tamu yang mendatangi kantor ini".

Wajah Thomas segera berubah menjadi biru karena kesal.

"Panggil petugas keamanan sekarang juga".

Teriakan penuh emosi Thomas dengan segera menarik perhatian seisi makhluk hidup di lobi.

"Data sudah diterima pusat, anda boleh melanjutkan ke tahap selanjutnya".

Bisikan pelan Mino jelas ku sambut seringai puas . Thomas semakin jengkel melihat seringai penuh kebahagiaan diwajahku. 

"Apa kalian tunggu. seret bajingan ini keluar sekarang juga".

Para petugas keamanan sudah siap bergerak namun terhentikan dengan tanganku yang mengintrupsi .

"Sebentar, kalian juga harus tahu atasan kalian yang mana ".

Kernyitan tidak mengerti Thomas diantara kerutan kemarahan dijidatnya membuat para petugas keamanan bingung.

"Pak Lio, jangan membuat keributan agi. Silahkan tinggalkan gedung ini segera karena anda sudah tidak berstatus pegawai disini".

Sekretaris itu dengan kurang ajar melempar secarik surat yang baru saja diantarkan seorang pegawai yang ku kenali sebagai salah satu staff ku. Pekerja pria itu menatapku dengan sombong yahhhhh sayangnya tatapan itu tidak akan bertahan lama .

CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang