Bab 29. Aku si Pria Beristri

889 46 0
                                    

"Sayangnya aku tidak punya waktu".

Keningku berkerut tidak mengerti. Gadis itu hanya tersenyum samar entah kenapa kata katanya seperti menyiratkan sesuatu yang dalam.

"Sayang..".

Tiba tiba suara Reina mengintrupsi ditengah kebingungan. Untuk apa coba ..????.

"Ngapain sih disini.?"

"Aku..".

.... Ehh dimana pula dia kok ilang..?Kepala ku udah celingukan kemana tapi tu cewek aneh masih tidak terlihat jejaknya. Jangan bilang dia punya ilmu kanuragan antah berantah ..teleportasi mungkin...... Apa iya..? Tapi halaman ini terlalu luas dan.. lapang hanya perdu bunga dipojokan halaman dan itu terlalu jauh untuk jangka waktu itu berlari untuk bersembunyi. Apalagi tidak ada terdengar suara langkah tiba tiba saja ia menghilang tanpa jejak begini. Lalu pertanyaannya kenapa dia harus bersembunyi dari Reina sih..??.Mana belom selesai ngomong. Bukan ... malah gak sempat ngomong tepatnya.

"Ngapain bengong sih ..hmmm?"

Tangan Reina sudah melingkari pinggangku dengan intim, jelas saja aku jadi risih dibuatnya .

"Rei, aku rasa kita butuh bicara deh ".

"Hmmm bicara soal apa ...?"
Tangannya yang nakal mulai membuatku risih risih geli.

"Tunggu... kita harus bicara dalam kondisi normal dan fokus".

Tanganku mulai perlahan melepaskan diri dari dekapannya namun sepertinya malah menjadi bumerang bagiku . Jari lentiknya malah kini bermain didepan dadaku. Tubuhnya perlahan merapat dan makin merapat , wajahnya sudah mulai mengendus disekitar leherku. Uaseeeeemmm ni cewekkk....

SRAAAAAKKKKKKK...

Sedikit kasar menyentaknya menjauhi tubuhku. Wanita itu melotot tidak terima.

"Kamu kenapa sih, kek perjaka aja tingkahnya".

Raungan kesalnya berhasil mengusir merinding disko yang kurasakan. Bukan karena aku mulai terangsang melainkan mulai merasa makin jijik.... dan tidak nyaman. Bayangkan ... aku si bajingan yang bergonta ganti teman tidur bak berganti pakaian bisa merasakan jijik atas perlakuan makhluk yang sangat aku sukai sebelumnya malah bertingkah bak biksu tak tersentuh hasrat seksual. Terutama aku tidak ingin Gia salahpaham dengan interaksiku dengan saudaranya.

"Kita perlu bicara".

Kali ini ku pertegas suara ku dengan baik agar Reina tidak kembali bersikap  kurang ajar.

"Oke, mau ngomong apa sih..?"
"Pertama , aku ingin kamu meluruskan kesalahpahaman orangtuamu tentang hubungan kita...".

"Emang hubungan kita kenapa..?"
"Rei, kan aku udah kasih tau berapa kali aku gak minat lebih dari teman".

"Kenapa sih kamu terus ngedorong aku kayak gini. Emang aku masih kurang apa ..? gak sesuai selera kamu..??"

"Ini bukan masalah selera Rei, ini soal tanggungjawab".

"Maksudnya...?"
Aku menimbang beberapa kali namun tetap saja tidak ada pilihan lain selain jujur dengan fakta yang ada.

"dengarkan aku, terlepas dari alasan kenapa aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lebih dari teman. Aku pengen kamu lurusin kesalahpahaman yang ada oke". 

"Gak ..sayang. Kamu gak bisa kayak gini sama aku. Setelah apa yang kita lakukan bersama..?"

"Memangnya apa yang kita lakukan bersama..?"
Kening ku sampai berlipat ria karena kebingungan dengan kalimat Reina barusan.  Ku akui aku terlalu sering berbobo ria dengan bermacam jenis wanita tapi tidak ada yang tidakku ingat, Dan memori ku tidak mengingat perbuatan bejad apapun yang ku lakukan bersama Reina.

"Sayang, selama ini kamu selalu baik sama aku, setiap kali aku butuh kamu tu kamu selalu ada buat aku. Terlebih kejadian diapartemen itu kan bentuk perhatian kamu sama aku. Atau.... ada betina lain yang lebih menarik perhatian kamu akhir akhir ini ...kasih tau aku siapa dia ..?"

Tiba tiba aku merasa serba salah sekaligus salah tingkah.. kok jadi gini perkembangannya yah.. ? salahnya dimana coba ..????!!.

Seharusnya si cewek gila itu yang bertingkah begini , tapi kenapa malah dia adem ayem gitu sih.... malah si Reina yang kayak kesurupan atas dasar alasan yang benar benar menurut ku tidak masuk akal.

"Ngomong siapa dia..?"

"Rei, dengerin aku baik baik. Dari awal aku tidak pernah melakukan tindakan yang harus aku pertanggungjawabkan terhadap kamu. Terlebih jika keputusan aku nolongin kamu saat kamu kesulitan itu membuat kamu salah paham aku minta maaf. Tapi terlepas dari itu kamu tidak punya hak untuk menuntutku seperti ini."

"Terus kenapa kamu gak bisa nerima aku ..?"
Matanya sudah berembun dan siap menangis kini.

"Aku sudah menikah Reina. Dan aku tidak menginginkan siapa siapa selain wanita yang berstatus istriku itu. Jelas..?"
Reina mematung beberapa detik dengan ekspresi tak percaya diwajahnya . Tiba tiba ia terkekeh kencang sekali hingga berbalik aku yang jadi tak percaya dengan sosoknya yang kini terlihat seperti orang yang kehilangan kewarasan.

"Lio, aku .. aku tidak menyangka jika kamu malah memberikan alasan yang sangat konyol.Kamu sudah menikah..? Lalu tiba tiba aku harus mundur karena kamu tiba tiba berstatus pria beristri setelah berapa lama kedekatan kita..??"

"Aku akui aku sudah melakukan kesalahan pada istri ku. Tetapi itu bukan urusanmu. Yang jelas aku tidak pernah melakukan tindakan asusila bersamamu".

"Baiklah, anggaplah kamu melakukan kesalahan pada istri mu dan sekarang kamu ingin bertobat dan menjadi pria setia. Tapi ... sebelum kamu bisa membuktikan padaku bahwa kamu benar benar sudah menikah maka aku akan tetap meminta kesempatan untuk menjadi teman hidupmu. Sebaliknya aku akan membuktikan omong kosong mu itu tidak akan membuatku menciut dengan mudah".

"Maksud kamu..?"
Entah kenapa perempuan ini menjadi sangat menjengkelkan sekaligus membuatku lelah berdebat.

"Bawa surat nikah, saksi nikah atau apapun bukti legal yang membuktikanmu benar benar sudah menikah. Jika kau mampu membuktikan padaku. Aku berjanji padamu untuk tidak mengganggu mu lebih jauh sayang".

Suara mendayu lembut Reina semakin lama semakin membuatku mendidih.

"Kenapa aku harus lakukan itu..???"
"Karena kalau tidak, aku akan menyeretmu kehadapan pendeta kapan pun aku mau. Dan percayalah aku mampu melakukan itu".

Cup..

Reina mengecup pipi ku lembut sebelum melangkah meninggalkan ku dalam keadaan sangat sangat jengkel. Jengkel karena moment yang sudah sangat lama ku tunggu terganggu dengan kemunculan tidak penting yang bahkan menambah tegangan emosi membuat emosiku benar benar berantakan setengah mati.

".....Bangsat".

"Kak Lio..".

Key berlari kecil menuju kearahku yang masih mencoba meredam amarah. 

"Kenapa kakak melotot begitu..? Nahan boker..?"
"Enggak".

"Lah terus kenapa manyun gitu..?"
"Lah terus kamu kenapa kesini. Pengen boker..?"
"Idiihhh .. siapa juga yang pengen boker dihalaman depan rumah orang. Ngadi ngadi kadang kadang ini orang".

"Lah terus ngapain kesini..?"
"Ngitungin bulan udah punya berapa anak".

"Hehh".

"Yuk ah , papa nyariin tuh. Katanya mau pamitan pulang".

"Loh udah mau balik..?"
"Ya iya lah, kan udah pada selesai makan . Emang mau ngapain lama lama..?"
"Makin sumpek ngobrol sama kamu".

Aku ngeloyor begitu saja Key setelah meraup wajahnya sesuka hatiku.

"Ehh kak, bulu mata ku nyangkut tuh ditangan kakak".

"Biarin, ngapain juga mata ditambal tambal kek gitu. Nambah cantik juga enggak yang ada pada sawan tu jangkrik jangkrik liatin".

"Ihhh kakak jahat ihhh".

Kami akhirnya kembali memasuki rumah mewah itu namun hingga terakhir berpamitan pun Gia tidak muncul lagi hingga kami melangkah pulang malam itu. Entah gimana cara nya aku bisa bertemu dengannya lagi setelah ini. Gara gara cewek manja sialan itu akhirnya pertemuanku sia sia dan tidak memuaskan sama sekali . 


CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang