*Enam bulan kemudian.
"Mah ... kita makan yuk".
Disebelahnya Reina menyodorkan sendok penuh makanan tapi Mayumi masih asyik memandangi langit. Wajah pucatnya terlihat semakin jelas karena tak tersapu make up sama sekali.
"Gimana Rei..?"
Reina menggelengkan kepalanya dengan putus asa pada Reno yang baru saja menduduki kursi taman tepat disamping Mayumi. Reno menghela napas panjang sembari menatapi mangkuk bubur ditangan Reina yang terlihat tak tersentuh oleh Mayumi.Ia melepas jas kerja dari tubuhnya menyampirkan dengan rapi dilengan kursi disamping lalu menggulung lengan kemeja panjangnya . Reina segera mengulurkan mangkuk makanan kearah tangan Reno yang meminta alih tugasnya.
"Mah.. ingat gak... Alu sering menghabiskan waktu disini ...".
Tangannya mengaduk bubur lalu perlahan menyendok sedikit bubur itu dan menyodorkannya pada Mayumi yang berhasil ia alihkan perhatiannya dari langit.
Mayumi belum mau membuka mulutnya tetapi ia menatap Reno dengan penuh minat.
Reno dengan sabar menceritakan tentang seseorang yang dulu selalu berada ditaman ini untuk menatap langit sore maupun pagi hari. Perlahan Mayumi membuka mulutnya menerima suapan demi suapan sembari mendengarkan Reno. Sesekali ia tersenyum walaupun sebanyak itu juga Reno mengusapi airmatanya yang bergulir dipipinya.
Semenjak kepergian Aluora , Mayumi bak tubuh tak bernyawa. Ia tidak merespon apapun disekelilingnya kecuali satu nama disebutkan. Sudah berapa puluh kali dokter diundang bahkan Dokter Chen pun hanya bisa menundukan kepala saat Reno meminta saran pengobatan dari Beliau. Semakin lama semakin parah saja kondisinya bahkan untuk makan minum pun ia mulai tidak merespon.
"Apa sebaiknya kita menyerahkan kepada para ahli untuk merawatnya..?"
Pak Danu kali ini kembali menyarankan hal yang sangat Reno hindari. Demi menghindari menyerahkannya ke rawatan rumah sakit jiwa Reno bahkan rela meluangkan waktu diatara padatnya jadwal pekerjaannya hanya untuk mengurusi ibunya secara pribadi. Karena satu hal yang ia yakini , ibunya tidak memerlukan perawatan medis untuk sembuh melainkan membutuhkan dukungan dan kasih sayang orang terdekat untuk memulihkan rasa bersalah dan menyesal yang kini menggerogotinya ."Enggak Pa. Reno bisa mengurusi Mama sendiri".
"Reno, .. kamu gak bisa terus menerus menahan ibu mu . Akui lah mama mu membutuhkan perawatan..".
"Mama gak gila pa. Mama cuma merasa bersalah dan ...... menyalahkan dirinya atas meninggalnya Aluora..".
"kamu sendiri tahu jika bukan hanya itu yang membuat mama mu begini".
"Hah......".
"Papa lakukan ini untuk kebaikan Mamamu ..".
"Hahahaaa.. kayak Reno gak ngerti aja".
Celetukan lirih Reno menimbulkan kerutan di kening Danu Matshusima.
" Apa maksudmu ..?"
"Tidak apa apa, papa gak perlu khawatirkan Mama. Biar aku aja yang urusin ".Reno meninggalkan ruang keluarga dengan Danu yang menghela napas panjang. Perhatiannya kini beralih ke Reina yang masih hadir dihadapannya. Terlalu banyak hal yang berubah setelah kepergian Aluora termasuk gadis dihadapannya ini. Reina tidak lagi menjalani kehidupan seperti dulu. Malah ia terkesan menarik diri dari dunia luar begitu juga dengan mulutnya. Tidak ada keceriaan yang biasa nya ia tampilkan.
"Apa yang kamu lakukan akhir akhir ini..?"
Reina memperhatikan jemarinya yang berada di pangkuannya. Danu bisa melihat betapa kasar permukaan tangannya yang jemarinya banyak terbalut plaster penutup luka."Tidak banyak".
"Jika ingin belajar memasak , papa bisa...".
"Enggak usah pa. Reina tidak perlu bantuan apa-apa".
Gadis itu juga bangkit meninggalkan ruang keluarga. Sebagai kepala keluarga ini, ia bukannya tidak tahu jika akhir akhir ini Reina bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran dipinggiran kota. Namun demi ibu nya yang semakin memprihatinkan ia baru mau pindah bekerja disebuah panti asuhan . Ia juga menyadari jika yang terluka dan menyalahkan diri bukan hanya Mayumi melainkan Reina juga merasa ia tidak berhak untuk bahagia lagi . Ia bahkan tidak lagi menggunakan fasilitas yang dulu sering ia gunakan . Gadis ini bahkan tidak lagi menggunakan kamarnya tetapi menggunakan paviliun yang dulu ditempati Aluora. Itu pun ia lebih sering menghabiskan waktu di panti asuhan bersama Mayumi akhir akhir ini.
Lagi lagi ia menghela napasnya ...
Semakin hari ia semakin merasakan jika rumah ini, kekayaan yang ia miliki tidaklah semenarik dulu. Kini ia malah menginginkan kehangatan rumah yang mungkin saja memang tidak pernah ia miliki sejak awal .
Pagi baru saja menyingsing saat Mayumi kembali ditemukan berada diberanda paviliun. Reina menghembuskan napas lega saat menemukannya duduk menikmati matahari terbit.
"Kenapa selalu bangun pagi pagi sih Ma..?"
Reina mendekati Mayumi yang masih asyik menatapi semburat mentari pagi .Ia juga terdiam sembari memeluk ibunya yang sangat kurus. Hatinya bak direjam pisau setiap kali mengingat masa lalu nya . Kini ia bisa merasakan secuil hari yang dulu dilalui Aluora dalam hidupnya. Ia tahu tidak ada jalan keluar dari rasa bersalah yang kini ditanggung dirinya maupun ibunya. Ia juga mau gila rasanya jika saja ia tidak mengingat betapa ibunya membutuhkan perawatan. Bisa jadi saat ini dirinya lah yang termenung karena kegilaan didalam dirinya.
Setelah kepergian Aluora, ia memutuskan hubungan dengan masa lalunya termasuk Lio. Pria itiu memiliki pergulatan dengan dirinya sendiri .Terbukti ia semakin menggilai dunia kerja dan tidak memperdulikan dunia lain selain dunia mencetak uang. Beruntung baginya dan orang lain termasuk Reno mereka memiliki tempat untuk melarikan diri tetapi tidka baginya. Setelah banyak waktu yang ia lewati ia baru menyadari jika Aluora ada benarnya. Ia membuang waktu dengan percuma selama ini, bahkan ia tidak mengerti cara untuk bertahan hidup tanpa bantuan orang lain . Untuk mengejar ketertinggalannya ia berusaha membenahi dirinya dengan mendapatkan pekerjaan dipinggiran kota. Banyak hal yang ia lalui dalam waktu terakhir semakin membuatnya mengerti jika hidupnya dulu bak serangga tak berguna yang menumpang hidup .
"Rei.. Mama pengen pergi".
Reina tersentak dari lamunannya, mata nya mengerjab beberapa kali sembari menatapi wajah sang mama . Ini pertamakali Mamanya berbicara setelah kepergian Aluora.
"Mama... apa ..?"
Mayumi tersenyum lembut."Mama... pengen pergi jauh".
"Pergi..? pergi kemana..?"
"Ketempat Aluora. Mama pengen sekali ketemu".airmata Reina mengalir seiring ia menghapus airmata Mayumi. Ia juga ingin ketemu , meminta maaf padanya dan melepas rasa sakitnya penyesalan. Ia juga ingin bebas dari emosi yang mengukungnya.
"Mah....".
Ia tidak lagi menemukan kata untuk menghibur sang Mama karena ... ia juga membutuhkan kata itu untuk dirinya sendiri.
Reno hanya bisa menatapi dua orang itu menangis dari jauh . Ia memang tidak bisa meringankan beban orang lain ia hanya bisa melakukan hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk meringankan hari hari yang ia lalui kelak.
Aluora mungkin bukan orang penting tetapi ia behasil memberikan jejak luar biasa pada orang orang yang ditinggalkannya . Tidak hanya anggota keluarga tetapi orang luar juga sangat terpukul dengan kepergiannya. Contohnya Lio ..dan Frans . Siapa yang tahu apa yang dilakukan Frans di negara Switserland ..? Atau Lio yang mengabdikan diri sepenuhnya pada pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KADALUARSA
RomanceKeberadaanku tidak pernah diinginkan. Bahkan oleh ibu kandungku sendiri. Hingga nadi kehidupan ini membawaku bertemu dengan mu. Mungkin ini menjadi pelarian terakhirku Karena aku tau semuanya memiliki waktu kadaluarsa . cukup bersabar sedikit lagi...