Bab 50. Berita duka

683 45 2
                                    

Beberapa waktu terakhir terasa sangat cepat berlalu . Bukan hanya itu, tekanan luar biasa juga ku rasakan hingga aku sangat amat melupakan namanya waktu yang berlalu. Rapat rapat internal hingga kemitraan akhirnya aku bisa mengikutinya sebagai Direktur Operasional ..... Tadi nya aku hanya ingin mendepak si bangsat yang sangat tidak ingin ku sebut nama tetapi siapa sangka jika perkembangannya kini melebihi ekspektasi ku hingga dalam enam bulan setelah penggulingan Direktur HRD aku sudah dipercayakan sebagai Direktur Operasional . Selain karena memang pengaruh bos besar yang mulai menunjuk ahli waris hingga dewan direksi yang sudah lama mendukungnya pun ikut memberikan suara untuk ku. Ahh itu enaknya memiliki sendok emas.... ??!! Tidak juga, aku juga harus menunjukan kemampuan ku siang malam tanpa kenal lelah dan bahkan tidak sempat mengeluh.

Pantas saja banyak workaholic yang tanpa sadar melupakan keluarga dan orang orang terpenting disekelilingnya karena saking asyiknya dengan dunia menghimpun cuan . Karena aku juga merasakan hal yang sama.

Jadi... kalian bisa mengerti kan betapa paniknya aku saat mendapat berita jika istri ku tercinta malah melipir masuk rumah sakit dalam keadaan koma karena insiden setelah rapat besar dua hari lalu. Dan.. aku baru tahu setelah diri ini berniat bertamu ke kediaman Matshusima....

Anjirrr.. jantung ku terasa meloncat keluar dari rongga dada saat melihatnya terbaring dengan berbagai alat kesehatan menempel ditubuhnya yang bernapas dengan lemah itupun dibantu alat bantu pernapasan.

Aku hanya mampu menatapnya nanar tanpa bisa melakukan apapun dihadapannya. Hingga tak menyadari kehadiran Frans dan Pak Danu yang ternyata juga hadir diruang rawat.

Keduanya jelas terlihat kebingungan dengan kondisi ku yang terlihat membatu menatap kearah pembaringan pasien.

Frans menggiring ku menuju sofa , mendudukan ku disana walaupun mata ku maish menatap fokus kearah pembaringan.

"Kamu kenal sama Alu ..?"

"Kenal.. sangat kenal kak".

"Hmmm.. pasti Reina yang kenalin kalian...?"

"Hmmm... Gia kenapa ya ...? Kondisi nya gimana ..?"
Aku bertanya sembari beranjak mendekati pembaringan , memperhatikannya lebih dekat .Bisa ku lihat betapa pucat dan kering wajahnya, kulitnya juga terlihat terlalu kuning untuk ukuran orang sakit.

"Sebenarnya Gia sakit apa hingga kondisi nya terlihat seperti ini..?"
Entah kenapa ada rasa sakit tak kasat mata bercokol dihati ku , bahkan mungkin aku merasa marah dengan diri ku sendiri karena tidak menyadari apa yang terjadi padanya. Aku mengatakan kau mencintai nya namun kini aku semakin merasa aku tidak mengenal dirinya dengan baik. Bahkan kini aku sedikit malu dengan keantusiasanku menemuinya tadi pagi .

Dengan bangga aku ingin menunjukan keberhasilan yang kucapai pada nya. Ahh.... aku ... ternyata belum berubah jauh dari diriku yang egois semasa kami masih serumah yahh.... Rasanya perasaan ku padanya bukanlah bentuk kepedulian ku padanya....

"Ah dia emang dari kecil sudah mengalami banyak hal buruk. Jadi sangat mempengaruhi kondisinya sekarang".

"Maksudnya ..?"
Ada kerut heran saat mendapati keingintahuanku yang besar tercetak jelas dimuka ku.

"Hmmm... menjelaskan itu agak..."
"Saya rasa saya punya hak untuk tahu kak. Katakan padaku apa maksud perkataan kakak barusan".

"Hak...? Tunggu... seharusnya aku yang nanya kenapa malah kamu yang punya hak untuk tahu. Yahhh... mungkin hubungan mu dengan Reina..".

"Kenapa Reina dibawa bawa..?"
Kerutan dahi Kami sama sama semakin mendalam dan menggurat.

"Kamu .... menyatakan memiliki hak karena kamu calon suami Reina kan.. Sebagai calon kakak ipar.."

"Kakak ipar apa nya ...?".

"Kamu ...masih pacar Reina kan ..? Atau kalian udah...".

"Kak .. seperti nya ada kesalahpahaman yang belum diluruskan. Padahal sudah saya minta untuk Reina luruskan".

Tepat saat itu Reina memasuki ruang rawat.

Perempuan itu terlihat sedikit berbeda tanpa ada nya riasan tebal dan pewangi berlebihan. Terlebih kini pakaiannya terlihat lebih pantas dan jauh lebih baik dari yang biasa nya ia kenakan.

Ia sedikit kebingungan saat Frans mendekatinya dengan wajah penuh tanya.

"Apa maksud Lio dengan salah paham Rei..?"
Reina menatap ku dan Frans secara bergantian sedangkan tangannya terlihat menggenggam erat kantong kain yang ia bawa.

"Sebaiknya kalian bicarakan ini diluar. Alu memerlukan istirahat"

Pak Danu menengahi dengan suara rendah. Pria paruh baya itu mengambil kantong kain dari tangan putri nya lalu mempersilahkan kami membicarakan ini diluar ruangan dan mau tidak mau akhirnya aku mengikuti dua saudara sepupu itu keluar dariruangan walaupun aku masih ingin berada didekat Gia yang masih terpejam diam dipembaringan.

Aku menarik kursi disamping Reina yang masih menunduk dikursi . Pikiran ku masih bergumul dengan kondisi Gia yang baru ku lihat tadi jadi aku sama sekali tidak berkeinginan untuk bicara. Lagipula aku sudah meminta perempuan ini tidak lagi mengakui ada nya sesuatu diantara kami. Jelas ini bukanlah persoalan ku tetapi persoalan kejujuran yang seharusnya sudah dilakukan wanita ini sejak awal namun ternyata dibiarkan berlarut hingga menimbulkan kesalahpahaman seperti ini.

"Jelaskan padaku apa maksud Lio barusan Rei.."

Reina masih terdiam ditempatnya.

"...... kalian beneran pacaran kan.. atau hubungan ini hanya sepihak ..?"
"Kak,... aku benar benar menyukai Lio dengan tulus".
'Reina... sebuah hubungan tidak bisa dibangun dengan hanya perasaan apalagi hanya sepihak. Kamu tidak seharusnya melakukan ini".

Frans terlihat sangat kecewa dengan tindakan Reina yang cenderung memaksakan perasaannya padaku namun sekali lagi aku tidak perduli .

"Kalau kalian dari kalangan orang biasa kesalahpahaman ini tidak akan memiliki dampak apapun tetapi berbeda dengan status kalian yang ... ahh.. inti nya .. Rei... aku tahu perasaan itu tidak bisa kita atur semau kita tetapi itu juga berlaku untuk orang lain. Bersyukur hanya keluarga inti yang mengetahui kesalahpahaman ini. Bagaimana jika hal ini sudah keluar dan diketahui orang lain. Secara pribadi kamu akan menanggung rugi karena malu".

"Tadi nya aku yakin perlahan Lio akan mencintai ku kak, tapi siapa sangka jika Lio sampai saat ini tidak juga memiliki perasaan yang sama dengan ku ...".

"Lalu .....".

"Lalu , aku menemukan foto Alu sama Lio..".

kerutan ingin tahu kembali terlihat diwajah Frans sekaligus menarik keingintahuanku juga saat Reina menyebutkan nama Gia.

"...foto mereka ciuman... foto itu membuatku merasa cemburu dan sakit hati. Terlebih .... Alu ..akhir akhir ini memiliki perhatian penuh dari papa... aku merasa tidak adil dan.... ingin sedikit memberikan pelajaran".

"Jadi karena itu ... kamu menyewa para bajingan itu hmm..??"
Nada marah dan muak Frans membuat kerutan tidak mengerti diwajahku semakin dalam.

"Tadinya aku hanya ingin sedikit menakutinya ..... tapi siapa sangka kalau preman preman itu melakukannya secara berlebihan".

cicitan Reina semakin membuatku tidak nyaman.

"Kak, tolong jangan sampai papa tahu.. aku mohon"

Isak tangis Reina mulai  terdengar . Bahkan kini perempuan itu mulai berlutut dengan kedua tangan menyatu didepan kedua wajahnya memohon pada Frans yang terlihat sangat marah.

"Reina.. kamu benar benar tidak berubah yah.. Aku bahkan tidak ingin berpikir kearah sana karena terlalu menyedihkan untuk Alu. Tapi keterangan langsung dari para pelaku benar benar memukul ku telak. Kepercayaan ku pada kalian benar benar sudah hancur tak bersisa".



CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang