"Mba Mira, saya mau makan malam diruang makan saja".
Tangan Mba Mira terlihat berhenti sejenak dari menyiapkan makan malam didepan ku.
"Nona yakin..?"
"Tentu".Aku sudah beranjak bangun dan melangkah menuju meja makan. Memang semenjak kepulangan ku tadi siang aku tidak lagi menghindari penghuni rumah ini . Malah aku bertindak sebaliknya, aku berusaha untuk bertatap muka bahkan berbaur . Ternyata cukup menyenangkan melihat wajah kecut dan penuh amarah kebencian yang tersembur namun jelas tidak berani lebih jauh bertindak.
Diruang makan sudah ada pak tua dan Mayumi disampingnya. Pak tua terlihat cukup terkejut saat aku menarik kursi duduk tepat disamping kirinya yang kosong berhadapan dengan Mayumi.
"Bagaimana hari mu nak ..?"
"Cukup lancar.. oh mba Mira saya akan makan menu yang dimeja makan saja".Tangan Mba Mira lagi lagi berhenti sejenak tepat sebelum berhasil memindahkan menu yang tadi ia bawa keluar dari kamar.
"Tidak apa apa kan Mba Mira..? Biarkan sesekali ia mencicipi makanan rumah . Mungkin Alu bosan dengan makanan sehatnya".
Pak tua segera memberikan ijinnya saat melihat Mba Mira yang tertegun cukup lama.
Mba Mira kembali meletakan baki makanan ke troli makanan lalu mulai menyiapkan makanan dihadapanku .
"Heh... makan pun harus asisten yang menyuapi . Tangan mu memang tak berguna".
Ah.. akhirnya bersuara juga perempuan disamping Mayumi.
Aku tersenyum namun tidak menghentikan gerakan Mba Mira yang menyendoki makanan dan lauk pauk.
"Ah.. mba saya ingin makan ayam goreng lengkuasnya. Tidak apa apa jika tanpa kuah gulainya".
"Baik nona".
Dengan patuh Mba Mira mengambilkan makanan sesuai dengan permintaan ku termasuk segelas air putih hangat.
"Padahal aku sangat ingin makan es krim".
Sengaja bergumam tidak pelan dan tidak nyaring juga. Cukup terdengar oleh telinga semua orang yang hadir dimeja makan.
"Mba Mira, saya rasa tidak apa apa jika Alu mencicipi es krim barang sesendok bukan..?"
"Tidak mengapa asal es krimnya terbuat dari bahan alami ".
"Nah kalau begitu , Mba mira tolong disiapkan permintaan nona Alu".
"Baik tuan".
Kekehan penuh kebencian dari arah seberang tidak melunturkan senyum manis dibibirku.
Ditengah situasi yang memanas Reno turut bergabung dimeja makan. Aku tersenyum manis padanya yang mengambil tempat tepat disamping ku .
"Meriah sekali, apa aku ketinggalan sesuatu yang asyik ..?"
"Tidak juga, kami baru mau mulai kok".Kami memang saling melempar senyum tetapi tidak ada satupun yang merasa senyum tersebut mencapai hati masing masing.
"Ah.. apa asisten mu tidak keberatan memberikan kami ruang saat kita makan. Kami tidak akan meracuni makanan ataupun menerjangmu saat ia tidak ada".
Reno menyendoki makanan mengisi piring sembari meneruskan 'obrolan' dengan akrab.
"Jangan hiraukan dia, pak tua sudah menggajinya dengan susah payah untuk menjaga ku . Tidak baik rasanya jika aku mempersulit tugasnya dengan mengusirnya dari sini. Ehmmm Mba Mira minta tolong isi kan gelasku aku terlalu lemah untuk mengambil teko air ".
Mba Mira segera melakukan perintah ku sedangkan Reno terkekeh sembari mengangguk beberapa kali persis sapi mengusir serangga pengganggu. Sedangkan aku kembali melanjutkan makan ku dengan tenang. Beberapa suap sudah cukup bagiku namun aku sengaja berlama lama bersama mereka. Pak tua juga menyuap makanan dengan tenang dan teratur. Sepertinya kali ini tatakrama makan di rumah ini telah berubah karena kehadiranku. Biasa nya tidak ada yang boleh bersuar aselama menyantap makanan tetapi kali ini aku bahkan bisa berbuat sesuka hati ku . Jelas saja saat ini wajah Reina bak dilempari kotoran namun tak sepatah kata pun ia keluarkan selain cemberut hingga terlihat buruk dikursinya .
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KADALUARSA
RomanceKeberadaanku tidak pernah diinginkan. Bahkan oleh ibu kandungku sendiri. Hingga nadi kehidupan ini membawaku bertemu dengan mu. Mungkin ini menjadi pelarian terakhirku Karena aku tau semuanya memiliki waktu kadaluarsa . cukup bersabar sedikit lagi...