Bab 16. Lantai Diskotik

808 61 1
                                    

Aku berderap memasuki ruangan yang dipenuhi lampu warna warni namun tetap terkesan remang remang bagiku. Suara musik yang dipasang sangat keras membuat telingaku berdengung seketika tapi aku tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah Frans yang sudah terlebih dulu memasuki ruangan tidak jelas ini. Kening ku mengkerut tidak senang dengan kepengapan luar biasa yang ku temukan semenjak menginjakan kaki diruangan.
"Kamu tunggu disini, aku coba nyari Reno sebelah sana ya".
Frans berpesan sembari berteriak ditelingaku meminta ku menunggu didekat meja berbentuk counter dengan seorang pria yang sibuk meramu minuman minuman aneh dimataku. Aku mengangguk mengiyakan Frans langsung bergegas menaiki tangga yang mengular menuju lantai dua.
Mata ku dengan awas menatapi lautan manusia yang bergerak mengikuti hentakan musik kuat dengan penuh semangat. Padahal waktu menunjuk waktu tengah malam tetapi energi yang dimiliki orang orang ini membuat ku berkerut heran. Lima belas menit berlalu tetapi Frans tak kunjung muncul dari lantai dua, dentuman musik ditambah lampu kelap kelip menyilaukan mata membuat kepalaku pusing dan semakin pusing karena aroma manusia yang bermacam macam mendatangi sang peramu minuman. Akhirnya ku putuskan untuk agak menepi kesebuah lorong yang terlihat lebih terang. Dari sini akan lebih mudah memantau kemunculan Frans lagipula rasa nya lebih nyaman jika saja lorong ini tidak dilalui beragam pasangan yang saling menautkan bibirnya tanpa malu. Cukup jengah namun aku lebih memilih berada dilorong ini daripada ditengah kegelapan dipenuhi lampu lampu membuatku pusing dan mual.
Aku sedikit melipir dan hampir menempel didinding lorong saat dua orang berlainan jenis kembali berpangutan liar memasuki lorong. Benar benar memuakkan, bahkan tangan pria nya sudah berkerja dengan giat kesana kemari ditubuh perempuan yang hampir tidak memakai baju. Hanya tank top bertali tipis hanya menutupi payudaranya. Aku tetap memfokuskan perhatianku pada tangga menuju lantai dua memantau keberadaan Frans. Hingga tidak menyadari jika kedua pasangan tadi sudah berhenti dengan kegiatannya dan kini tengah memperhatikanku.Tiba tiba pria yang tadi mencumbu wanita kekurangan bahan pakaian tersebut merenggut dagu ku dengan kasar hingga tanpa sadar menatap tepat dimatanya.
Mata ku melotot karena terkejut dan.... Jijik. Entah sudah dimana saja tangan pria ini menyentuh tubuh wanita lain dan kini dengan kurang ajar bertengker didagu ku .
Aku menepis tangannya yang memegangiku sedangkan matanya tetap menatapiku dengan intens seperti memastikan wajahku dengan baik. Berkali kali pria itu menatapi ku lalu beralih kelantai lalu kembali ke wajahku. Wanita yang menjadi pasangannya pun memperhatikan kami dengan melipat kedua tangannya didepan dadanya yang ternyata berukuran cukup besar. Hingga semakin besar saja benda itu saat si wanita bersedekap begitu.
Tiba tiba pria itu tertawa terbahak bahak aku hanya menatapinya dengan tatapan datar dan dingin.
Wanita itu kembali memeluk manja bagian pinggang pria itu tanpa malu menatap penuh rasa penasaran padaku.
"Kenapa sayang ... Kamu kenal dia ..?".
Pria itu tidak menolak pelukan manja wanita itu tetapi sama sekali tidak berniat mengalihkan perhatiannya dari wajahku.
"Aku gak papa sih kalo kamu mau threesome ".
Aku hampir muntah mendengarnya. Aku tahu jika pergaulan pria ini memang seburuk itu tetapi aku baru menyaksikan jika kelakuannya memang sebebas ini bahkan wanita ini tidak keberatan berbagi.....
"Aku kesini untuk lupa sama kamu, tapi bahkan sampai mabuk pun kamu tetap ngikutin ya ".
Tawa Lio terdengar hambar dan ...entah kenapa menyedihkan. Aku mengerutkan kening melihat tingkah mabuknya. Dari tubuhnya pun tercium aroma minuman keras yang semakin membuatku tidak betah didekatnya.
Wanita itu terkikik sembari mulai menggeryangi tubuh Lio tanpa malu dan sungkan.
Tiba tiba Lio melepaskan tangan wanita itu dari tubuhnya dengan gerakan cepat kembali meraih daguku tanpa ku duga bibirnya bergerak dengan cepat menuju bibirku. Hangat bibirnya dan aroma minuman keras membuatku meradang seketika. Bajingan ini berani memperlakukanku bagai sampah ternyata. Ku dorong sekuat tenaga hingga tubuh Lio menjauh dariku seketika tanganku melayang kearah wajahnya tanpa ampun.
Wanita tadi terpekik terkejut dengan tangannya menutupi mulutnya matanya bergantian menatap padaku dan Lio . Wajahnya sempat terpaling karena kerasnya tamparan yan mendarat diwajahnya.
Aku menatapi nya dengan marah.
Pria ini benar benar menjijikan .
Aku berderap meninggalkannya yang masih tertawa tidak jelas setelah mendapatkan tamparan barusan. Tepat saat aku hendak melangkah keluar dari gedung Frans muncul dari belakangku . Aku hampir saja membantingnya saat Frans menarik tanganku untuk menghentikan langkah cepatku.
"Ini aku ".
Matanya menatap awas padaku yang terlihat amat waspada pada setiap gerakannya. Bukan tanpa alasan baginya untuk bersiaga saat melihat gelagatku yang bersiap melayangkan pukulan. Walaupun tubuhku kerempeng begini dulu aku sempat menjadi atlit taekwondo . Namun setelah aku terpaksa mendonorkan salah satu ginjalku untuk sang nyonya besar mau tidak mau aku tidak lagi bisa melanjutkan sepak terjang ku didunia olahraga. Aku harus puas dengan hanya berjalan santai dan bergerak hanya untuk menjaga kondisi hitung hitung sembari mengingat gerakan demi gerakan agar tidak terlupakan.
"Sudah ketemu ...?".
Frans melepaskan pegangannya pada pergelangan tanganku saat aku tidak lagi bersiap memukulnya.
"Tidak ada, hahhh kemana lagi harus nyari tu anak sih ".
"Tongkrongannya emang biasa tempat kek gini...?".
Frans tertawa saat mendapati wajah datar ku namun rasa penasaran jelas terdengar dari intonasi suara ku.
"Alu, ..gak semua anak muda tu kayak kamu. Yahh sebagian besar tempat main seumuran kita ya disini".
Aku menggelengkan kepalaku tidak setuju. Tempat seburuk ini ternyata digandrungi kaum muda untuk menghabiskan malam. Bukannya malah rugi jika menghabiskan malam dengan cara tidak manusiawi seperi ini. Bayangkan perempuan yang masuk ke gedung ini benar benar seperti fakir miskin sejauh yang ia lihat beberapa menit lalu. Rata rata hanya memakai pakaian dalam dengan semangat memamerkan lekuk tubuhnya didepan lelaki yang juga suka mencicipi kiri kanan tanpa ingat akhlak dan sopan santun.
"Nah tadi kenapa gerak dari counter depan ...?".
"Aku mual kak, mau balik aja. Lagian bukan salah ku juga kalo besok tu anak mati dipinggir jalan".
"Alu..dia sodara mu loh".
"Sejak kapan...?".
Aku melangkah lebih dulu menuju mobil thunder Frans yang terparkir tidak jauh dari posisi kami. Jika saja bukan karena Reno ketahuan menggelapkan dana perusahaan dan melibatkan Frans didalamnya aku jug tidak akan sudi berkeliaran bak kelelawar tak bertujuan begini. Toh dia tidak akan mati ditangan ayahnya . Sudah seharusnya dia bertanggung jawab akan kesalahannya namun mengingat Frans juga bakal kena imbasnya mau tidak mau aku menelan segala bentuk protesku saat Frans meminta untuk menemaninya mencari bocah kurang asupan asi itu kemari. Jika ia tidak kemari jelas ia tidak akan mendapatkan perlakuan menjijikan tadi. Aku mengambil sebotol air mineral yang tadi ku tinggalkan dimobil lalu mulai berkumur dan mencuci mulut ku hingga air itu tandas . Namun aku masih merasa jijik setiap kali kilasan kejadian itu melintas dikepalaku .
Bajingan... Bisa bisa nya dia menciumku setelah bersilat lidah dengan wanita lain . Bangsat....

CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang