"Kemarilah..".
Tenggorokan ku terasa lebih nyaman saat berbicara walaupun rasa perih masih terasa dan suaraku masih sama pelannya.
Mayumi terlihat sangat jijik bertatapan denganku namun penampilannya sungguh membuatku puas . Selain wajah wajah siaga, ekspresi Mayumi benar benar membuatku ingin tersenyum lebar untuk pertama kali. Mungkin sebentar lagi ia akan bergidik karena marah atau jijik jika selangkah lagi ia lebih dekat dengan ku.
"Apa mau mu..?"
"Hmm... kita sudah tentang sesuatu . Ini saatnya aku menagih mu .."."Oke, sesuai perjanjian. Saya sudah memenuhi kesepakatan itu dengan menemui mu kemari bukan..?"
"Oh... begitu..? Aku bahkan belum mengajukan keinginanku . Tetapi tidak ..bisa dipungkiri apa yang anda katakan itu benar. Butuh usaha keras untuk menemuiku ... didalam ruangan ..yang sama seperti.. beberapa kali kita lakukan".Kalimat panjang ini benar benar membuatku harus menarik napas panjang dengan perlahan sesudahnya. Tapi ku rasa setimpal ketika melihat roman wajah Mayumi yang hampir berubah menjadi hijau seketika.
Mayumi mengkerut marah ditempatnya , tangannya jelas terkepal erat disis tubuhnya . Reno segera menjangkau tangan ibunya lalu berusaha menenangkannya perlahan. Entah kenapa mereka terlihat seperti memperlakukan monster yang mungkin sebentar lagi akan mengamuk jika emosi nya lepas kendali. Terlihat cukup menghibur.
"...Saya tidak memiliki keinginan untuk mendengarkan apapun darimu lebih lanjut. Kesepakatan kita sudah terpenuhi".
"Oh.. baiklah... anggap saja kedatangan anda memang telah memenuhi kesepakatan kita...".
Aku harus kembali menarik napas hingga terjadi jeda cukup lama. Mayumi bahkan sudah berbalik hendak meninggalkan ruangan namun kalimat kku selanjutnya berhasil menahan langkahnya.
"...Bagaimana jika kita buat kesepakatan baru".
Mayumi tidak berbalik walaupun langkah nya terhenti.
"....Saya menawarkan hak kepemilikan ku terhadap Saham Grup Matsushima".
Kali ini Mayumi berbalik menatap ku walaupun wajahnya terlihat masam namun jelas ia tertarik mendengar kelanjutan kalimatku. Begitu juga dengan wajah wajah lain yang hadir diruangan . Tapi aku sudah terfokus pada ekspresi yang terlihat diwajah Mayumi.
"Apa yang kau inginkan sebagai ganti nya..?"
"Anda tertarik..?""Katakan, hal kotor apa yang kau inginkan dariku..?"
"Mayumi"."Tidak apa apa pak tua....istri anda sudah cukup menahan rasa kesalnya. Dan aku tidak keberatan untuk mendengar sedikit omelan".
Pak tua mulai terlihat lelah, terdengar dari cara nya menghela napas yang terdengar sangat berat .
"Saya tau tidak mudah... bagimu untuk melihat wajahku... Karena sesal yang terus anda rasakan semakin mneggerogotimu. Anda sudah sangat tidak tahan ... walaupun hanya sedetik berdekatan denganku".
"Tidak ada hal yang perlu ku sesalkan terhadapmu".
"Benarkah..?"
Mayumi mengangkat dagunya dengan arogan menantang ku yang bahkan mungkin terlihat terlalu tidak layak menerima tantangannya yang terlalu kuat.
"...Sebenarnya ...ini mungkin hal tersulit bagimu. Tetapi setimpal jika anda menginginkan posisi yang...stabil dimiliki putra sulungmu".
Terlihat Reno terkejut dengan kalimat ku barusan tapi kuabaikan dia.
"Katakan apa mau mu..?"
Gemeretak gigi nya bahkan bisa ku dengar dari nya yang terlewat kesal. Emosinya tidak main main juga ternyata. Bahkan matanya sudah mulai memerah dan melotot tidak menyenangkan melihatku yang masih tenang menatapinya sedemikian rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KADALUARSA
RomanceKeberadaanku tidak pernah diinginkan. Bahkan oleh ibu kandungku sendiri. Hingga nadi kehidupan ini membawaku bertemu dengan mu. Mungkin ini menjadi pelarian terakhirku Karena aku tau semuanya memiliki waktu kadaluarsa . cukup bersabar sedikit lagi...