Keterpurukan

1.4K 140 18
                                    

Vote dan komen:)
Selamat membaca 🤗













********
Sudah dua hari Lesti dan Richat tak pulang lagi kerumah mereka dan sudah dua hari juga Billar tak pernah keluar dari kamar. Maul sebagai penghuni lain dirumah besar itu selalu mencoba membujuk Billar untuk keluar.

Dan pagi ini Maul dibuat panik karna Billar tak menjawab ketukan pintunya seperti hari hari sebelumnya. Pikiran negatif menghantui pikiran Maul apalagi Billar tak mau makan selama dua hari.

"Bang Billar" panggil Maul mengetuk pintu kamar Billar.

"Bang jawab dong!! Jangan macem macem lu didalem" ujar Maul kembali mengetuk pintu kamar itu.

Lagi lagi tak ada jawaban dari orang yang sudah dua hari berada didalam. Maul mengambil ponselnya dan mulai menghubi seseorang untuk membantunya.

"Bang Arfan" ucap Maul setelah panggilannya tersambung kepada Arfan.

"Kenapa??" tanya Arfan dari sebrang.

"Bantu gue sekarang bang. Bang Billar masih gak mau keluar kamar dan lebih parahnya dia gak jawab suara gue kaya sama sekali. Gue takut dia nglakuin hal bodoh didalem" ucap Maul dengan memijat pangkal hidungnya karna pusing.

"Oke gue kesana sekarang" ucap Arfan memutuskan sambungan panggilan teleponya.

Grutuan terdengar dari bibir Maul karna Arfan menutup teleponya sepihak. Maul kembali mendekati pintu kamar Billar dan mencoba mengetuknya kembali.

"Bang keluar dulu yukk. Kita sarapan bareng, gue udah masak nih" ucap Maul dengan mencoba membuka pintu besar berwarna coklat itu.

"Bang lu denger ucapan gue gak sih??" tanya Maul kembali mengetuk pintu kamar itu.

Hembusan nafas kesal sangat terdengar. Kalau saja Maul sudah tak menghargai Billar lagi sudah ikut pergi dari rumah besar itu. Tapi rasa kawatirnya lebih banyak dari pada acuhnya terhadap orang yang begitu berjasa kepadanya belakangan ini.

"Apa gue dobrak aja nih pintu??" tanyanya entah kesiapa.

"Janganlah entar malah gue yang kena bogem" ucap Maul monolog.

"Tapi kalau dia mati didalem gimana" gumam Maul gelisah.

'Plllaaakkkk'

Gamparan keras diperoleh Maul dari Arfan yang baru saja sampai dengan Anna sang istri.

"Jaga mulut lu bocah" ucap Arfan.

"Gue takut bang, dia udah dua hari gak keluar kamar jangankan keluar makan aja kagak" ujar Maul dengan gusar.

"Lu gak mau coba dobrak nih pintu??" tanya Arfan.

"Pengennya gitu tapi kalau bang Billar masih hidup didalem malah gue yang kena bogem nanti" jawab Maul.

"Kamu kan bawa kunci cadangannya yang. Kenapa harus didobrak sih??" tanya Anna.

"Iya yang aku tau. Cuma mau tanya bocah ini aja" jawab Arfan dengan mengelurkan sebuah kunci dari saku celananya.

"Sialan lu bang!! Kenapa gak bilang dari tadi lu bawa kunci kamarnya, tapi bang lu dapat kunci itu dari siapa??" tanya Maul

"Dari Lesti" jawab Arfan mencoba membuka pintu kamar Billar.

'Clek'

Pintu dibuka lebar oleh Arfan dan mereka bertiga melangkah memasuki kamar dengan perlahan karna didalam sangat gelap walaupun masih pagi hari.

Berantakan.

Kesan pertama setelah Arfan membuka tirai  membiarkan sinar matahari masuk kedalam kamar. Pecahan kaca serta botol dan kaleng minuman bercecran dimana mana.

The Marriage Bond || LesLarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang