42

416 84 12
                                    

    Soonyoung terus menghubungi Jihoon sejak petang, tapi bahkan hingga pukul tujuh malam ini Jihoon tidka kunjung mengangkat teleponnya. Seowon, Mingyu, Wonwoo, dan Jun sudah ia hubungi sejak tadi. Sekedar menanyakan apakah mereka bersama Jihoon atau tidak. Dan yang terakhir bersama Jihoon adalah Mingyu. Pria tinggi itu mengatakan bahwa Jihoon berpisah dengannya saat gadis itu akan menemui Profesor Kang. Tapi sayangnya Mingyu tidak tahu alasan Jihoon menemui Profesor Kang.

   Soonyoung merasa tidak nyaman, ia khawatir jika ini juga ada hubungan dengannya. Beasiswa studinya. Jihoon bahkan tidak memberitahu dirinya jika Jihoon akan menemui Profesor Kang. Biasanya Jihoon akan memberitahu Soonyoung terlebih dahulu apapun yang akan ia lakukan. Bukan. Bukan karena Soonyoung prosesif atau terlalu protektif. Tapi itu seperti kebiasaan yang muncul tanpa diperintah. Begitupula dengan Soonyoung.

    Tapi kali ini Soonyoung merasa Jihoon tidak pernah memberitahunya. Soonyoung segera keluar dari ruangan Tuan Lee di rumah sakit, ia tidak bisa menahan lebih lama lagi. Ia segera menghubungi Mingyu dan Seowon untuk ikut bersamanya. Jangan lagi, ia merasa dejavu dengan keadaan ini. Terakhir kali ia tidak memiliki Jihoon adalah saat gadis itu terkunci digudang sekolah saat high school  dulu. Kejadian yang akhirnya membuatnya berpikir bahwa ia juga harus mulai mempertimbangkan Jihoon dalam setiap tindakan dan keputusannya.

    Kecepatan yang digunakan Soonyoung tidak main-main. Ia Harus Menemukan Jihoon Dalam Kondisi Sehat. Hanya itu yang ada dikepalanya. Bagaimanapun caranya. Ia merasa tidak memiliki petunjuk sama sekali.

    "Setidaknya aku harus menemui Profesor Kang saat ini" Seowon dan Mingyu yang menemaninya kini setuju dengan Soonyoung. Karena Profesor Kang yang terakhir kali menemui Jihoon.

    "SOONYOUNG!" Saat mereka menuju gedung forensik, Minjae tiba-tiba muncul dengan wajah penuh kekhawatiran. Tangannya menggenggam secarik kertas yang bahkan sudah lusuh. "Park Jihoon, Adikku juga menghilang"

   "Apa kau bilang?" Mingyu menatap seniornya dengan wajah tidak percaya. Ia merampas kertas itu. Isinya cukup singkat, namun Mingyu dan Minjae tahu makna dari tulisan itu. 'Maaf, tolong jangan membeciku hyung'

   "Damn it! Apa ini ada hubungannya dengan Daehyun?" Seowon merasa ini menjadi satu clue untuk mereka. "Mingyu-a, hubungi Wonwoo sekarang. Apakah dia bisa menghubungi Park Jihoon? Kau bilang mereka cukup akrab kan?"

   "Tapi bagaimana bila Wonwoo ikut terseret dalam masalah ini?"

   "Akan kupastikan tidak akan ada korban lain disini" Soonyoung yang sejak tadi diam kini mulai terbakar emosi. Ia tidak akan pernah membiarkan orang lain mengusik kehidupannya dan orang-orang disekitarnya.

.

.

.

    Ruangan Profesor Kang terbuka lebar. Nampak bekas pergulatan disana. Dan yang membuat Soonyoung semakin marah adalah ia menemukan sengatan listrik milik Jihoon didekat pecahan vas bunga. Sialan! Dimana Jihoon?

   Ada darah dipecahan vas itu, tapi ia tidak tahu sepertinya itu bukan milik Jihoon. Ia paham betul, justru Jihoonlah penyebabnya. Defens. Tapi dimana gadisnya sekarang?

  Darimana lagi ia harus mulai mencari Jihoon?

   "Kita masih belum bisa melaporkan ini kepolisi, karena-"

    "Ya Kim Minjae! Bukankah ayahmu petinggi kampus ini? Tidakkah kita bisa melihat rekaman CCTV  itu?" Mingyu menunjuk CCTV   yang terletak diujung lorong ruang Profesor Kang.

    "Kau benar. Harus Bisa" Minjae segera mencoba menghubungi bagian keamanan. Harusnya bisa. Seowon yang sejak tadi diam kini menatap Minjae dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ia mendekati Minjae yang memisahkan diri untuk menghubungi beberapa orang. Sedikit ragu namun akhirnya Seowon memilih mendekati Minjae. Menyentuh lengan seniornya itu dengan perlahan hingga atensi Minjae akhirnya tertuju pada Seowon.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now