Jihoon memilih menceritakan semuanya pada Soonyoung. Semua hal yang ia alami hari itu Jihoon ceritakan. Kecurigaan mereka akhirnya terkerucut pada beberapa hal. Tapi mereka tidak bisa membuktikan dugaan itu karena hanya sebatas akun sosial media. Meskipun seorang stalker dapat dilaporkan jika sudah melebihi batas, terutama pasa produser seperti Jihoon.
"Berjanjilah padaku untuk mengatakan segalanya jika terjadi sesuatu padamu. Apalagi mengenai Park Jihoon dan pria yang mengikutimu. Dan Daehyun"
Tiba-tiba notifikasi ponsel Jihoon muncul nama perusahaan yang sedang menaunginya dibeberapa project lagu muncul. Cukup aneh, mengingat ini sudah tengah malam dan masih ada panggilan dari pekerjaan.
Dengan malas ia mengangkat panggilan telepon itu. Ia segera membuka ponselnya dan melihat berita terbaru di beberapa sosial media yang menyebutkan dirinya. Beberapa video saat ia high school muncul dengan cepat dengan beberapa editan yang jelas berbeda dari faktanya. Mereka kembali membawa-bawa Eunbi dalam berita itu. Dan bahkan nama Hayoung juga muncul disana.
"Sial!" apa ini? Selama ini ia selalu bekerja dengan profesional dan mengesampingkan hal-hal tidak penting seperti ini. Tapi bahkan berita dirinya yang ketahuan berjalan berdua dengan Chanyeol tidak luput dari pemberitaan. Apakah dirinya kini tengah menjadi magnet berita negeri ini?
"Pantas saja kantor meminta klarifikasi. Brengsek, aku akan menemukan siapa dalang dari berita ini" Jihoon berbicara dengan wajah begitu tenang, namun matanya benar-benar memancarkan keinginan kuat untuk menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya.
"Kau harus berhati-hati, Ji. Aku dan yang lain akan membantumu" Soonyoung memberikan kecupan kecil dipelipis Jihoon. Mencoba merilekskan Jihoon.
.
.
.
Jihoon selama ini tidak pernah merasa dirinya adalah seorang public figure , rasanya terlalu berlebihan untuknya yang hanya sekedar membuat sebuah lagu sebagai hobby bukan pekerjaan tetap. Tapi pagi ini benar-benar membuktikan bahwa dirinya lebih dari itu. Berbagai macam wartawan memenuhi lobby kampusnya, padahal dirinya hanya berniat memberikan beberapa dokumen pada Profesor Kang untuk kemudian melanjutkan ke kantor agensinya dan menyelesaikan semua ini. Dia benar-benar cukup kesulitan untuk menembus kerumunan wartawan itu.
Orang-orang itu segera mengepungnya dan memberinya banyak pertanyaan. Ekspresinya yang begitu tenang mengundang semakin banyak pertanyaan. Dan Jihoon akhirnya memilih membuka suara. "Kita bicarakan ini di agensi saya. Tolong hargai privasi saya, maka saya akan menghargai etos kerja saudara sekalian. Saya akan dengan senang hati menjawab pertanyaan kalian, tapi ditempat yang tepat. Dan tentu bukan disini, tempat perkuliahan saya. Terimakasih"
Seluruh pasang mata benar-benar emgarah padanya. Ada beberapa yang mendatanginya untuk meminta tanda tangan karena baru menyadari jika dirinya adalah seorang Lee Woozi, tapi tidak sedikit juga yang mencibirnya.
Segerombol wanita kakak tingkatnya yang sedang menjalani masa awal koas nampak menghadang jalannya. Termasuk Minki, senior yang sepertinya tidak pernah lelah mengganggunya.
"Sepertinya artis kita ini sedang sibuk sekali" bibirnya yang berlapis lipstik merah maroon itu nampak menggoda untuk Jihoon tampar kuat-kuat. "Jadi apa kau sudah memberikan klarifikasi, Woozi-ssi?"
Jihoon yang sejak tadi diam kini balas menatap satu persatu wajah didepannya. Dan beralih kedalam mata Minki. Ia terus menatap wajah itu tanpa memberikan respon yang berarti.
"Oh apa sekarang kau dalam mode 'no comment' seperti para artis lainnya?" suara sahutan itu menggelitik telinga Jihoon.
"Atau kau kini bisu? Tepatnya pura-pura bisu dihadapan wartawan?" suara lainnya itu nampak benar-benar menggoda Jihoon. Dengan cepat Jihoon menarik lembar buku yang sepertinya salinan tugas akhir milik salah satu dari mereka yang sejak tadi mereka genggam. Kemudian menorehkan tanda tangan di covernya dengan nama entertain nya. Lalu mengembalikkan dengan senyum tak sampai mata.

YOU ARE READING
Drama (Squel of Mask) GS
FanfictionJihoon tidak ingin menebak apa yang terjadi antara dirinya dan Soonyoung. Dia tidak cukup percaya diri untuk menjadi prioritas Soonyoung selamanya. Mungkin kebekuan di hatinya telah mencair, tapi bukan berarti ia mampu percaya seutuhnya pada Soonyou...