35

601 94 4
                                    

      Meskipun masalah artikel itu sudah selesai, bukan berarti para penggosip itu ikut diam. Justru berita yang tersebar semakin miring dan jauh dari kenyataan. Bukan Jihoon dan Soonyoung ingin ambil pusing, tapi semakin lama telinga mereka juga cukup gatal. Tidak hanya Jihoon dan Soonyoung saja, tapi Seowon, Minggyu, Jun dan Wonwoo juga jadi terbawa-bawa. Dan Seowon yakin bahwa kedatangan pria masa lalunya yang saat ini berdiri begitu kokoh di lobby sana akan menunjang berita-berita miring tentang mereka.

     Pria tinggi dari masa lalunya itu berdiri tegap diujung lobby kampusnya. Memperhatikan dengan teliti seperti mencari seseorang. Seowon melihatnya dari lantai dua. Bahkan hanya dengan jaket dan topinya, Seowon tau identitas pria itu. Tapi bahkan hingga sepuluh menit berlalu Seowo. Tidak kunjung turun dan menemuinya. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan pria itu. Hatinya telah mantap jika ia diminta kembali berhadapan dengan pria itu. Seowon tidak lagi ingin goyah akan masa lalunya, ia ingin fokus pada masa depannya.

     Dibawah sana, Minjae nampak mendekati pria masa lalunya dengan tenang. Keduanya berhadapan dengan kepala terangkat penuh. Seowon tidak mengerti, dari sekian banyak orang mengapa lagi-lagi Minjae yang muncul ke kehidupannya. Maniknya membulat saat keduanya mulai saling mendorong bahu satu sama lain.

    "Berhenti" kedua pria itu sontak menatapnya cepat. Raut berbeda tertera diwajah keduanya. Minjae dengan wajah khawatirnya dan pria itu dengan wajah bahagia memujanya.

    Seowon mengambil langkah lebar mendekati keduanya. Tapi tubuhnya dengan cepat dipeluk erat oleh pria masa lalunya.

   "Aku merindukanmu Seowonie" Manik Seowon berada pada satu garis lurus dengan Minjae, mencoba mengatakan bahwa ia mampu mengurus dirinya sendiri. Dengan cepat ia mendorong jauh pria dihadapannya dan menatapnya datar.

    "Apa yang kau lakukan disini"

    "Seowonie aku-"

    "Kita tidak punya urusan apapun. Jadi pergilah"

     "Seowon-"

     "Dia memintamu pergi, jadi pergilah dengan baik-baik"  Kali ini suara Soonyoung yang menyahut. Pria itu hadir bersama Jihoon, Mingyu dan Junhui.

    "Aku tidak memiliki urusan denganmu" pria itu membalas ucapan Soonyoung dengan tidak senang. Ia tidak suka ada orang lain yang ikut campur pada urusannya dan Seowon. Tapi tidak dengan Seowon.

    "Hyung, pergilah" final. Seowon melangkah pergi darisana diikuti Jihoon, Jun, dan Wonwoo. Sedang Soonyoung, Mingyu, dan Minjae masih disana. Menatap pria itu dengan tatapan tak bersahabat seakan menanti pria itu angkat dari kampus mereka.

     Dengan dengusan keras pria itu pergi dan menatap satu persatu wajah didepannya, seakan mengingat wajah-wajah itu untuk memberi perhitungan. Bukan, dia bukan pria yang mudah tersulut emosi jika tidak menyangkut Seowon. Tapi teman-teman pria yang dicintainya itu ternyata telah membangun benteng yang sangat tinggi dan tebal diantara dirinya serta Seowon. Membuatnya cukup kesulitan untuk bertemu prianya.

.

.

.

    Melihat pria itu pergi, Soonyoung kemudian mengalihkan perhatiannya pada Minjae. Memandang lurus mata sang senior.

    "Sunbaenim tidak perlu khawatir. Kami mampu menjaga teman kami sendiri. Jadi lebih baik.." Soonyoung mengedarkan maniknya ke wajah dan luka-luka Minjae yang terlihat jelas sekilas lalu kembali menatap mata sang senior "Sunbaenim fokus pada diri sendiri"

.

.

.

      "Aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu khawatir padaku" keluh Seowon saat teman-temannya masih mengikuti langkahnya ke cafetaria.

     "Kita lapar. Bukan khawatir" Wonwoo mengambil langkah lebih cepat dan berjalan di depan Seowon untuk mengambil alih sebuah meja panjang di sana. "Jihoon-ah. Titip americano" gadis ramping itu langsung meletakkan kepalanya di meja setelah melepas kacamata. Dia mengantuk. Ponselnya tiba-tiba dipenuhi chat room berisi sebuah link dari teman-teman kampusnya. Mereka bilang ini penting.

    Kepalanya langsung terangkat dan tubuhnya menegak cepat ketika melihat video yang terdapat didalam link itu. 'Sialan' desisnya.

   Itu video saat dirinya dan Jihoon masih murid high school. Jika dirinya tidak salah ingat itu adalah kejadian saat salah seorang adik tingkat mengatakan hal yang tidak-tidak pada Jihoon ketika berita pertunangan Jihoon dan Soonyoung tersebar. Video itu hanya menampilkan adegan saat Jihoon menggertak dan mendesak adik tingkatnya itu untuk meminta maaf. Dan memang pada saat itu Jihoon sedikit menggunakan fisik untuk membalas adik tingkat mereka dan disana telihat dirinya yang hanya diam dan tidak melerai. Baru video itu mati. Dan sialannya adalah orang-orang sudah terlanjur berasumsi buruk pada Jihoon dan dirinya karena tidak berusaha melerai Jihoon. Cemooh dan kutukan terlihat memenuhi kolom komentar video itu.

    Ia segera bangkit dan menyusul Jihoon. Memberitahu berita terbaru padanya. Manik Jihoon mendingin melihat berita tidak bermutu. Tapi hal yang membuatnya geram adalah temannya sudah dibawa-bawa. Sangat-sangat pengecut menurutnya.

    "Tetap angkat dagumu" hanya itu kata yang diucapkan Jihoon pada Wonwoo.

     "Bagaimana dengan Soonyoung?" langkah Jihoon berhenti didepannya. "Kalian baru saja bersama, maksudku, kalian-"

   "Jika dia mencintaiku, dia akan berusaha melindungiku"

   "Lalu kau?" kali ini Jihoon berbalik dan mendekat pada sahabat tingginya itu. Mendongak dan menatap tepat di manik Wonwoo.

   "Bagian mana dari sikapku selama ini yang menunjukkan aku tidak mencintainya? Kau mengerti betul sifatku" lalu dipeluknya Wonwoo. "Jangan jadi bodoh karena panik. Kau sangat mengerti aku Wonu-ya"

.

.

.

    Park Jihoon meremat ponselnya kuat-kuat sebelum ia banting ke arah wanita yang lebih tua darinya itu.

   "Kau bilang kau tidak akan menyentuh Wonwoo noona! Tapi ini apa? HAH?" Ia sungguh marah. Ia sama sekali tidak ingin noona nya itu terkena imbasnya.

    "Kalau begitu katakan pada noona mu untuk menjauhi Lee Jihoon sialan itu. Beres bukan?" wanita itu masih sibuk mengasah kukunya hingga berbentuk cantik saat Jihoon mendobrak pintu kamarnya kasar.

    "Noona, kau tau aku akan lakukan apapun untukmu. Tapi tolong jangan menyentuh Wonwoo noona walau hanya sehelai rambutnya" ia berusaha memohon pada wanita itu. Namun tak ada raut peduli disana. Wanita dengan rambut pendek itu berjalan kearah cermin dan nampak membenahi penampilannya yang terlihat manis. Rok pendek dengan sweater pink membuatnya sangat menggemaskan. Kemudian ia membawa langkahnya kearah Jihoon dan duduk dipangkuan pria yang lebih muda darinya itu.

    "Kau bilang kau mencintaiku, Park Jihoon" jemarinya menelusuri wajah pria muda itu. "Aku bahkan sudah membiarkanmu mendekatiku. Sebagai balasannya, kau harus membantuku. Oke?" dikecupnya pipi chubby Jihoon dengan lipstik nude favoritnya.

   "Aku mencintaimu tapi bukan berarti kau bisa melakukan ini padaku, noonna"

   "Hey, aku bahkan tidak mengganggu keluargamu, sayang" diraihnya dagu Jihoon agar menatap matanya.

    "Bahkan Wonwoo noona lebih dari keluarga untukku" lirihnya. Ia begitu khawatir jika sudah berhubungan dengan Wonwoo. Bagaimanapun gadis itu adalah orang yang penting untuknya. Lebih dari sekedar noona. Dan lebih dari keluarga. Bahkan jika harus memilih antara keluarga atau Wonwoo, Jihoon akan dengan tegas memilih Wonwoo dalam prioritasnya.

.

.

.

HAPPY NEW YEAR!!! ฅ'ω'ฅ ≧∇≦
AKU AKHIRNYA UPDATE SETELAH SEKIAN PURNAMA!!!

SEMOGA SEGALA IMPIAN KITA DI TAHUN INI TERWUJUD YA 😍😍😍😍

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now