43

614 93 15
                                    

WARNING!!! 18+!!

YANG SADAR UMUR, MOHON MUNDUR

AKU TIDAK BERTANGGUNGJAWAB ATAS APAPUN, KARENA TELAH MEMBEIR PERINGATAN!!!

.

.

.


     "Hai juga, Daehyun-ah"

.

.

.


   "Sepertinya kau tidak terkejut sama sekali" Daehyun kembali menegakkan tubuhnya. Ia menatap Jihoon penuh selidik.

   "Kau mencurigaiku? Bukankah disini aku yang menjadi korban?" Sebelah alis Jihoon terangkat menggoda. "Jadi, kau pelacurnya?" raut wajah Daehyun nampak tidak nyaman. Ia menatap Jihoon penuh kebencian.

   "Park Jihoon, keluarlah-"

   "Biarkan adik kecilmu disini Daehyun-ah. Dia harus tahu apa pekerjaanmu sebenarnya" Jihoon membasahi bibir bawahnya dengan sedikit seksual. "Apa menyenangkan menjadi pelacur seorang profesor, Daehyun-ah?"

   "Kenapa? Kau juga menginginkannya?" gadis dengan pakaian minim itu mendudukkan dirinya dipangkuan Jihoon. Tangannya membuka kancing kemeja Jihoon hingga bentukan payudaranya terlihat. "Kau masuk kriteria yang dicari jika kau ingin tahu"

    Stoic face itu menyelamatkan Jihoon. Sekuat tenaga Jihoon menekan rasa traumanya. Kali ini, kali ini ia harus mampu menghadapinya. Ditatapnya manik Daehyun. "Aku tidak bisa untuk menjadi murahan sepertimu. Bahkan bermain dengan suami orang"

   "Tapi kau bermain dengan kekasih saudaramu sendiri"

   "Ralat. Tunanganku. Apa salahnya bermain seperti itu dengan pasangan sendiri?" jemari Daehyun mulai menyentuh kulit dada Jihoon. Berputar-putar dekat payudaranya. Jihoon beberapa kali mengedipkan matanya berusaha untuk tenang. Meskipan raut wajahnya tetap tak terbaca dan justru nampak menantang.

    "Noona, apa yang kau lakukan?" Dibelakang sana. Park Jihoon nampak pucat dan tidak percaya apa yang ia lihat. Daehyun memutar bola matanya malas. Ia kembali berdiri tegak ia mentap pria muda itu remeh.

   "Kau terlalu polos sayang. Dan terimakasih, karena kau telah membiarkanku memanfaatkanmu" Jihoon berusaha menarik atensi adik kelasnya itu. Maniknya mencoba berbicara pada pria itu untuk membantunya pergi darisana. Disini sangat berbahaya untuk pria polos itu. "Tugasmu selesai sampai disini, Park Jihoon. Terimakasih telah membantuku"

   Seorang pria yang ia kenal sebagai Yongjoon datang dan merampas ponsel adik kelasnya itu. Kemudian mengikatnya sama seperti Jihoon. "Dan sekarang, saatnya pertunjukkan Jihoonie. Temanku tersayang, kau harus memperhatikan dengan baik agar dapat mempraktekkannya. Oke? Aku tahu kau pintar" dikecupnya leher Jihoon dengan lipstik merah menyalanya. Jantung Jihoon berdegup kencang, ia tidak suka ini. Ia takut tidak dapat mengontrol traumanya.

    Rasa takut dan marah itu tiba-tiba bercampur menjadi satu. Maniknya menatap tanpa arti pada Daehyun. Sudut bibirnya terangkat. "Jalang tetaplah jalang"

   "Ohoo, sudah kuduga. Temanku ini benar-benar bernyali"

   "Try me" dagu Jihoon terangkat tinggi. Daehyun menjauh dan menyuruh Yongjoon menyentuh Jihoon tepat didepannya.

   "Kau berhutang nyawa padaku jika kau lupa" Jihoon berbisik tepat ditelinga Yongjoon. Manik lelaki itu nampak goyah dihadapan Jihoon. "Jika tidak ada aku, adikmu pasti mati saat itu"

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now