30

654 98 0
                                    

Jun mengerutkan keningnya melihat seniornya datang dengan perban di beberapa bagian tubuhnya dan jalan yang sedikit tertatih. Seingatnya beberapa hari yang lalu seniornya itu masih baik-baik saja. Dokter muda dengan pakaian khas yang sama dengan beberapa temannya itu nampak sibuk mencatat beberapa hal dalam rekam medis seorang pasien di bangsal UGD. Jun berniat menemui Minjae tapi ia urungkan saat suara Mingyu memanggilnya dari pintu masuk UGD. Mereka memang berniat menyusul Jun untuk pergi makan bersama. Namun sepertinya tidak hanya dirinya yang menatap teman-temannya, tapi juga Minjae. Seniornya itu nampak memperhatikan teman-temannya. Tapi tunggu bukan Jihoon yang ditatap Minjae, tapi Seowon yang hari ini datang dengan hoodie warna hitam dan wajah datar tanpa senyum.


    "Apalagi ini" bisiknya pada diri sendiri. Dengan cepat ia beranjak menemui teman-temannya. Ia berjalan didekat Seowon dan mencoba bertanya. "Ada apa dengan kalian?" Seowon hanya diam menatap Jun. "Kau dan Minjae sunbaenim"

   "Tidak ada"

    Ia menghela nafasnya berat. Akhir-akhir ini terlalu banyak hal yang terjadi, terutama sejak kedatangan Minjae disekitar mereka. Ia berdecak kecil dan berlari menyusul teman-temannya yang sudah beberapa didepannya.

.

.

.

      Sejak Jihoon mengatakan ia diikuti seorang pria, Soonyoung sama sekali tidak pernah membiarkannya pergi sendirian. Setidaknya ia akan meminta salah satu dari teman-temannya untuk menemani Jihoon ketika dirinya ada keperluan lain. Tapi ia sangat bersyukur Jihoon tidak pernah membantah, mungkin hanya mengeluh beberapa kali saat Jihoon rasa Soonyoung sedikit berlebihan.

   Seperti saat ini, ia hanya ingin pergi ke gedung mikrobiologi untuk menemui Profesor Ong yang kebetulan sedang ada perlu di sana. Dan gedung itu hanya beberapa meter dari cafetaria tempat mereka berkumpul saat ini yang bahkan lobbynya terlihat dari tempat mereka duduk. Tapi Soonyoung memaksa untuk ikut menemani Jihoon. Bukan Jihoon tidak ingin ditemani, hanya saja pertemuannya dengan Profesor Ong pasti akan lama dan memakan waktu tidak sebentar. Jihoon tidak ingin Soonyoung kebosanan disana, lagipula pria itu juga sedang sibuk merevisi tugas akhirnya yang seperti jalanan desa penuh liku.

   "Aku hanya pergi sebentar, Soonyoung. Kau bahkan dapat melihat lobby nya dari sini"

   "Aku tetap mengantarmu"

   "Sekali kubilang tidak, tetap tidak. Kau diam disini dan lanjutkan pekerjaanmu" Jihoon segera beranjak pergi sebelum Soonyoung menyusul.

    "Tunggulah disini, Soon. Jihoon hanya akan bertemu Profesor Ong" Seowon yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Ia bosan melihat temannya itu selalu bertengkar untuk hal yang sama setiap hari.

   "Jika terjadi sesuatu padanya-"

   "Dia bahkan memiliki mulut yang tajam dan kemampuan bela diri untuk menjaga dirinya sendiri"

   "Tidak menjamin dia akan baik-baik saja, kan?"

  "Kalau begitu kau bisa mengikatnya untukmu sendiri. Ikuti saja Jihoon kemanapun seperti seekor anjing mengikuti tuannya" kali ini manik Jun dan Mingyu ikut menatap Seowon tidak percaya. Ada apa dengan temannya ini, mengapa bicaranya sekasar ini. Mereka yakin, Soonyoung tidak akan tinggal diam.

  "Tutup mulutmu Lee Seowon! Sepertinya kau tidak dalam mood yang baik hari ini"

  "Oh ya? Aku hanya memberimu saran"

  "Kau bahkan tidak bisa memilih orang yang tepat untuk kau cintai, dan kau sekarang memberiku saran yang tidak berguna. Kau sepertinya perlu belajar lebih banyak Lee Seowon" saat itu juga Seowon beranjak pergi dari sana.

   "Tidakkah kau keterlaluan Soonyoung-ah?" Jun berusaha membuyarkan keheningan yang terjadi beberapa saat setelah Seowon pergi. Ia menatap Soonyoung yang juga terus berdiam diri setelah berkata demikian pada Seowon. "Soon"

   "Ugh!" Mingyu meringis melihat Soonyoung membiarkan kepalanya jatuh menghantam meja, bahkan suaranya terdengar menyakitkan. "Aku tahu. Aku terlalu kasar pada Seowon"

   "Dan terlalu posesif pada Jihoon" imbuh Jun.

   "Tapi Seowon yang memulainya" ia mengangkat kepalanya dengan cepat dan menatap teman-temannya. "Ucapannya terlalu kasar hari ini"

     "Mungkin moodnya sedang buruk. Kulihat sejak tadi ia terus diam, dan mungkin pertengkaran kecilmu dan Jihoon membuatnya jengah"

     "Aku hanya khawatir pada Jihoon. Dan... ya, sepertinya aku harus bicara pada Seowon setelah ini" Soonyoung mengusap wajahnya kasar. Seharusnya ia tahu Seowon juga sedang sensitif akhir-akhir ini.

.

.

.

    Bagaimana bisa Soonyoung mengungkit hal itu lagi. Rautnya mengeras dan manik yang berusaha menahan air mata. Berjalan dengan emosi memenuhi kepala dan hatinya. Ia bahkan tidak tahu ada apa dengannya hari ini. Sejak pagi moodnya benar-benar buruk. Kejadian kemarin membuatnya tidak tenang.

   "UGH!" seseorang terjatuh setelah tidak sengaja menabraknya. Buku-buku orang tersebut jatuh tercecer. Ia sudah akan membantu mengumpulkan buku-buku tersebut sebelum seorang laki-laki lain datang lebih dulu.

   "Daehyun noona, apa kau tidak apa-apa?" gadis yang dipanggil Daehyun itu mengangguk kecil dan tersenyum tipis pada laki-laki yang datang membantu.

    "Maafkan aku" Seowon akhirnya berbicara dan ikut berjongkok membantu mengumpulkan sisa kertas-kertas yang juga berserakan didekat kakinya. Kedua orang itu langsung menoleh ke arah Seowon.

    "Aku juga minta maaf tidak sengaja menabrakmu" gadis itu membenarkan letak gantungan kunci bebek di tas jinjingnya kemudian membungkuk beberapa derajat kearah Seowon sebelum kembali menghadap laki-laki disebelahnya. "Aku tidak-apa-apa. Kembalilah ke gedungmu, noona juga akan kembali ke kelas"

    "Eum. Hati-hati noona" laki-laki itu menatap kepergian gadis itu dengan senyum yang terus merekah dibibirnya. Sebelum menatap Seowon dan sedikit membungkuk lalu berbalik pergi.

   "Tunggu" langkah laki-laki itu terhenti mendengar suara Seowon yang sepertinya ditujukan untuknya. Ia berbalik dan memiringkan kepalanya bingung. "Park Jihoon?"

    Seowon berujar ragu. Memorinya sedikit mengingat laki-laki ini yang datang bersama Mingyu pagi itu. Jika iya, berarti dialah adik Minjae yang dimaksud Mingyu. Orang yang seharusnya ia waspadai seperti yang dikatakan Minjae dan Mingyu. Maniknya membulat saat laki-laki itu tersenyum manis padanya.

    "Nde. Lee Seowon sunbaenim. Akhirnya kita bertemu, kan?"

.

.

.

    Ia menatap dirinya dicermin dan merapikan sedikit rambut dan pakaiannya. Dua jam lebih ia berbicara dengan Profesor Ong tentang banyak hal. Bahkan dosennya itu sempat curhat padanya jika tidak ia ingatkan maksud dan tujuan mereka bertemu. Ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Soonyoung disana. Sebenarnya itu panggilan ke sepuluh dari Soonyoung jika ia tidak salah hitung. Ia mengangkatnya dengan pasrah. Pria itu menanyakan mengapa dirinya bisa begitu lama bertemu dengan Profesor Ong, serta tidak mengangkat panggilan darinya. Astaga! Bahkan hanya bertemu dengan Profesor Ong saja Soonyoung mengeluh.

   "Iya aku turun. Tunggu aku di cafetaria" Ia memutus cepat panggilannya dan melempar ponselnya ke tas begitu saja.

    "Lama tidak bertemu Jihoonie" sapa seorang gadis dibelakang Jihoon. Gadis itu berambut pendek dengan poni lucu yang membingkai wajahnya. Tangannya penuh buku dan suara nyaring dari gantungan kunci bebek di tas jinjingnya.

.

.

.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now