47

304 53 5
                                    

   Soonyoung mulai tidak terlalu aktif dalam perusahaan Tuan Lee. Bagaimanapun ia harus menjalani masa koasistensinya bersama Jihoon. Mau tidak mau Tuan Lee sendiri yang turun tangan. Tidak sedikit kolega yang menanyakan kehadiran Soonyoung di berbagai macam meeting, pasalnya Soonyoung dikenal aktif dan cerdas. Pria itu diunggulkan diberbagai diskusi dan dialog transaksi. Namun dengan senyum lebar dan bangga Tuan Lee mengatakan Soonyoung sedang menjalani koasistensi dengan putrinya, Jihoon.

  Tuan Lee menepati janjinya dengan tidak mengusik kehidupan Jihoon. Mungkin ia hanya butuh beberapa berkomunikasi dengan Soonyoung. Hubungan Jihoon dengan Tuan Kwon dan Yeji juga sangat baik. Gadis muda itu beberapa kali menghubungi Jihoon hanya untuk sekedar menanyakan kabar atau mengajak makan bersama.

  Seperti saat ini, Yeji sedang menelpon Jihoon saat jam makan siang. Meskipun Jihoon masih belum bisa istirahat tapi Jihoon berusaha mengangkat telponnya.

  "Siapa?" Daniel berbisik pada Seowon yang kebetulan sedang satu kelompok kecil dengan Jihoon. Mereka berempat berkesempatan mendapat supervisor Dokter Seohyun yang menjabat sebagai chief residen di gawat darurat. Sedangkan kelompok lain bersama dokter Yonghwa, tangan kanan Dokter Seohyun.

  "Kwon Yeji, adiknya" Daniel mengerutkan dahinya.

  "Kwon? Adiknya?"

  "Adik Soonyoung. Adik Jihoon" Alis Daniel semakin mengerut dalam.

  "Apa hubungannya Jihoon dan Soonyoung? Maksudku- aku tau rumor tentang mereka. Tapi, aku tidak pernah tau hubungan mereka yang sebenarnya" kini giliran Seowon yang menatap Daniel dengan alis mengerut.

  "Kenapa kau ingin tau?"

  "Memang kenapa?"

  "Setauku mereka sudah bertunangan" itu suara Jinhyuk. Laki-laki tinggi menjulang itu datang setelah mengantar Dokter Seohyun ke ruangan residen. Daniel menoleh cepat pada Seowon, meminta kepastian. Tapi temannya itu mengangguk kecil.

  Reaksi Daniel yang mendadak diam menarik perhatian Seowon, terutama saat wajah menegang Daniel tidak luput dari Seowon. "Kenapa?"

Ekspresi wajah Daniel berubah cepat. Kembali seperti sebelumnya dengan senyum lebar. Kepalanya menggeleng, kemudian wajahnya cemberut. "Kukira aku masih ada kesempatan" ia menghendikkan bahunya lemas. Seolah tersakiti, Daniel menunjukkan ekspresi sedih. Tapi Seowon tau, itu bukan hal benar-benar diekspresikan Daniel.

.

.

.

Soonyoung mulai jengah. Tidak hanya sekali dua kali ia melihat Daniel dengan sengaja mendekati Jihoon. Meskipun mereka tidak bertemu setiap saat, tapi Soonyoung tau bahwa teman koas nya itu memiliki niatan lain pada Jihoon. Maniknya sering mengikuti pergerakan Daniel yang terus menempeli Jihoon kemana-mana. Sering mengajak Jihoon berbicang entah tentang materi, pasien, atau bahkan hal lain seperti mengajak makan dan lainnya.

  Kali ini Soonyoung sengaja menghampiri Daniel saat pria itu baru saja keluar dari radiologi. Setidaknya ia harus berbicara pada Daniel.

  "Oh, Soonyoung-ah. Ada apa?"

  "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Bagaimana jika kita sekalian makan atau minum kopi?" Daniel menghela napas lelah.

  "Aku buru-buru Soonyoung, aku sedang ditunggu Dokter Seohyun untuk hasil MRI ini. Bicara sekarang saja, tak apa" tangannya mengangkat lembar administrasi radiologi. Soonyoung mengangguk kecil lalu memberi atensi penuh pada Daniel.

  "Apa kau menyukai Jihoon?" Daniel terdiam dalam beberapa hitungan sebelum menaikkan alisnya bingung pada Soonyoung. "Aku tau daniel-ah. Kau menyukainya. Caramu menatapnya sama seperti aku menatap Jihoon"

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now