12

925 148 10
                                    

       Jihoon barusaja mendudukkan dirinya disofa ruang tengah saat Soonyoung datang diekori oleh Yeji yang tiba-tiba memeluknya erat. Untung saja cangkir susu panasnya sudah lebih duluia letakkan diatas meja. Jihoon menatap Soonyoung bingung, ini sudah larut malam dan Yeji belum pulang kerumah. Yang ditanya justru duduk disamping Jihoon setelah melempar tasnya begitu saja dikarpet.

       "Eonnie, boleh tidak aku tidur disini malam ini?" wajahnya cemberut, bibirnya melengkung ke bawah dengan ransel menggembung besar seperti penuh barang. Jemarinya membenarkan letak anak rambut Yeji yang berantakan.

     "Kenapa tiba-tiba?"

    "Hhh... Abeoji tiba-tiba harus berangkat ke Jepang karena bisnis. Kau ingat kan kecelakaan yang menyebabkan mereka tidak jadi terbang ke Jepang?" Jihoon mengangguk. "Masalah yang tertunda itu semakin besar dan memburuk, jadi abeoji harus segera kesana" Soonyoung menggulung lengan kemejanya dan mendesah lelah. Ia lelah dengan kegiatannya hari ini, ditambah harus menjemput Yeji lebih dulu dirumah.

     "Eonni, boleh ya?"

     "Boleh. Segeralah mandi, lalu ganti baju. Pakai saja bajuku jika kau butuh. Malam ini kau bisa tidur dikamarku. Oke"

      "Biarkan dia tidur dikamarku" Soonyoung memotong cepat. Ia tahu betul, ranjang dirumah ini tidak dirancang luas dan untuk dua orang. Lagipula dia satu-satunya laki-laki disana, jadi biar dia yang mengalah.

     "Yeji-ah, mandilah dulu. Ada yang harus kami bicarakan oke" gadis itu mengangguk lalu masuk ke kamar Jihoon untuk membersihkan diri, membiarkan kedua kakaknya bicara.

     "Kau lelah, biarkan dia dikamarku saja. Lagipula aku akan begadang malam ini, ada yang harus aku kerjakan" Jihoon mendudukan dirinya dikarpet dan kembali mengerjakan tugasnya. Bukannya beranjak untuk berbenah, Soonyoung justru merebahkan dirinya disofa. Membuat kepala Jihoon sejajar dengan dadanya.

    "Tak apa. Begini sudah nyaman" manik cokelatnya sembunyi dibalik kelopak lelah itu. Setidaknya ini lebih baik daripada duduk seharian, seperti yang ia lakukan hari ini. Kemudian hening menyelimuti keduanya. Jihoon kembali fokus dan Soonyoung yang mungkin saja sudah terlelap.

.

.

.

      Yeji sepertinya menjadi orang yang bangun paling pertama pagi ini. Ia mengucek matanya malas sebelum melangkah ke kamar mandi. Manik sipit mirip Soonyoung itu memperhatikan setiap sudut kamar Jihoon. Mulutnya terbuka lebar saat menemukan peralatan musik yang serba modern dan lengkap. Kelereng cokelatnya bergulir dari satu foto ke foto lainnya yang terpajang dikamar itu.

     Bibirnya melengkung lebar setelah mendapati kedua kakaknya justru tertidur diruang keluarga. Jihoon yang tidur dengan posisi duduk dan menyandar pada perut Soonyoung diatasnya dan kakaknya yang tidur dengan posisi miring menghadap Jihoon. Bertahun-tahun tinggal terpisah dengan Soonyoung membuat Yeji tidak tahu perilaku manis kakaknya itu pada perempuan lain.

     Dengan langkah berjinjit ia kedapur dan berusaha membuat sarapan untuk mereka. Setidaknya sebagai bentuk terimakasihnya pada Jihoon dan Soonyoung yang ia repoti malam ini.

     Soonyoung adalah orang kedua yang bangun pagi ini. Ia cukup kaget dengan kepala Jihoon yang bersandar padanya. Lembar pekerjaan Jihoon masih tercecer dan laptop yang masih terbuka dimeja itu menandakan Jihoon tidur cukup malam. Ia mendapati adiknya tengah berkutat didapur dengan piama bunny lucu. Berusaha untuk tidak menimbulkan suara ia memindahkan Jihoon ke atas sofa agar lebih nyaman. Lagipula pukul sepuluh nanti merek harus ke kampus untuk melanjutkan penelitian.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now