45

362 56 14
                                        

   Tuan Lee dan Nyonya Jung akhirnya berpamitan setelah semalam ikut menginap di rumah sakit. Tapi Jihoon tetap belum membuka matanya. Manik yang mirip milik Jihoon itu menatap sendu ke ranjang rumah sakit. Jihoon bahkan nampak senang memejamkan matanya disana. Ia mendekati Jihoon sekali lagi. Mengusap wajah putri kecilnya dan mencium dahi Jihoon. "Maafkan appa, sayang. Kau tetap putri kecil appa"

  Soonyoung hanya bisa membungkukkan badannya dalam-dalam pada Tuan Lee. Bagaimanapun ini salahnya karena telah lalai menjaga Jihoon.

  "Tidak apa Soonyoung-ah. Setiap orang pasti pernah membuat kesalahan. Kali ini, tolong jaga Jihoon. Kumohon" jemari besar itu mengusap pundak kokoh Soonyoung. Terasa hangat namun penuh tanggungjawab.

.

.

.

  Soonyoung baru tiba dari kampus ketika langit sudah gelap. Berterimakasih pada Yeji yang bahkan ikut serta menjaga Jihoon bergantian. Adiknya itu terlihat tidur disofa dengan laptop dan kertas-kertas berserakan di meja. Sejujurnya ia tidak tega, tapi hanya Yeji yang memiliki kegiatan cukup senggang untuk membantunya. Sejak Jihoon masuk rumah sakit, Soonyoung sudah tidak pernah mengurus pekerjaannya. Tidak mungkin bisa.

  Ia membereskan sedikit ruangan itu, mengganti lampu utama dengan lampu tidur yang lebih redup. Baru Soonyoung membersihkan dirinya dikamar mandi. Sudah menjadi kebiasaan Soonyoung akhir-akhir ini berlama-lama didepan cermin. Menepuk pipinya beberapa kali dan mengucapkan kalimat " it's oke. Semua akan baik-baik saja, Soonyoung. Jihoon akan segera membaik"

  Seperti rutinitas sebelumnya. Ia akan menghampiri Jihoon, mengecup kening gadisnya dengan lembut dan membisikkan kata-kata penyemangatnya. 'Kau pasti bisa, Ji. Kau tahu aku akan selalu menunggumu. Sampai kapanpun itu, untukmu. Aku mencintaimu, Ji'.

  Namun sepertinya doa Soonyoung malam ini terkabul. Tangan itu akhirnya bergerak pelan digenggaman tangannya. Diikuti pergerakan mata Jihoon yang berusaha untuk membuka mata. Segera Soonyoung memencet tombol dokter dengan panik, berharap dokter datang sebelum Jihoon membuka mata. Agar dokter dapat melihat kondisi terkini Jihoon.

.

.

.

   Soonyoung masih tidak habis pikir. Gadis yang membuatnya tidak bisa tidur akhir-akhir ini sekarang malah dengan sangat tenang meminum jus alpukatnya dan menonton televisi didepannya. Meski belum dapat bergerak bebas, Jihoon nampak lebih tenang dan santai. Soonyoung mendudukkan dirinya ditepi ranjang. Mengusap wajah Jihoon dalam diam, menatap wanitanya yang rasanya sudah begitu lama menutup mata dirumah sakit ini.

  Jihoon menaikkan satu alisnya saat menatap Soonyoung. Hal ini membuat Soonyoung tersenyum, dia bahagia bahwa wanitanya masih sama. Masih Lee Jihoon yang sama.

  "Aku sangat senang kau akhirnya sadar" Soonyoung melihat manik Jihon mengerjap beberapa kali sebelum memeluk wanitanya. Mencoba memberitahu bahwa dirinya begitu tenang sekarang. Meskipun Jihoon masih harus menjalani fase pemulihan, tapi Soonyoung sangat yakin bahwa Jihoon dapat melewatinya dengan mudah. "Boleh tolong jangan pernah ulangi hal yang sama lagi? Paling tidak beri tahu aku atau yang lainnya. Aku sangat khawatir, kukira aku akan menghadapi hal yang lebih buruk lagi dari ini"

  Jihoon membalas pelukan itu. Menyamankan dirinya dalam hangat tubuh Soonyoung. "Akan aku usahakan. Sayangnya adalah aku bukan wanita lemah"

  "Aku tahu, tapi tetap saja aku khawatir"

  "Hmm" dengan jawaban begitu ringan tapi tangan Jihoon semakin mempererat pelukannya. Memejamkan matanya untuk menghirup aroma Soonyoung yang rasanya sudah sangat lama tidak ia lakukan.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now