Seowon dan Jihoon baru saja sampai di parkiran dan menunggu Soonyoung memarkir mobilnya pagi ini. Sebelah alis Seowon terangkat menangkap gelagat Jihoon yang nampak lebih tenang daripada biasanya. Temannya itu terlihat lebih kalem dan normal seperti kebanyakan gadis. Jika seterusnya Jihoon mengeluarkan aura feminin nan tenang begini rasanya Seowon akan bersyukur terus menerus. Setidaknya lebih baik daripada melihat Lee Jihoon dengan segala kegelapannya.
"Terimakasih banyak, hyung. Maaf sudah merepotkan"
"Hmm.. Tenang saja"
"Kalau begitu aku pergi ke kelas dulu, hyung"
"Hati-hati. Jangan lupa memberi kabar"
"Nde, hyung"
Terlihat sama tenang nya dengan Jihoon, Mingyu mendekati keduanya. Tidak ada yang aneh dari seorang Kim Mingyu memang. Tapi orang yang diajak bicara lah yang terlihat aneh. Pasalnya ini baru pertama kalinya bagi Seowon melihat pemuda yang berangkat satu mobil dengan Mingyu.
"Siapa dia?" tentu saja Seowon tidak pernah tahan untuk bertanya.
"Park Jihoon. Mahasiswa semester 5 yang ternyata mantan murid Wonwoo"
"Anak fakultas ini?"
"Hmm.." Mingyu beralih pada Jihoon yang terlihat seperti sedang berpikir dan memperhatikan punggung adik tingkatnya yang mulai mengecil. "Ada apa?"
"Tidak"
..
.
Yoongi menggembungkan pipinya bosan. Sudah hampir satu jam ia duduk di kafe ini dan orang yang ditunggu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Macbook nya sudah terbuka dan pekerjaannya yang hampir rampung sudah ia lakukan selama ia menunggu.
"Ck, jika tidak bisa datang harusnya bilang sejak awal" bibir tipisnya terus mengumpat.
"Maafkan aku" suara itu muncul bersamaan dengan Jihoon tiba-tiba duduk didepannya.
"Terlambat"
"Aku tahu. Sorry" manik kucingnya berputar jengah. Ia memperhatikan Jihoon yang nampak semakin kurus. "Hmm.. Aku tahu aku semakin kurus"
"Kau tidak bahagia?" gadis didepannya melempar pena kearah Yoongi. "Aku hanya bertanya bodoh"
"Pertanyaan bodohmu itu benar-benar" daripada semakin sebal, Jihoon memilih beranjak untuk memesan sesuatu. Ia lapar. Serius. Ia barusaja selesai konsultasi dan sekarang harus berhadapan dengan seorang Min Yoongi. Gadis berkuncir kuda itu kembali dan menatap Yoongi penuh tanya. "Ada perlu apa unnie ingin bertemu"
Bagus. Jihoon dalam mode penurut yang kali Yoongi hadapi. Karena memanggilnya unnie, yang artinya Jihoon dalam mode kalem.
"Tidak ada, aku hanya bosan" Jihoon menatap yang lebih tua tidak percaya. Apa katanya? Hanya bosan?
"Kau tau aku sedang sibuk bukan?"
"Kau tau aku tidak sedang sibuk bukan?"
"Aku heran kenapa aku masih menurutimu sampai sekarang" Yoongi mengangkat sudut bibirnya.
"Aku juga heran mengapa Lee Jihoon selalu jinak padaku"
.
.
.
Langit terlihat sangat gelap, padahal jarum jam masih menunjukkan pukul empat sore. Angin yang cukup kencang dan udara yang dingin jelas memberi tanda bahwa hujan sebentar lagi akan turun. Seowon menghela napasnya lelah. Pikirannya sangat ingin pulang lalu segera tidur untuk beberapa jam, ngomong-ngomong ia sudah lupa bagaimana rasanya tidur nyenyak sejak pembimbingnya cukup rewel untuk diajak diskusi. Tapi keadaan tidak membuatnya dapat pulang dengan cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/207460969-288-k150446.jpg)
YOU ARE READING
Drama (Squel of Mask) GS
FanfictionJihoon tidak ingin menebak apa yang terjadi antara dirinya dan Soonyoung. Dia tidak cukup percaya diri untuk menjadi prioritas Soonyoung selamanya. Mungkin kebekuan di hatinya telah mencair, tapi bukan berarti ia mampu percaya seutuhnya pada Soonyou...