29

847 119 5
                                        

      Soonyoung tidak mengatakan apapun pada Jihoon setelah ia pulang. Laki-laki itu langsung masuk ke kamarnya, bahkan tidak menengok sedikit pun pada Jihoon. Bahkan tidak ada pesan apapun dari Soonyoung sejak Jihoon kembali dari rumah sakit.

    Jihoon menghela napasnya lelah, ia tahu Soonyoung masih marah padanya karena Jihoon tetap pergi ke rumah sakit meskipun Soonyoung telah melarangnya. Jihoon tahu Soonyoung pasti khawatir dan tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi padanya. Tapi Jihoon tetaplah Jihoon. Bahkan sebelum bersama dengan Soonyoung, Jihoon adalah gadis yang nekat namun penuh perhitungan.

       Ia tidak ingin memperkeruh suasana antara dirinya dan Soonyoung. Ia kemudian mengetuk pintu kamar Soonyoung. Berharap laki-laki itu mau berbicara dengannya, atau Jihoon akan memaksa dengan caranya.

     "Soon, aku boleh masuk?" cukup lama Jihoon menunggu hingga terdengar suara putaran kunci pintu lalu muncul Soonyoung dibalik pintu itu. Laki-laki itu membiarkan pintu terbuka, menandakan Jihoon untuk masuk ke dalam kamarnya.

    Jihoon mendudukkan dirinya di ranjang Soonyoung, memperhatikan Soonyoung yang sedang mengeringkan rambut basahnya.

    "Kemarilah" Jihoon menarik Soonyoung untuk duduk bersandar pada kaki ranjang, tepat dibawahnya. Kemudian jemarinya mengambil alih handuk dan hair dryer  untuk mengeringkan rambut Soonyoung. Sedangkan laki-laki itu masih dalam mode diam, tidak berbicara apapun dan membiarkan Jihoon melakukan apapun. "Aku minta maaf, heum" Soonyoung tidak menjawab, membiarkan hening melingkupi keduanya. "Aku minta maaf karena tidak menuruti ucapanmu. Aku tahu aku salah, aku hanya terlalu penasaran" Soonyoung tetap tidak menjawab. "Kau tahu sejak dulu aku terbiasa mengambil sikap dan keputusan sendiri, bahkan jauh sebelum bersamamu. Adanya Tuan Lee sama sekali tidak berpengaruh untukku, Soonyoung"

     Jihoon meletakkan hair dryer dan handuk di sampingnya untuk memeluk leher Soonyoung dari belakang. Menempelkan kepalanya pada sisi kepala Soonyoung. "Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, aku akan tetap menjaga diriku. Oke?" gadis itu melirik kearah wajah Soonyoung yang tetap menampilkan stoic face nya. "Maafkan aku ya?"

     Soonyoung menghela napasnya cukup keras lalu menyelonjorkan kakinya. Menyuruh Jihoon untuk duduk disana, tentu saja langsung dilakukan Jihoon dengan patuh. Jemari besar Soonyoung membelai rambut panjang Jihoon sebelum bertengger dengan manis dipinggang gadis itu. "Kau tahu aku benar-benar khawatir, kan?" gadis itu mengangguk kecil. "Kau tahu itu berbahaya untukmu, kan?" sekali lagi gadis itu mengangguk. "Tatap aku ketika berbicara denganku, Jihoon" manik Jihoon naik dan bertemu kelereng Soonyoung begitu Soonyoung memintanya. "Baiklah, kali ini aku memaafkanmu" senyum manis langsung muncul di wajah Jihoon. "Tapi bukan berarti kau bisa pergi kesana sendirian lagi"

    "Heum. Aku mengerti, terimakasih Soonyoung" gadis itu memeluk erat Soonyoung.

    "Aku tahu kau gadis yang selalu dapat diandalkan, Ji. Aku juga tahu kau gadis mandiri dan kuat. Tapi aku tetap memiliki rasa khawatir padamu. Aku bisa saja membiarkanmu melakukannya sendiri karena aku tahu kau mampu. Tapi aku tidak bisa melihatmu terluka" tangan hangat Soonyoung mengusap punggung Jihoon. Ia membiarkan gadisnya memeluknya begitu erat dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Soonyoung. "Maaf jika aku terlihat seperti over protectif padamu" gadis itu menggeleng cepat.

    "Aku senang kau melakukan ini. Aku akan lebih hati-hati. Maaf membuatmu khawatir. Tapi lain kali percayalah padaku Soonyoung. Aku juga bisa menjaga diriku sendiri" suaranya tertahan, karena Jihoon semakin menyamankan diri dalam pelukan Soonyoung.

    "Hmm.. arraseo" Soonyoung mengecupi pelipis Jihoon beberapa kali. Ia membiarkan Jihoon bermanja padanya kali ini. Lagipula sangat jarang Jihoon mau bermanja seperti ini.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now