33

661 111 21
                                    

     Jang Gyuri membulatkan matanya melihat sebuah artikel di sosial media miliknya. Sebuah postingan foto yang tidak pernah ia duga. Mengenai seniornya dikampus yang cukup dekat dengan dirinya akhir-akhir ini. Memang tidak banyak yang ia ketahui mengenai Lee Jihoon kecuali ia adalah seorang mahasiswa berprestasi bersama pasangannya Kwon Soonyoung. Serta sifat cuek namun peduli pada orang sekitar mereka membuat Gyuri sering sungkan jika berdekatan dengan mereka. Sejak dirinya yang memberanikan diri untuk berbicara pada Jihoon tahun lalu, dirinya jadi lebih mudah berbincang dengan Jihoon. Gadis yang ternyata sangat baik dan loyal akan ilmu.

    Besoknya ia segera menemui Jihoon. Seperti yang ia duga, satu kampus pasti memandang seniornya itu dengan tidak baik. Banyak mahasiswa mahasiswi yang membicarakannya karena artikel semalam. Sial! Ia merutuki siapapun pembuat artikel itu jika yang diberitakan adalah kebohongan.

    "Unnie! Jihoon Unnie!" Ia berlari mendekati Jihoon yang baru keluar dari laboratorium patologi.  Terlihat masih menyampirkan jas lab nya ditangan dengan sebuah map yang ia yakini data nilai para siswa. Tentu saja dosen bahkan masih mempercayinya sebagai asisten dosen disaat ia sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir. "Apa unnie sibuk?"

   "Kopi?" Gyuri mengangguk patuh. Ia mengikuti Jihoon ke arah salah satu coffee shop didalam kampus mereka. "Ada apa?"

   "Unnie, bacalah ini" Gyuri menyodorkan ponselnya kearah Jihoon setelah menyeruput ice americanonya. "Aku menemukannya semalam. Dan pasti sekarang orang-orang sedang membicarakanmu" Gyuri mengerutkan keningnya saat tidak mendapati respon apapun dari Jihoon. "Unnie tahu siapa yang melakukan ini?"

   "Aku tahu" ponsel itu Jihoon kembalikan dan menatap Gyuri dengan stoic face miliknya.

   "Eung.. apa berita itu.."

    "Benar"

    "APA??" mata dan mulut Gyuri membulat sempurna. "Maksud unnie??"

   "Cerita di artikel itu benar, Gyuri-ah. Tapi tidak semuanya benar" dengan mengingat cerita lalu Jihoon sebisa membuat Gyuri mengerti. "Benar jika dulu Soonyoung adalah kekasih 'saudaraku'. Tapi salah jika ada yang mengatakan kami akhirnya bertunangan karena aku merebutnya dengan cara yang 'seperti itu'. Sebenarnya ceritanya cukup panjang jika kau ingin tahu" ia menyeruput kopinya sebelum kembali fokus pada Gyuri dan tersenyum tulus "Tapi, Terimakasih Gyuri-ah"

   Yang diberi senyuman justru hanya berkedip bingung. Ia masih belum terbiasa dengan senyum manis yang sangat jarang ditunjukkan oleh seniornya itu. 

  "Terimakasih sudah mau mengatakannya padaku" usapan halus di kepalanya Gyuri rasakan dari tangan Jihoon. "Kau tenang saja, hal seperti ini tidak akan berarti apa-apa untukku"

.

.

.

    Seperti yang dikatakan Jihoon. Sebuah artikel sampah seperti itu tidak akan berpengaruh apapun padanya. Jihoon sudah terbiasa dengan pandangan miring orang tentangnya sejak sekolah, ingat? Dan Jihoon hanya akan menanggapi dengan senyuman miringnya. Dia tidak akan pernah ambil pusing jika yang disudutkan adalah dirinya, tapi jika teman-teman atau orang terdekatnya yang disentuh maka jangan harap Jihoon akan diam saja.

   Jihoon tidak sengaja melihat dengan mata kepalanya sendiri dan telinganya masih berfungsi dengan normal untuk melihat dan mendengar apa yang para gadis-gadis itu lakukan pada Gyuri. Adik tingkatnya itu terlihat mencoba membela dan meluruskan berita miring tentangnya, namun gadis-gadis itu nampak lebih bar-bar untuk dihadapi Gyuri sendirian.

   "Jangan karena dia pernah membantumu sekali kau jadi terus menerus membelanya Gyuri-ah! Wanita murahan sepertinya bisa saja memberimu omong kosong!"

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now