Cukup banyak basa basi diawal pertemuan dengan kolega yang dibicarakan Soonyoung. Pria paruh baya itu nampak begitu tertarik dengan Soonyoung, begitu juga dengan anaknya yang sejak tadi tidak melepaskan pandangan dari Soonyoung. Jihoon tidak bodoh untuk memaknai tatapan itu. Sejak dulu ia terbiasa dengan tatapan seperti itu pada Soonyoung.
"Ada apa?" Soonyoung setengah berbisik pada Jihoon. Sebelah alisnya terangkat saat maniknya berada satu garis lurus dengan gadis didepanya. Siapa namanya tadi? Oh Ha Young?
"Ingin bermain sesuatu?" Soonyoung mengernyit bingung. Ia menatap mata Jihoon yang kini memandangnya.
"Ha Young-ssi. Jadi kau juga sepantaran dengan kami?" oke, Soonyoung paham maksudnya. Ia tersenyum kecil menahan geli, Jihoon-nya semakin menggemaskan.
"Nde. Dia berada di seni design busana, tahun ke empat" pria paruh baya itu tersenyum begitu lebar saat membicarakan anaknya.
"Soonyoung memiliki kenalan seorang mahasiswa seni busana juga, sekarang ia sedang menempuh studi di Paris. Kau ingin berkenalan dengannya?" Soonyoung cukup terkejut. Apakah yang dimaksud Jihoon adalah Eunbi?
"Tentu saja boleh, itu akan menjadi hal yang bagus untuk Ha Young" lagi-lagi Tuan Oh yang menjawab.
"Hati-hati" Soonyoung membisikan itu pada Jihoon. Cukup dekat. Yang harusnya mampu membuat siapa saja paham oleh bahasa tubuh mereka.
"Karena kami berada di bidang yang sama membuat kami terlalu sering bertemu. Tapi beruntungnya Soonyoung tidak membatasi untuk saya mengepakkan sayap ke bidang lain" alis gadis diseberangnya mengerut tidak senang saat Jihoon mengucapkan kata kami.
"Oh iya? Lalu bidang apa yang sedang Jihoon-ssi tekuni sekarang?" kembali Tuan Oh yang bicara.
"Saya menulis lagu, dan puji Tuhan sampai saat ini masih sering terlibat project musik"
"Benarkah? Kalau begitu Jihoon-ssi bisa memainkan alat musik?" sang ibu yang kali ini mengambil alih. Wanita paruh baya itu nampak terlihat bahagia mendengar bahwa Jihoon berkecimpung di dunia musik.
"Beberapa bisa. Gitar, piano, biola, drum"
"Aku baru tahu kau bisa bermain drum? Apakah itu baru terjadi?" Soonyoung menoleh cepat. Ia tidak berbohong saat mengatakan baru mengetahui hal ini. Ia lebih sering melihat Jihoon dengan piano atau gitarnya. Tangan lelaki itu merangkulnya dari belakang, beristirahat tepat di pinggang Jihoon.
Jihoon mengangguk kecil. Dan menatap Ha Young. "Jika kau butuh bantuan katakan saja. Atau jika kau ingin berkenalan dengan orang yang aku maksud tadi katakan saja" manik gelapnya memperhatikan setiap ekspresi yang ditampilkan oleh Ha Young. Tidak terlalu sulit untuk menebak jika saat ini gadis itu cukup jengah dengan bahasa tubuh yang terlihat dari dirinya dan Soonyoung. Padahal ia hanya bertindak sewajarnya saja, tapi lihatnya wajah gadis didepannya yang sudah memerah. Bilah bibir Ha Young seperti terkunci, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan itu jika Soonyoung yang bertanya. Gadis itu hanya berbicara saat perkenalan tadi. Membosankan.
"Cukup" bisiknya pada Soonyoung.
"Tidak untukku" Jihoon berdecak sebal. Soonyoung memang tidak pernah tanggung-tanggung saat melakukan sesuatu. Begitupun sekarang. Laki-laki itu sengaja menggenggam tangannya, seakan menunjukkan ikatan yang ada diantara mereka.
"Kekanakan sekali" gumamnya separuh menertawakan Soonyoung. Sepertinya Soonyoung terlalu sering bermain dengan Jun dan Seowon sehingga mereka terlihat sedikit mirip, kekanakan dan tukang pamer.
.
.
.
Jihoon tersenyum miring, Hayoung nampak mengikutinya ke toilet. Gadis itu terus menatapnya tajam.

YOU ARE READING
Drama (Squel of Mask) GS
FanficJihoon tidak ingin menebak apa yang terjadi antara dirinya dan Soonyoung. Dia tidak cukup percaya diri untuk menjadi prioritas Soonyoung selamanya. Mungkin kebekuan di hatinya telah mencair, tapi bukan berarti ia mampu percaya seutuhnya pada Soonyou...