22

788 126 11
                                    

     Mereka terdiam ditempat. Sebuah tanda tanya tiba-tiba muncul secara bersamaan. Terutama Seowon. Tubuhnya menunjukkan refleks tidak biasa. Sedangkan Mingyu mengerjapkan matanya bingung.

    "Silahkan bicara disini, sunbaenim" laki-laki paling tinggi itu kemudian kembali bersikap normal. Lagipula ia tidak merasa memiliki masalah apapun dengan seniornya ini. Tapi kemudian ia menangkap manik Seowon yang duduk tepat didepannya. Temannya itu seakan tidak nyaman dengan adanya Minjae. "Aku tidak merasa memiliki masalah denganmu, jadi bicara disini saja" Mingyu ingin seniornya itu segera bicara, dan memang tidak ada yang perlu mereka bicarakan. "Jika tidak ada yang penting, kau bisa pergi. Temanku tidak nyaman denganmu"

    "Park Jihoon" tangan Mingyu yang sedang menata meja makan untuk teman-temannya berhenti. Diletakkannya peralatan makan itu lalu berdiri dari duduknya dan dengan tenang segera beranjak, mengisyaratkan agar seniornya itu segera mengikutinya. Tapi nyatanya tidak, seniornya itu justru mengusap puncak kepala Seowon lebih dulu sebelum ia pergi mengikuti Mingyu. Mulut Jun terbuka begitu terkejut, begitu pula dengan Soonyoung dan Jihoon. Sedangkan Seowon hanya dapat membeku ditempat.

     "Seowon-ah. Kau tidak ingin terjatuh pada lubang yang sama kan" Soonyoung menatap tajam Seowon, rahangnya mengeras memendam emosi. Jihoon segera menahan lengan Soonyoung, berusaha mengerem ucapan tajam yang Jihoon yakin akan semakin membuat Seowon tidak nyaman. "Kau tahu aku akan membiarkanmu benar-benar jatuh sendiri jika kau menjadi bodoh kali ini"

     "Soonyoung" satu-satunya gadis disana menegur Soonyoung. "Jaga ucapanmu"

     "Ani. Aku memang tidak ingin temanku terluka. Tapi aku lebih tidak suka berteman dengan orang bodoh" Seowon seperti dipaksa menatap manik Soonyoung begitu dalam. "Kau tahu aku seperti apa"

.

.

.

      Mingyu memasukkan tangannya ke dalam saku jas lab. Ia menatap tepat ke arah mata seniornya. "To the point"

      "Jihoon bersama kalian beberapa malam terakhir ini. Benarkan?" satu alisnya terangkat, mengiyakan dan menanyakan apa urusannya. "Aku.. Tolong.."

      "Jangan bertele-tele sunbaenim"

      "Tolong jaga dia untukku" Mingyu tentu terkejut. Ia tidak bodoh ketika melihat seniornya ini mengusap kepala temannya tadi, dan sekarang ia memintanya menjaga seorang Park Jihoon yang bahkan baru ia kenal?

    "Kenapa?"

    "Aku hanya meminta tolong padamu-"

    "Beri aku alasan" seniornya itu justru menundukkan wajahnya. Raut khawatir muncul tanpa bisa dibendung disana.

    "Aku khawatir padanya"

    "Kau tahu bukan itu maksudku"

    "Dia adikku" kepala Mingyu langsung menegak. "Adik tiriku". Mingyu benar-benar terkejut akan fakta ini.

    "Apa?" Ia tidak bisa menahan pertanyaan itu.

    "Dia adik tiriku. Dan aku mengkhawatirkannya"

    "Pertama atau kedua"

   "Kedua"

   "Apa?!?" cerita Wonwoo mengenai kehidupan Jihoon tiba-tiba muncul dikepalanya. Jadi selama ini, seniornya ini adalah kakak Park Jihoon? Tapi.. "Kenapa waktu itu kau memukul dan menendangnya?"

    "Aku ingin dia sadar, bahwa yang dilakukannya salah"

     "Bagaimana kau tahu dia salah?" kedua mata beda kelereng itu saling menatap.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now