41

466 82 8
                                    

WARNING AGAIN!!!

KEKERASAN HINGGA 18+

KALO ADA YANG MASIH PROTES PADAHAL UDAH ADA WARNING, SAYA TIDAK MAU BERTANGGUNGJAWAB DALAM HAL APAPUN!!

.

.

.

     Jihoon tidak pernah mengerti mengapa Profesor Kang tiba-tiba memintanya hadir diruangannya sore ini. Biasanya Soonyoung yang menjadi anak kesayangan Profesor Kang untuk berbagai macam urusan, tapi kali ini sepertinya ia harus menggantikan Soonyoung untuk beberapa saat. Jihoon sedikit membenahi kemeja dan jas lab nya sebelum mengetuk pintu Profesor Kang dan meminta ijin untuk masuk.

   "Lee Jihoon-ssi. Duduklah" Jihoon tidak mengerti mengapa Profesor Kang nampak begitu menunggu kehadirannya. Pria tinggi itu langsung melempar map kehadapannya. "Bisa kau bantuku menjawab hal ini, Lee Jihoon-ssi"

   Jihoon membaca kata demi kata dari dalam map itu. Apa ini? Soonyoung membatalkan beasiswanya? Mengapa? Soonyoung bahkan baru mengatakan ini sekali padanya, itupun secara tidak sengaja. Dan sekarang pria itu membatalkan beasiswanya?

   "Apa kau menangkap maksud pembicaraan ini?" Jihoon sama sekali tidak bersuara. Ia benar-benar tidak paham arah pembicaraan ini. "Baiklah, akan ku jelaskan. Soonyoung mendaftar beasiswa untuk studi lanjutnya dan meminta bantuanku. Dia pria yang cerdas dan baik, maka kubantu apapun yang dapat kulakukan. Dia mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam beasiswa ini, yaitu-"

   "Maaf" baiklah Jihoon paham. Apakah profesor Kang akan menyalahkannya karena hal ini? "Bukankah sebaiknya hal ini langsung profesor bicarakan pada Soonyoung?" Jihoon berusaha tidak ingin ikut campur dalam maslaah ini.

   "Apa kau tau betapa sulitnya aku membantu Soonyoung mendapatkan beasiswa ini dan hanya karena dia memiliki pasangan, Soonyoung tidak dapat melanjutkan studinya. Jadi apa menurutmu aku akan baik-baik saja setelah segala usahaku membantu Soonyoung terbuang sia-sia?"

   Jihoon meletakkan kembali map itu kehadapan Profesor Kang dengan berusaha menjaga emosinya. "Saya kembali memohon maaf Profesor, bukankah itu terlalu privasi jika Anda membicarakan mengenai pasangan. Lagipula kami bukan pasangan pernikahan, Jadi seharusnya tidak ada halangan untuk melanjutkan studinya" Ah Benar! Jihoon baru sadar. Bukankah ini aneh, mengapa ada aturan seperti itu didalam penerimaan beasiswa? "Sebaiknya Anda membicarakan ini bersama Soonyoung langsung, Profesor" Jihoon sudah akan berdiri saat sebuah gelas tiba-tiba melayang dari belakangnya dan pecah mengenai dinding tepat didepan Jihoon.

      Seketika Jihoon membalikkan badannya ia hanya menemukan Profesor Kang dengan tatapan datar dan seperti tidak ada emosi disana. "Bisa kau hubungi Soonyoung untuk bertemu denganku, Lee Jihoon-ssi?" kerutan mulai muncul didahi Jihoon. Pria itu tiba-tiba berlari dan mengunci ruangan itu dengan cepat. "Kau. Tidak akan pergi. Kemanapun. Hingga. Soonyoung tiba"

   Ini akan jadi hari yang panjang. Profesor Kang terlihat seperti bukan Profesor Kang yang biasanya. Bagaimana mungkin seorang Profesor menyimpan kunci pintunya didalam celana dalam miliknya tepat dihadapan Jihoon.

   Jihoon berusaha terlihat tenang. Terimakasih pada Tuhan karena menciptakan raut wajah stoic face  padanya. Ia masih berdiri tegak ditempatnya meskipun Profesor Kang melangkah semakin dekat.

     "Kau tahu Jihoon? Sejujurnya kau gadis yang pemberani dan cerdas, tidak heran kau begitu banyak disukai olah pria-pria diluar sana. Termasuk kedua keponakanku" Jihoon mulai melangkah mundur saat jemari Profesor Kang mulai meraih wajahnya. "Apa kau takut padaku Jihoon? Apa kau juga menghindari sentuhan keponakan-keponakanku, Jihoon?"

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now