3

1K 144 1
                                    

    "Kedekatan kalian sudah seperti itu dan kau masih ragu dengan perasaanmu?" Jihoon mengangkat sebelah alisnya membiarkan Seowon terus mengoceh didepannya dengan terus menyeruput kopi hangat ditangannya. Mereka baru saja menghadap Profesor Ham pagi ini, tanpa Soonyoung. "Mati saja kau Jihoon!! Astagaaa!! Kau butuh bukti seperti apalagi memang? Sudah pernah kukatakan padamu bahwa kau juga harus bahagia. Apa kau bahagia dengan hubungan kalian yang seperti ini?" Gadis itu mengangguk kecil. "Aku benar-benar ingin mengutukmu Jihoon! Sungguh!"

   "Kau ini laki-laki" Seowon melongo menatap Jihoon. Kenapa tiba-tiba membahas gender dirinya?

   "Apa hubungannya? Kita sedang membicarakan hubunganmu dengan Soonyoung. Kau tahu? Jika seperti ini terus kau yang akan menyesal Jihoon. Ayolah, kau tahu dunia ini berputar. Aku bahkan tahu perjalanan macam apa yang kalian lalui sebelum ini-"

  "Mingyu atau Wonwoo?"

   "Mingyu. Tapi hei Jihoon jangan memotong pembicaraanku. Kau ini bernar-benar wanita keras kepala. Kau tahu banyak wanita diluar sana yang tertarik pada Soonyoung, jika kau tidak segera mengikat hubungan kalian-"

   "Sudah" Jihoon mengangkat tangannya dan menunjukkan cincin yang masih bertengger manis dijemarinya.

   "Maksudku bukan yang itu. Oh Tuhan! Aku gemas padamu! Sudahlah aku pulang dulu. Ani- aku ke laboratorium saja. Mungkin saja Mrs. Viona membutuhkanku" Seowon menyambar tas yang tadi ia geletakkan disamping Jihoon dan pergi begitu saja meninggalkan Jihoon yang tidak paham pada temannya itu.  Tapi setidaknya sikap cerewet Seowon benar-benar menghibur Jihoon, bahkan ibu nya dulu tidak secerewet itu. Jihoon tersenyum kecil mengingat betapa panjangnya ocehan Seowon tadi.

   "Kau cantik jika tersenyum ternyata" kepala Jihoon terangkat dan kembali berekspresi datar ketika suara lain berada didekatnya. Itu.. Kim..Minjae yang kemarin mendatanginya? 

  "Hai Jihoon. Apa kabar?" gadis itu menggeser duduknya menjauh saat Minjae ikut mendudukkan diri disebelah Jihoon. Minjae terkekeh kecil. "Aku tidak akan melakukan apapun Jihoon. Aku hanya ingin menyapamu" senyuman itu masih menghiasi wajah tampannya. "Lagipula siapa yang berani mengganggu gadis pemegang sabuk hitam seperti dirimu bukan?"

   "Ada perlu?" Minjae mengangguk kecil lalu menghadapkan diri pada Jihoon. Menatap gadis itu dengan mata berbinar.

   "Bagaimana dengan tawaranku kemarin? Apa kau setuju?"

  "Kami belum membicarakannya" raut lelaki itu sejenak tak terbaca dengan kening mengerut sekilas kemudian kembali tersenyum pada Jihoon.

   "Tak apa, pikirkan saja dulu. Aku hanya berharap kau menyetujuinya. Lagipula Profesor Jessie sendiri yang merekomendasikan kalian. Jadi aku sama sekali tidak khawatir dengan hasilnya nanti. Segala hal yang telah dipertimbangkan Profesor Jessie biasanya selalu menghasilkan hal yang baik" menepuk celananya sedikit setelah berdiri. Minjae kemudian kembali tersenyum ramah pada Jihoon. "Sampai bertemu lagi, Jihoon"

.

.

.

        "Sudah cukup lama sejak kalian kembali ke Seoul bukan? Bagaimana kabar kalian?" Taejoon menuangkan teh ke cangkir dihadapan Soonyoung dan Jihoon. Keduanya tengah berada di Jebu-Hospital untuk mengurus sisa administrasi mereka.

      "Sejauh ini kami cukup baik, Saem. Maaf kembali merepotkan Anda" senyum tampan terbit di wajah lelahnya.

     "Tidak masalah. Lagipula aku cukup rindu dengan kalian. ER menjadi sedikit sepi tanpa kalian. Jika kalian koas dan berada stase kasus individu nanti, datang saja kemari. Rumah sakit ini sangat terbuka untuk kalian" ia memperhatikan penampilan kedua mahasiswanya dengan tenang kemudian mentap ke arah Jihoon. "Jika kau senggang, mampir lah ke Departemen  Radiologi Jihoon-ssi"

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now