23

880 133 9
                                    

       "Eung?"

       "Kau tidak pernah mengatakan pada kami bahwa kau bertemu dengannya"

       "Mian" ia memberikan cengiran pada Soonyoung. "Karena kurasa aku masih bisa mengatasinya"

       "Kau yakin?" Seowon menaikkan sebelah alisnya dan menyilangkan kedua tangannya.

       "Kenapa tidak?"

.

.

.

      Hari ini sebuah paket datang untuk Soonyoung. Sebuah dompet mahal keluaran terbaru sebuah brand terkenal. Tentu saja dengan harga yang sangat fantastis. Jihoon menyilangkan kedua tangannya, maniknya memperhatikan Soonyoung yang sedang membuka paket dengan bingung.

     "Oh Hayoung" Soonyoung menatap Jihoon tidak mengerti. Ia arahkan dagunya pada dompet baru yang masih Soonyoung pegang.

     "Benarkah?"

     "Brand yang sama dengan dompet yang digunakan Tuan Oh" Soonyoung menatap Jihoon tidak percaya, membuat gadis itu memutar bola matanya malas. Ia beranjak mengambil minum dan bersandar pada meja makan.

    "Aku tidak tahu kau memperhatikan hal-hal kecil seperti itu" pria itu justru tersenyum pada Jihoon. Dimasukkannya kembali dompet itu pada kotaknya, dan kembali ditutup dengan rapi. Jihoon hanya menanggapi dengan menaikkan sebelah alisnya.

     Tanpa aba-aba Soonyoung meletakkan gelas yang digenggam Jihoon dan mengurung Jihoon diantara meja makan dan dirinya. Ia meletakkan kedua tangannya disisi kanan dan kiri Jihoon. Kemudian tersenyum penuh arti pada Jihoon dengan menaik turunkan alisnya.

      "Apa?" Soonyoung semakin mendekatkan wajahnya kearah Jihoon.

     "Apa yang kau inginkan?" manik cokelatnya melirik sebentar ke arah paketan itu lalu kembali menatap Jihoon. Seolah bertanya pada Jihoon apa yang sebentar lagi akan gadis itu lakukan. Diperhatikannya raut wajah bulat yang dulu selalu bersama dengan poni depannya. Kini gadisnya itu terlihat lebih dewasa. Rambutnya yang panjang tanpa poni dan berwana hitam pekat dengan sedikit gelombang disetiap ujung helainya. Wajah yang dulu bulat bersama kacamata bacanya kini lebih tirus namun nampak anggun. Bibir yang dulu tidak pernah teroles apapun kini mulai berwarna meski masih nampak natural. Waktu benar-benar berlalu begitu cepat. Bahkan hubungan mereka kini telah berubah drastis.

     "Kenapa tersenyum?" hanya satu yang tidak berubah. Bibir mungil itu akan tetap mengeluarkan kata-kata kasar dan menantang tiap orang yang berusaha bermain dengannya.

    "Hanya ingin"

    "Stupid"

    "Jadi... Permainan dimulai?" Jihoon melebarkan kedua matanya tidak percaya.

    "Boleh?"

    "Tentu saja"

.

.

.

    "Hmm.. Aku menunggu kalian ditaman dekat perpustakaan" kedua tangan Seowon sibuk memegang buku dan tas. Ponselnya ia jepit diantara kepala dan bahu sambil terus berjalan keluar gedung administrasi kampusnya.

     "......"

    "Jangan terlalu lama, aku lapar sekali"

    "......"

    "Ck! Pokoknya kalian harus cepat kemari! Mingyu masih menjemput Wonwoo difakultasnya sebelum menyusul ke tempat biasa nanti" langkahnya ia percepat ketika sinar matahari terasa sangat terik dan panas dikulit.

Drama (Squel of Mask) GSWhere stories live. Discover now