Part 13~Patah hati~

3.1K 214 7
                                    

Cintaku jatuh pertama padamu.
Orang yang terlarut pada kelamnya masa lalu.
Orang yang dianggap remeh, namun terlihat kuat di mataku.
Cahaya mata yang redup di telan rahasia terdahulu.
Ingin ku lihat cahaya mata itu kembali berbinar.
Agar diri ini tak merasa bersalah tuk kesekian kalinya, Pelitaku.
~alukaalkenzia~

•••

I'm come back 🤗
Kangen afaaa nggak? Nggak lah ya wkwk.

Ramaikan dengan komen kalian ya
Happy reading:)

Author POV

"Arghhhhh,"teriakan dari dalam kamar membuat mereka bertiga terkejut dan berlari menuju lantai atas.

"Al,"teriak ketiga sahabat itu serempak ketika melihat Aluka yang berada di tepi balkon.

"Al, lo jangan gila! Nanti lo jatuh Aluka,"ujar Dista sembari mencoba melangkah menghampiri Aluka.

"Mundur! Jangan mendekat atau aku akan loncat!"ancam Alu.

"Al, jangan gini. Semua bisa diselesaikan baik-baik nggak gini,"kini Mathew yang menasehati dengan mencoba berjalan mendekat ke arah gadis yang terlihat sangat kacau itu.

"Nggak Mathew. Aku nyerah, aku cuma jadi parasit buat kalian,"lirih Alu dengan air mata yang kembali luruh.

"Kamu pikir setelah kamu pergi, semua akan baik-baik aja? Kamu nggak mikirin gimana om Fernan nanti setelah kamu ninggalin dia? Dia udah ditinggalin tante Syia, dan sekarang kamu mau ninggalin dia Aluka Alkenzia?"Dikta mencoba memberi pengertian pada gadis itu.

Tatapan Alu berubah kosong setelah mendengar kata-kata Dikta yang ia anggap memang benar.
Dikta mengambil kesempatan itu untuk mencoba mendekati gadis itu.
"Kamu bukan parasit Aluka, ingat! Kamu bukan parasit. Kamu anugrah yang Allah berikan dalam keluarga Albernando yang belum mereka sadari."

"Aku anugrah? Hiks,"lirih Alu masih dengan pandangan kosong.

"Iya."sahut Dista dan Mathew bersamaan.

Alu tersenyum hangat ke arah mereka bertiga. "Kalian mencoba menghiburku? Hahhaha,"tawa hambar gadis itu menyiratkan betapa hancurnya gadis itu saat ini.

Brukk

"Kalian fikir aku akan lompat? Aku nggak selemah itu. Aku nggak akan pergi sebelum memberi kebahagiaan kepada orang yang telah membesarkanku. Bukankah aku harus balas budi?" Ujar gadis itu setelah terduduk lemas di tepi balkon.

Ketiga sahabat itu bernafas lega, namun ada sedikit rasa iba ketika melihat betapa rapuh dan terlukanya sahabat mereka itu.

Dista menghampiri Aluka dan memeluk Alu dengan erat, sekali lagi terdengar suara tangis gadis itu yang cukup membuat ketiga sahabat itu langsung memeluk tubuh rapuh Aluka agar dapat menyalurkan kekuatan.

"Tas sekolah aku mana?"tanya Aluka setelah berhasil ditenangkan.

"Sekolah,"jawab Dista kembali dengan muka datar andalannya.

Jawaban Dista itu, sontak membuat Aluka melotot."Maksud kamu? Jadi nggak ada yang tahu kamu bawa aku ke sini?"

"Ishh Tenang kali Al,"ujar Dista yang mulai jengah dengan sahabatnya itu yang terlihat panik.

"Tenang gimana Dis? Pasti pihak sekolah nyari aku? Bisa-bisa aku dihukum lagi. Yaudah kalau gitu aku balik ke sekolah ya?"

"Lo lihat sekarang jam berapa Aluka Alkenzia!"sahut Mathew.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang