Mungkin melupakan menjadi cara terbaik untuk meninggalkan masa lalu dan melanjutkan masa depan.
•••
Hai🤗
Apa kabar?
Happy reading😊
***
Seorang remaja laki-laki dengan seragam sekolah mengamati pintu kelas, seolah menunggu seseorang. Hingga pundaknya terasa ditepuk. "Lo nunggu Aluka, Zo?
Frezo hanya bergumam menanggapi pertanyaan Rasyi. Gadis itu juga mengkhawatirkan Aluka karena anak itu belum juga datang, padahal biasanya dia sudah datang.
Rasyi duduk di meja Frezo. "Lo suka sama dia kan?"
"Gue nggak tahu,"jawab Frezo dengan menatap temannya yang lain. Di pojok belakang ada Bima dan Laxo yang bermain gitar. Sedangkan Risky kini telah berkorban untuk memegang hp Caca, karena gadis itu dengan Finka tengah bermain tiktok.
"Gue harap lo nggak jadi cowok pengecut dengan mendam perasaan lo sendiri,"nasehat Rasyi kemudian berjalan menuju bangkunya dan bergabung dengan yang lain.
Frezo terus memikirkan apa yang Rasyi ucapkan.
...
"Ganta sayang, kamu nggak mau ke kantin?"ajak Kresyi dengan nada manja yang membuat laki-laki itu ingin muntah.
"Lo kok nggak tau malu banget sih Syi! Jijik tau gue dengernya,"protes Fifin, teman sekelas Ganta sekaligus menjabat sebagai ketua kelas.
Kresyi hanya mendelik acuh. "Suka-suka gue dong, mulut-mulut gue, kenapa lo yang sewot?!"
Fifin yang malas berdebat memilih untuk keluar kelas.
Kresyi dengan tidak tahu malunya malah bergelayut pada lengan Ganta. "Ke kantin bareng gue yuk Ta."
Ganta melepas tangan Kresyi dan pergi meninggalkan gadis itu tanpa sepatah katapun.
"Ihh, kok gue ditinggal sih,"gerutu Kresyi kesal membuat temannya yang masih di kelas menertawai dirinya.
"Nggak usah ketawa lo semua! Nggak lucu,"semburnya dengan berjalan keluar kelas.
...
Aluka berdiri di rooftop rumah sakit dengan memejamkan matanya. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Dia sangat bosan berada di ruang rawat sendirian, hingga gadis itu menuju rooftop.
"Hampa banget ya hidup aku. Apa dulu aku juga hidup kayak gini,"gumamnya.
"Non Aluka, saya cari kemana-mana taunya malah di sini,"suara perawat.
Aluka menoleh. "Kenapa panggil Non?"tanyanya dengan kening berkerut.
Perawat tadi menghampiri Aluka dengan tersenyum. "Karena anda cucu keluarga Albernando yang memiliki rumah sakit ini,"jelas perawat tadi.
Mata Aluka membulat sempurna. "Cucu? Apa suster tau keluarga saya?"tanya Aluka dengan antusias.
"Siapa yang tidak tahu tentang keluarga Albernando. Keluarga terpandang dan terhormat,"seru perawat dengan menatap lurus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Teen Fiction"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...