Part 44~9 Jam~

1.8K 162 2
                                    


Aku udah terlanjur jadikan kamu sandaran, tapi kamu memilih goyah dan meninggalkan aku sendiri dalam kehancuran.
~alukalkenzia~

•••
Hai semua🤗

Selamat malam🌃

Jangan lupa komen dan votenya.

|Happy reading|

"Euwhhhh," suara lengkuhan gadis terdengar. Matanya mengerjap berkali-kali untuk menetralkan cahaya surya yang masuk dicelah jendelanya.

Tangannya mengambil jam di nakas yang menunjukkan pukul 7 pagi.

"Hari ini gue akan cari tahu tentang teror itu." Aluka mengambil ponsel dan mulai menekan beberapa angka untuk menelepon seseorang.

"Hallo Aluka, gimana kabar kamu?" Jawab seseorang dari seberang.

"Nggak usah basa-basi, cepat katakan apa yang lo mau dari gue?!"

"Hahaha, sabar cantik. Semua butuh proses-"

"Apa maksud lo neror gue kayak gitu?!"

"Rendahkan nada bicaramu! Pembunuh."

Aluka tersentak mendengar bentakan penuh emosi dari seberang.

"Kenapa lo terus-menerus panggil gue pembunuh? Gue bukan pembunuh," lirih Aluka dengan meremas kuat selimutnya.

"Lo itu pembunuh! Lo udah bunuh kedua sahabat gue!"

"Gue nggak ngerti apa maksud lo."

"Sebelum lo lupa ingatan, lo udah bunuh kedua sahabat gue. Lo ingat kecelakaan waktu itu? Itu gue yang nabrak lo dengan harapan lo akan mati!"

Tubuh Aluka terperanjat karena terkejut. Ia tidak percaya orang yang selama ini menerornya bukan hanya orang iseng, melainkan seorang penjahat.

"Gue nggak rela lo bebas dari hukuman dan hidup bahagia setelah membunuh Raga dan Bri! Lo akan menderita, ingat itu baik-baik. Dendam ini akan lebih menyakitkan dari kematian, hahaha."

"Nggak, gue nggak mung-"

Tutttt-

Panggilan telepon terputus, dengan tawa mengerikan orang itu yang terus menggema dalam kepala Aluka.

"Jadi gue udah bunuh orang? Ini salah satu kebohongan yang kalian semua tutupi," parau gadis itu dengan wajah ketakutan dan kecewa.

Kepala Aluka berdengung, sebuah kejadian malam mengerikan terlintas dalam kepalanya seperti sebuah bayangan.

Srekkkkk

"Arghhhh-"

"Hust-- se-semua-nya u-udah terjadi."

"Bukan salah lo, gu-gue seneng bisa nyelametin nyawa lo. J-jangan bertingkah bodoh lagi, uhuk-uhuk-uhuk-"

"Nggak! K-kamu pasti selamat! Cepat panggil ambulans!"

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang