Part 6~Hari yang melelahkan~

3.7K 315 16
                                    

Setiap diri bernafas semesta memberi luka.
Takdir tak pernah absen memberi duka.
Duniaku hancur dengan ketidakpedulianmu.
Ratapanku tak pernah mengusikmu.
Deritaku mungkin kepuasanmu.
Ambil jiwa ini agar tak lagi tersiksa.
Karena diri lelah dengan segala sesak dalam dada.
~alukaalkenzia~

•••

Jangan lupa VOTE, COMMENT.

Aluka POV

Entah mengapa rasa sakit selalu menghampiriku. Sedari aku bangun dari tidur seluruh semesta seperti tak memberiku celah hanya sekedar untuk menghela nafas. Setiap diriku menghirup nafas seluruh dunia seakan akan berbondong bondong untuk memberi luka.

Seperti saat ini, badanku sudah sakit semua. Bahkan jalanku sudah tertatih, namun angkot tak juga ada yang memberiku ruang hanya sekedar untuk pulang ke rumah dengan tenang.

Saat ini aku hanya ingin segera pulang ke rumah. Membaringkan tubuhku ini di kasur untuk merasakan ketenangan dan beristirahat sejenak dari segala derita yang menghantamku dengan telak.

Namun tak semudah itu jalan hidupku. Seperti saat ini, aku harus berjalan kaki padahal sedari tadi banyak siswa siswi SMAGUBA yang menatapku. Namun, kesekian kali juga mereka hanya menatap dan memandang remeh ke arahku tanpa ada niatan untuk memberiku tumpangan.

"Ya Allah aku capek. Panas banget hari ini. Nggak, aku harus kuat."

"Heh cewe idiot!"

Mataku menatap ke arah segerombolan lelaki dengan seragam yang berbeda denganku. Pasti mereka dari SMA Darmaja ( SMADA ). Namun, baju mereka sudah dikeluarkan dan tidak rapi sama sekali. Bahkan ada yang kancing bajunya dibiarkan terbuka menampilkan kaos hitam yang dikenakannya.

"Kenapa?" Tanyaku dengan seulas senyuman.

"Lo pinter kan?" Tanya cowo dengan baju hitam dan seragam yang ia lilitkan di pinggang.

"Ngg..."

Brakkk

"Kerjain tugas gue!" Tukas cowo itu dengan melempar tasnya ke arahku membuat tubuhku yang tidak seimbang pun akhirnya tumbang.

"Hhh... Lemah!" Maki cowo yang kancing bajunya terbuka.

"Maaf Kak." Ungkapku dengan lirih sembari menunduk dalam.

Derap langkah terdengar menghampiriku. Detak jantungku berpacu dengan sangat cepat, takut akan hal yang menyakitkan akan menghampiriku lagi.

"Kalau ngomong tatap muka gue!" Bentak cowo dengan kancing baju terbuka sembari mencengkram daguku sehingga menatapnya.

Mataku melirik ke arah bed nama yang bertuliskan Mathew Garaga. Pandanganku beralih menatap tatapan tajamnya yang menusuk netra mataku seolah olah menakut nakutiku. Namun, aku tahu netra mata itu terlihat menyimpan banyak luka.

"Mata kamu bagus Kak. Aku suka."

Semua orang terkejut mendengar punuturanku. Kecuali Mathew yang kini malah menampilkan ekspresi datarnya.

"Lo goda gue?" Tanyanya masih dengan tampang datarnya dan tangan yang masih mencengkram kuat daguku. Ku yakini kini pasti sudah meninggalkan jejak lebam.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang