Hai semua 🤗
Afa comebackJangan lupa tinggalin jejak
Vote dan komen yang banyak ya:)
Komen setiap paragraf, biar aku semangat:) kalau bisa.
Komen kalau ada typo, soalnya ngetiknya auto buru-buru.
Happy reading😊
•••
"Saya mau dia dihukum mati!"pekik pria dengan jas hitam dan tatapan tajamnya dari balik pintu.
Seluruh pasang mata menatap ke arah pria tersebut. "Laksa?"lirih Ara kemudian berlari dan memeluk pria itu. "A-aku pikir kamu nggak perduli, hiks."
Pria yang dipanggil Laksa itu membalas memeluk Ara dan mengelus pundaknya lembut. "Saya datang hanya karena putraku ingin ke makam adiknya. Bukan untuk menemuimu! Ibu macam apa kamu tidak bisa mengurus anak sendiri,"bisik Laksa tepat di samping telinga Ara.
Dada wanita itu terasa sesak bukannya memberikan dukungan untuknya, suaminya malah menyalahkannya. "A-aku juga nggak mau ini semua terjadi, hiks."
Laksa mengedarkan pelukannya, dan menatap ke arah Aluka. Sedangkan gadis itu sedikit terkejut. Mata yang sama dengan Raga, itu artinya dia Ayahnya. "Hukum dia mati! Bukankah nyawa harus dibalas nyawa?"
Tok... Tok
"Kita lanjutkan nanti setelah istirahat,"titah jaksa.
Fernan menyusun strategi dengan rekan sekaligus teman pengacaranya.
Aluka kembali diborgol. Saat dia berpapasan dengan Adi, langkahnya terhenti karena ucapan cowok itu. "Lo harus menderita! Karena perempuan kayak lo nggak pantes hidup, b*tch!"
Gadis itu yang tadinya menunduk langsung menampar pipi Adi dengan semampunya karena tangannya yang diborgol. Air matanya kembali luruh dan menatap nyalang cowok itu, "kamu boleh benci aku. Tapi kamu nggak ada hak untuk merendahkan aku Adi! Kenapa kamu bohong? Kamu bilang akan bersaksi yang sebenarnya, tapi-"ucapnya kemudian terkekeh miris. "Aku lupa kalau takdirku memang terlalu hina."
Adi diam seribu bahasa. Aluka kembali terisak, "kenapa kamu bilang kayak gitu Adi, hiks. Kalau kamu nggak mau bersaksi untuk membelaku untuk apa semakin menyudutkanku, hiks. A-aku minta maaf karena udah nyakitin hati kamu, tapi aku sama sekali nggak bermaksud buat bunuh mereka, hiks-"
Adi terkekeh sinis,"tapi lo udah bunuh mereka Aluka! Lo udah bunuh mereka dengan tangan lo." Aluka menunduk dalam dengan menatap tangannya. "Andai lo nggak bodoh untuk ke tempat itu, pasti semua nggak akan gini. Sahabat gue masih ada di sini dan bareng-bareng sama gue. Lo pem-bu-nuh,"tegasnya.
Aluka mengangguk dan menatap netra Adi dengan frustasi,"aku juga nggak mau ada di tempat itu, hiks. Andai Kakekku nggak ninggalin aku di situ, pasti aku nggak akan ngalamin ini semua, hiks. Andai juga kalian langsung bunuh aku bukannya malah, hiks. Andai juga Raga nggak nolongin aku dan-"gadis itu memejamkan matanya menahan sesak dalam dadanya. "Andai Bri nggak mau berbuat seperti itu, pasti aku nggak akan bunuh dia, hiks."
Adi menatap gadis di hadapannya ini yang terlihat hancur dan rapuh. "Aku juga nggak mau terus buat orang tersakiti, hiks. Tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Teen Fiction"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...