Aku lelah dengan ini semua. Bolehkah aku menyerah, dan menghiraukan semua janjiku padanya. Untuk apa aku hidup, jika hanya merasa terluka.
~alukaalkenzia~•••
Hai semua🤗
Afa comeback, setelah sekian lama nggak up.Maaf ya, kelamaan nunggu🙏
Vote, comment and share yaaa
Kalau ada typo kasih tahu ya
Happy reading😊
Fernan masih setia memeluk putrinya yang sudah berhasil ia tenangkan. Gadis itu hanya diam saja, membuat pria itu gelisah di tempat.
"Kamu butuh apa sayang?"tanya Fernan dengan mengelus surau putrinya lembut.
"..."tidak ada sahutan apapun dari gadis itu. Ia masih enggan membuka suaranya.
"Makan? Kamu belum makan kan pasti, Papa beliin makan-"
"Pergi,"tukas Aluka dengan bangkit. Sontak hal itu membuat Fernan ikut berdiri.
"Kenapa sayang?"tanya Fernan lembut dengan memegang kedua bahu putrinya.
Aluka melepaskan tangan Fernan dari bahunya dan menggenggamnya,"Papa pulang aja. Aku nggak apa-apa di sini sendiri,"ujarnya dengan tersenyum manis.
Pria itu menggeleng,"nggak. Saya akan temani kamu di sini,"tolaknya.
Sekali lagi gadis itu tersenyum,"aku harus masuk sel Pah. Buat apa Papa Fernan di sini? Lebih baik lupain aku dan mulai kehidupan baru."
Fernan menatap Aluka tajam, sirat akan tidak suka dengan apa yang anaknya itu katakan. "Kamu kenapa ngomong gitu? Kamu nggak percaya saya akan membebaskan kamu?"tanyanya dingin.
"Bukan nggak percaya. Tapi aku sadar dengan kesalahanku. Jadi, lebih baik Papa lupain semua tentang masa lalu Papa dan aku."
"Lalu meninggalkan kamu sendiri?"tanyanya dengan alis terangkat.
Gadis itu tersenyum kecut,"bukannya aku memang ditakdirkan untuk sendiri? Dari dulu bukannya kalian selalu ninggalin aku sendiri?" Pertanyaan yang sangat menohok Fernan, hingga membuat laki-laki itu diam seribu bahasa. "Tapi aku nggak papa kok. Aku siap menghadapi apapun hukumanku sendiri."
Fernan memeluk putrinya untuk yang kesekian kalinya,"maaf. Papa janji akan membela kamu besok saat di pengadilan,"janjinya kemudian mengecup pucuk kepala Aluka.
Aluka memejamkan matanya, jujur ia sangat terharu di saat seperti ini Fernan malah berbuat manis seperti ini padanya. Air matanya berhasil mencelos sempurna. "Aluka sayang Papa hikss,"ujarnya kemudian membalas pelukan Ayahnya erat.
"Papa juga,"balas Fernan.
"Aluka ayo ke sel,"ajak polwan wanita.
Pelukan Ayah dan anak itu menguar, namun kedua tangan mereka masih menyatu, seperti enggan terlepas. Terutama bagi Fernan, melepaskan putrinya ke tempat seperti itu cukup membuatnya khawatir dan cemas.
Aluka memberikan senyuman manisnya, agar Fernan tidak terlalu khawatir dengan keadaannya. Perlahan-lahan pautan kedua tangan itu terlepas. Dengan Aluka yang sudah kembali masuk ke ruangan selnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Teen Fiction"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...