Part 11~Perpustakaan tempat suka duka~

3.3K 222 16
                                    

Mulut sampah orang tak akan pernah berhenti.
Cukup jadi dirimu sendiri.
Pandang dan lihat seberapa jauh mereka menjatuhkan dirimu.
Bungkam mereka dengan sisi lain dirimu.
Because, who knows yourself is you.
So, don't care what they say.
~elf.mda~

•••

Author POV

Aluka memasuki kelas yang hanya terdapat meja dan kursi yang masih kosong. Ia berjalan menuju bangkunya yang berada di belakang pojok dan duduk dengan melipat tangan di atas meja kemudian menyenderkan kepalanya di atas meja.

Sunyi dan tenang. Aluka lebih senang kondisi seperti ini, tanpa ada orang yang merundung dan menatap aneh ke arahnya. Dari kecil memang dia selalu disisihkan dari teman-temannya. Bahkan orang tua teman sekelasnya juga meminta pada guru agar menjauhkan anak mereka dari Aluka. Sehingga Aluka sudah terbiasa sendiri dalam kegelapan yang selalu menyelimutinya.

Dia memejamkan matanya menikmati setiap kesunyian dan kesepian yang dirasakannya setiap detiknya, dalam keramaian pun ia harus dipaksa untuk tetap merasakan kesendirian. Gadis malang yang selalu mendapat ketidakadilan semesta, gadis yang berusaha kuat padahal sudah dihancurkan berkali-kali.

"Gue kemaren ketiduran di rumah Caca dong."

"Tapi kemaren seru banget sih. Gue puas banget bisa makan kue bikinan nyokap lo Ca."

"Lo mah makan mulu yang lo pikirin Ky. Pikirin tuh pipi gembul lo."

"Hahhahhaha."

Suara teman-teman kelas Alu menggema di seluruh koridor sekolah. Bahkan terdengar nyaring dari dalam kelas, membuat Alu kembali dalam dunia nyata dan meninggalkan dunia lainnya. Sudah menjadi kebiasaan mereka selalu berangkat sekolah dan pulang bersama

Setelah mereka memasuki kelas dan melihat ke arah Alu yang tengah menenggelamkan kepalanya pada hodie dan lipatan tangan membuat mereka semua saling pandang memandang.

Fani tersenyum miring kemudian mendekati bangku Aluka.

Brakkk

"Woy. Bangun! Udah pagi." Teriak Fani setelah menggebrak meja Alu, membuat Alu sedikit terperanjat namun tidak menegakkan kepala juga.

"Hahahhahhaha."gelak tawa teman Alu dengan berjalan melingkari bangku Aluka.

"Budek lo! Bangun bego!"sentak Fani dengan amarah yang memuncak karena Alu tak juga bangkit.

Brakkk

"Arghhh."pekik Alu karena kursinya di dorong oleh Fani. Membuatnya jatuh ke lantai dengan tertimpa kursi.

Seluruh teman Alu hanya melihat ke arah Alu dengan senyum licik.

"Rasain lo! Sakit? Makanya jangan ngelawan!"

"Aluka?!"panggil Rasyi dari depan pintu dengan amarah yang memuncak di kepala.

Semua pasang mata menatap ke arah Rasyi dengan terheran-heran.
"Lo kenapa Syi? Dateng-dateng langsung kayak banteng gitu."tanya Caca.

"Diem lo!"bentak Rasyi membuat Caca menutup rapat mulutnya karena takut kena amukan gadis itu.

"Lo kenapa?"kini Laxo yang bertanya dengan menghampiri Rasyi.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang