[Haloooo! Enjoyyy!]
Beberapa tahun yang lalu...
Gadis kecil itu berusaha untuk menggapai sesuatu agar ia bisa bernapas. Nyatanya ia tak mendapatkan apa-apa. Kakinya tak bisa memijak apapun yang bisa ia pijak.
Air ombak itu terus menerus menggulingkan tubuh kecilnya hingga ia terseret jauh dan tenggelam.
Air mata yang tertelan bersamaan dengan air laut mejadi tak kasat mata. Gadis itu menangis dalam hati. Berusaha memanggil siapa pun dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar seseorang bisa menolongnya.
"Papa... Tolong dinara..."
"Mama... Dinara gak bisa napas..."
"Mas Rian... Dada dinara sesak..."
"Ya Allah... Tolongin dinara ya Allah..."
Matanya terpejam dan suara kedap di telinganya semakin erat. Tubuhnya yang semakin terasa berat akibat tekanan itu. Gelap dan dingin yang hanya dapat ia rasakan.
"DINARA!!! TAHAN DINARA!!"
"DINARA!!! KAMU DENGAR SUARA MAMA, NAK?!""
"DINARA, KAMU DIMANA?!"
Sayup-sayup ia mendengar teriakan keluarganya dan semuanya menjadi gelap.
***
Dinara merapikan dress yg sedikit lecek itu. Ia melihat kembali wajahnya yang masih on make up. Setelahnya ia kembali berjalan untuk menuju hall acara. Tadi doi ada panggilan alam, makanya ia ke tempat lain buat nyari kamar mandi. Sumpah ya, rumahnya eunbin tuh luas banget, dinara aja sampe nyasar.
Gadis itu berjalan pelan untuk menikmati desain interior di rumah tersebut. Sampai pandangannya terlempar ke luar jendela. Gadis itu terpekur lama dan kakinya malah beranjak untuk keluar rumah.
Wah, dia gak tau kalo bagian belakang rumah tuh ada kolam renang juga.
Mengingat traumanya terhadap air yang dalam, ia pun meyakini dirinya kalau ia mengidap thalassophobia ringan. Meskipun gak terlalu ditunjukkan, tapi dinara suka pusing atau deg-degan kalo dekat kolam renang yang dalam, laut, atau samudra. Pengalaman trauma masa kecilnya dari dulu tak bisa dihilangkan.
Dinara terdiam perlahan sambil melihat bayangannya di air kolam, gadis itu menghela napasnya pelan.
"Hah... Nyiksa amat punya phobia tuh. Gue udah ngerasa fearless banget perasaan. Ngelawan banyak preman kan tuh, bisa bela diri, kayakㅡsemua cowok tuh bangga dapetin cewek kayak gue."
Yah, maapin aja gais rada kesel sama pemeran utama yang percaya dirinya udah level 99999.
"Eh pas ketemu aerㅡnyali gue udah kayak kucing." Lanjutnya lagi.
"Kayaknya gue harus belajar berenang lagi..." Gumam dinara sambil menganggukkan kepalanya.
"Ngokeyyh."
Dinara ngerasa udah lama natapin kolam renang, dia mutusin buat balik lagi ke TKP.
"Eh ya ampun!"
Dinara gak sendirian disana. Ada seseorang yang bersamanya sejak tadi.
Dinara tersenyum sumringah, "Eh kak Nakila."
Nggak, ada sesuatu yang aneh sama tuh cewek. Dinara gak ngedapetin nakila senyum balik ke dia. Malahan doi kayak menatap tajam gitu ke dinara. Bikin gadis itu bingung. Perasaan tadi nakila baik-baik aja sama dia, kok sekarang masang muka gak bersahabat gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter Jamjam
FanfictionFeat. 2Hyunjin JamJam Niatnya sih, Dinara hanya tidak sengaja menemukan balita yang tersesat di mall yang bernama jamjam. Akan tetapi, setelah mengetahui papanya jamjam adalah sosok yang diidamkan mama mertua, membuat dinara berharap agar bisa menja...