[42]

1.1K 199 50
                                    

[gue bingung judul chapter ini apaan wkwkwkwk.]

























Saat itu...



"Lo gak ngasih tau keluarga lo soal ini?"

Pria itu termangu dalam satu titik pemandangan tapi pikirannya entah kemana. Entahlah, dhirga ngerasa kalo masalah ini bakal membebani seluruh keluarganya kalo ia menceritakan tentang kejadian kemarin.

Dhirga merasa dirinya belom cukup untuk membuat bangga keluarganya, ia masih merasa kurang. Setelah rasa bersalah yang membendungnya sejak dulu, ia merasa segan kepada keluarga besarnya itu dan hampir putus asa.

Mungkin orang lain akan merasa malu jika orang seperti dhirga bisa menjadi keluarganya, pikirnya negatif.

Padahal mah, kita semua juga tau kalo unsur ketidaksengajaan dan gak menimbulkan kriminalitas bisa dimaafkan. Di mata keluarganya, dhirga merupakan sosok lelaki yang hanya menuruti dan mematuhi perintah yang diajarkan keluarga yunandra.

Keluarga besar yunandra dulu memang sangat menjunjung tinggi peraturan, tapi adat istiadat itu sekarang sudah hilang. Dibandingkan itu semua, mereka lebih nyaman hidup bebas dan apa adanya tanpa peraturan sana sini.

Gak ada yang merasa perlu disesalkan disini, tapi dhirga hanya merasa semakin bersalah.

"Gue rasa gak perlu, di. Mereka udah cukup banyak pikiran sama masalahnya sendiri, ditambah masalah gue waktu itu." Ucap dhirga dengan pelan.

Ia menarik sudut bibirnya dan menundukkan kepalanya. "Gue rasa, gue yang harus berjuang sendirian disini."

Ardi udah duga bakal begini jadinya. Ia heran sama sikap dhirga yang dari dulu gak pernah mau menyusahkan orang lain. Maksudnyaㅡdalam hal bantu membantu, ia rasa bakal banyak yang bantuin dhirga. Tapi, ya gitu, dhirga selalu ingin mengerjakan semua sendiri.

Menyiksa dirinya sendiri dan juga memendamnya sendiri.

Terkadang Ardi yang bersanding selama 7 tahun terakhir, merasa gak dianggap. Ah, Ardi gak bakal mempermasalahkan ini, karena dia bersyukur saat dhirga ada masalah, dia selalu tau.

"Nan, sebagai sahabat Lo, gue menyarankan Lo, untuk kali ini aja."

"..."

"Jangan sekali-kali Lo nyimpen semuanya sendirian. Inget nan, banyak orang yang sayang sama Lo. Apalagi sekarang Lo udah punya calon istri kan? Si dinara, orang yang Lo percaya. Setidaknya Lo cerita sama dia, tentang masalah ini." Tukas Ardi selanjutnya.

Tungkai panjangnya bergerak pelan dan ia mulai memandanginya dalam diam.

Saling pandang tapi gak jatuh cinta. Sorry bro, ini bukan bxb heheheh. Owhkeyh.

Dhirga menghela napasnya pelan dan memijit pelipisnya yang kiat berdenyut. Pusing banget mikirin orang yang selama ini pengen hilang di muka bumi, eh tiba-tiba malah minta sesuatu yang bukan hak milik dia.

Emang Akhlaqul Karimah udah hilang selama-lamanya tuh si juminten.

Bisa aja sih si dhirga menjebloskan ke penjara dengan segala caranya. Gak mau sombong nih ya, keluarga yunandra banyak banget nyimpen orang-orang punya keahlian khusus sederajat dengan Intel, bahkan yang dari luar negeri juga ada. Tapi dhirga mau mecahin sendiri dulu, apa maksud dan tujuan si J ini. Yang pasti, dia gak mungkin tiba-tiba minta Jamilah balik lagi ke dia secara cuma-cuma.

Babysitter JamjamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang