[Panjang banget. Eh sorry, emang Jeki sering PHP wkwkwk. Karena banyak yg babysitter jadinya up ini dulu.]
Setelah tadi urusan di rumah sakit selesai, dhirga udah disusul dengan segala kesibukkan lain. Saat ini ia lagi memantau keadaan penjualan projek mereka. Bersama Ardi tentunya.
Sebenarnya sih, acara itu dilaksanakan besok, hanya saja dhirga ingin waktunya dipercepat.
"Saya mau, segala macam desain baru harus selesai hari ini juga. Saat ini, kita gak punya waktu untuk menunda peluncuran barang baru. Kita harus lakukan ekspansi besar agar bisa bersaing dengan produk luar negeri."
Kalo kalian melihat dhirga Hanan Yunandra menunjukkan pesonanya itu, ya saat lagi kerja. Keliatan berwibawa dan tegas, tapi kalo sama jamjam berubah jadi kembang tahu. Soft banget.
"Nakila, saya minta kamu untuk segera menghubungi rekan bisnis kita di Singapura, pantau cara kerja mereka. Sebenarnya saya masih ragu untuk melakukan kerja sama, kita jangan bertindak gegabah dulu. Penawaran sebesar itu gak mungkin gak ada timbal baliknya."
"Baik, pak Hanan. Nanti saya segera reschedule pertemuannya." Balas Nakila.
"Pak Hanan, maaf. Apa sebaiknya kita tidak menunggu penjualan selesai sampai bulan depan? Akan lebih baik jika kita menghindari persaingan dan mencari celah untuk launching besar-besaran sebagai peluang keuntungan."
Langkah dhirga berhenti dan otomatis para karyawan ikut berhenti juga. Tangannya dimasukkan ke dalam kantung celana hitamnya. Sudut bibir kanannya tertarik ke atas.
"Di kehidupan ini selalu ada persaingan, Bu gina. Peraturan yang saya buat disini, tidak ada kata takut untuk bersaing, setiap hariㅡnggak, setiap detik seluruh makhluk di bumi itu bersaing untuk bertahan hidup. Paham Bu gina?"
"Siap, pak."
"Bagus kalo begitu. Saya minta, Kerahkan seluruh kemampuan kalian. Saya akan pantau terus perkembangannya. Kerja bagus hari ini." Dhirga tersenyum ke arah mereka semua sambil berlalu.
Setelahnya, mereka membubarkan diri untuk melanjutkan kerjaannya masing-masing. Pria itu melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14:04.
"Kenapa sih Lo? Daritadi ngeliatin jam tangan Mulu?" Tanya Ardi.
"Nggak."
Sebenarnya jauh di pikirannya saat ini ia merasakan kegelisahan. Entah karena apa yang jelas dia selalu ngeliat jam tangan.
Kok jam segini si dinara belom ngabarin ya?
"Di, ada jadwal apa lagi?"
"Abis ini pertemuan soal projek kerja sama di Hokkaido, sama tuanㅡbentarㅡTuan Shinichi Seijuro, jam 3 sore. Setelah itu jadwal lo kosong." Jelas Ardi sambil mengoperasikan tablet di pegangannya.
Dhirga menganggukkan kepalanya singkat, lalu ia melirikkan matanya ke sebelah kirinya dimana disitu ada Nakila. Iya, mereka bertiga tuh satu paket.
Dhirga menyenggol lengan Ardi pelan. Ardi langsung menoleh dan memasang gestur tanda tanya dengan ekspresi wajahnya.
Mereka berbicara lewat kontak mata.
"Gimana nih?"
"Apanya?"
"Nakila."
"Lo gak pernah ngomong jujur sama dia, makanya dia begitu sama lo. IQ Lo suka jongkok kalo soal cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter Jamjam
FanfictionFeat. 2Hyunjin JamJam Niatnya sih, Dinara hanya tidak sengaja menemukan balita yang tersesat di mall yang bernama jamjam. Akan tetapi, setelah mengetahui papanya jamjam adalah sosok yang diidamkan mama mertua, membuat dinara berharap agar bisa menja...