[54]

293 36 6
                                    

HAI HAI HAIIIII!!!!
SIAPA YANG KANGEN JAMJAM DAN ANTEK-ANTEKNYA?????? HEHEHEHEHE




***




"Mas dhirga, ini serius kita mau makan disini?" Ucap dinara sedikit agak ragu pas sampai di tujuan. Gadis itu melongo karena takjub sama tempat tersebut. Masalahnya, ini tuh kayaknya restoran mahal banget gitu. Bahkan dinara gak pernah menemukan hidden gem restoran makan mewah seperti tempat ini.

Ternyata ada yang begini!

Ini harus dicatet tempatnya fix. Biar dia, yeji sama Surya maen-maen kesini.

Kalau restoran yang notabennya menggocek uang yang gak sedikit, pasti interior di luarnya gak jauh dari air mancur dan halaman yang luas sekali. Uang mah gak pernah bohong cuy. Kayaknya itu patungnya terbuat dari emas, hmmm.

Dinara kayaknya pernah bahas restoran ini bersama teman-temannya pas muncul di hastag Instagram. Nama restoran tersebut adalah "fengari". Iya, nama yang sangat sederhana sekali, tapi dalam we ow we wiwuw digidaw.

"Iya. Aku sekalian mau ketemu mas davian. Kenapa? Kamu udah pernah kesini sebelumnya?"

Dinara tertawa datar, "mas dhirga, kaum mendang mending kayak aku, gak bakal bisa kesini. Mending uang recehku dimasukin ke celengan ayam. Yah, pokoknya aku baru tau ada tempat ini." Ucap dinara panjang lebar.

Dhirga cuma ketawa doang, "Oh iya? Kenapa? Kalau harganya gak terjangkau, nanti aku bilang ke mas Davi buat turunin harga makanan sama minumannya biar masyarakat kelas menengah ke bawah bisa kesini juga. Atau nanti aku coba kasih saran ke dia buat buka cabang di tempat yang lain."

Hehe, simple banget ye kalo bisnis sama orang kaya. Asal ada duit pun jadi.

"Betul banget, mas dhirga. Aku setuju sekali. Aku dukung proyeknya ya. Emang mas Davi kerja disini juga?"

"Iya, dia kerja disini juga, sekaligus pemilik restoran ini."

"Hah?"

Ya Allah, dinara masih pusing kalo mikirin kekayaan keluarga yunandra. Kayak dompet receh dinara tuh menjerit tau gak sieee???

Ini tuh mereka nyimpen kekayaan dimana lagi coba???

Beneran udah kayak keluarga Sultan Andara kedua dah.

"Mas Davi yang awalnya disuruh papa buat nerusin perusahaan kami, tapi dia menolak dengan alasan itu bukan passionnya. Mas tetap belajar bisnis, tapi di bidang kuliner. Makanya mas Davi bikin restoran sendiri." Jelas dhirga panjang lebar.

"Ohh gitu..."

Dinara melihat penampilannya sendiri. Aduh, dia gak sempet buat dandan, biar agak cakepan dikit mau makan sama mas dhirga. Kucel banget keliatannya, soalnya dia pikir cuma jemput dhirga abis itu pulang ke rumah, tapi nyatanya malah mampir ke tempat lain.

Dinara yang cuma pakai blouse hitam sama celana jeans terlihat sederhana sekali, berharapnya sih gak diusir, tapi kan gak ada yang tau.

Wkwkwk emang agak berlebihan. Tapi jujur, dinara kebawa paranoid gara-gara orang kaya masih memandang rendah orang-orang yang ekonomi menengah ke bawah.

Dinara juga punya pengalaman yang gak enak. Saat itu ia sama keluarganya mau mencoba makan di restoran yang ada tengah kota. Dinara yang saat itu memang lagi ulang tahun, diajak papa Tama buat makan di tempat mewah, sebagai hadiah ulang tahun lah ibaratnya.

Tapi saat sampai disana, papa Tama diusir gara-gara dia waktu itu make sarung warna coklat gara-gara gak sempet ganti. Padahal mah duit juga ada. Yaudah jadi geger dah tuh. Tapi yang marah bukan papa Tama, melainkan mama Nana. Beneran apes banget tuh tempat dimaki-maki sama mama Nana.

Babysitter JamjamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang