[34]

1.4K 264 81
                                    

[Setelah sekian lama... Kita baru bersua...]






















Sebenernya sih, selama Dinara sekolah dulu, dia sama sekali gak pernah seintens ini itu deket sama cowok. Kayaknya dulu ia terlalu giat belajar supaya bisa mencapai perguruan tinggi yang ia cita-citakan sampe percintaan mengenai SMA pun ia hindari.

Entah kenapa, dirinya sama sekali tidak tertarik. Dia hanya menikmati kesenangannya untuk berteman dengan semua orang.

Bahkan ia lebih berani menolak semua laki-laki yang terang-terangan confess ke dia. Terus, Dinara pernah dilabrak sama fans-fans cowok yang ia tolak.

Kayakㅡanjim, gih sana makan idola Lo gih. Ora geuleum urusan!

Untungnya nih, Dinara lebih pinter lah. Doi ikut club' taekwondo.

Lo senggol, gue tampol, gitu prinsipnya.

Dinara dulu punya cita-cita jadi Tentara. Parah. Papa Tama malah setuju dengan hal ini dan bersedia memasuki Dinara ke sekolah khusus Taruni. Taruni yang berpakaian seragam dan berambut pendek.

"Nggak. Mama gak mau kamu masuk sekolah kayak begitu. Kamu butuh ruang bebas untuk bisa bersosialisasi lagi. Mama gak mau kamu kenapa-napa." Kata mamanya. Ya, mama nana sangat menolak keras dengan keputusannya. Sempat cekcok satu keluarga, chaos banget dah waktu itu.

Sekolah Taruni itu sangat teratur dan punya banyak risiko. Mama Nana gak suka kalo terlalu ketat dengan peraturan. Dia maunya yang biasa-biasa aja. Ya, Dinara untungnya menyetujui sih.

Sebenernya mah, papa Tama mau Dinara jadi Taruni, soalnya dulu dia gak pernah kesampaian jadi taruna. Mumpung si Dinara mau, jadinya setuju doi. Adrian? Yaelah, udah nolak mentah-mentah dari jauh.

Namun, alih-alih gak masuk sekolah Taruni, dari SD si Dinara udah diajarin sama papa Tama buat mandiri dan bisa banyak hal. Misalnya kayak, main berbagai macam olahraga, diajarin mancing, diajarin main game, diajarin nyetir pas SMA, masuk club' bela diri tapi berhenti gara-gara cedera (sama mama Nana disuruh berhenti), dan lain sebagainya.

Pokoknya diajarin mandiri dan tangguh. Makanya doi serba bisa kan. Tapi ya, namanya anak gadis, tetap aja papa sama mas Rian over protektif sama doi.

Hm, sia-sia belajar mandiri.

Namun, semenjak masuk dunia perkuliahan, dunia manusia yang sebenarnya, sebagian besar selain dunia kerja, ia bisa belajar banyak hal.

Hukum rimba sangat berlaku di dunia perkuliahan. Solidaritas, kebebasan, sosialitas, bahkan kedewasaan juga ada semua disini.

Lo bisa bebas berpendapat dimana aja kalo Lo suka/gak suka.

Aspirasi mahasiswa atau orang dewasa sangat di agungkan saat kuliah. Masa sekolah gak sebanding dengan dunia perkuliahan, jauh banget.

Singkat cerita ke kehidupannya Dinara, Semenjak itu dia dapat teman yang benar-benar teman baru, khususnya perempuan. Maklumin aja, dulu Dinara temennya hampir cowok semua. Terus sering diomongin kegatelan gara-gara Deket sama banyak cowok.

Apa banget? URUSAN LO!

Kalo mau ngurusin gue, sekalian nih bayarin listrik rumah gua, katanya kala itu.

Dan ternyata, punya temen perempuan asik juga. Dia cukup menikmati dengan pertemanan perempuan itu.

Dari yang gak suka shopping, Dinara malah jadi maniak belanja. Meskipun cuma barang-barang murah, tapi tetap aja doi sering belanja banyak. Cewek mah gitu. Jumlah barangnya, bukan jumlah harganya, merk belakangan. Beda kalo sama abangnya yang barang branded semua tapi barang-barangnya mahal.

Babysitter JamjamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang