"Allerick! Awas!!"
Mendengar seruan itu, seorang pria menoleh ke belakang. Namun, hantaman bisbol mendarat lebih cepat di punggungnya. Pria itu langsung terjatuh, dia Allerick Dante. Allerick tertawa saat lawannya berhasil membuatnya terjatuh. Ia lalu meludah di samping tubuhnya, kemudian tawa di wajahnya berubah menjadi smirk yang begitu mengintimidasi.
Allerick berdiri, menatap pria di depannya itu dengan sorot mata tajam miliknya. Ia maju dengan santai, lalu menonjok perut Deangelo dengan sangat keras.
"Bangsat!" Allerick melayangkan tinjunya membabi buta pada musuhnya itu, mengenai pipi dan rahang Deangelo.
Tak terima, Deangelo membalas perlakuan Allerick, dan terjadilah baku hantam antara dua kepala dari geng yang sangat di kenal seantero sekolah di Jakarta. Priamos dan juga Wonderlust, namun dua geng itu tidak pernah damai dan sering sekali terlibat tawuran.
Dallas yang melihat darah menetes dari dahi dan sudut bibir Allerick, bersiap untuk membantu ketuanya. Namun aksinya dihentikan Efrain, pria yang sama dinginnya dengan Allerick itu menahan tangan Dallas dan menggelengkan kepalanya.
"Allerick enggak selemah itu," tutur Efrain sedikit berbisik, dengan senyum tipis yang muncul di bibirnya.
Di tengah perkelahian dua ketua kubu itu, tiba-tiba suara sirine terdengar. Membuat kedua geng motor itu langsung menyudahi pertikaiannya. Mereka melarikan diri saat polisi sudah dekat.
⚡⚡⚡
Di sebuah ruangan yang terlihat tidak terawat, segerombolan pria duduk melingkar di sebuah kursi tua yang tersedia di sana. Ada juga yang duduk di meja dekat jendela dan juga anak tangga.
"Anjing banget si Angelo!! Bisanya make senjata!!" murka Dallas terlihat sangat ingin membunuh Deangelo dan kawanannya.
Jayden yang berada di dekat Dallas menepuk pundak pria itu, "Gak ada gunanya marah. Kata om Deddy, kita diciptakan dengan satu mulut dan dua tangan. Gak usah banyak bicara, lebih baik baku hantam."
Dhaka si adik kelas bersorak, "Bener banget, tuh! Wonderlust gak bisa dibiarin kayak gitu aja!"
Allerick tidak menghiraukan dialog teman-temannya, ia hanya fokus pada kaca yang memperlihatkan luka robek di sudut bibir dan dahinya. Ia menyeka darah yang masih segar dari lukanya itu, ringisan kecil keluar dari bibir Allerick saat perih campur sakit bersarang di lukanya.
"Ah, sialan!" umpat Allerick karena wajahnya yang kembali terdapat lebam, ia melempar kaca dan kasa tadi ke atas meja.
Allerick lantas berdiri dan mengambil kunci motornya, menyambar jaketnya yang tergantung bebas di sisi kursi.
"Ke mana, Rick?" tanya Zidan.
"Pulang!" celetuk Allerick menjawab pertanyaan Zidan,
Sedangkan Efrain tersenyum miring, jelas jika iblis berwujud manusia itu tidak bersungguh-sungguh jawabannya. Mungkin saja di gang depan, bukannya lurus, Allerick malah berbelok ke arah kiri.
"Jangan lupa beli fruit tea, Rick!"
⚡⚡⚡
Allerick menyesap rokoknya kuat-kuat, lantas asap langsung mengepul menutupi wajah tampan pria itu. Ia berkali-kali menghisap rokok hingga tersisa puntungnya saja. Allerick Dante, memang perokok aktif yang tidak bisa jauh dari Gold Seal.
Beberapa saat kemudian, seorang gadis cantik berpenampilan sangat dewasa keluar dari rumah berpagar hitam. Wanita itu lantas melambai pada Allerick dan say hi pada pria itu. Gadis itu lantas naik di jok belakang Allerick, dan melingkarkan tangan di pinggangnya.
Gadis itu bernama Clara Sifabella, di antara banyaknya wanita yang berada di sisi Allerick, Clara merupakan gadis yang cukup sering pria itu ajak bermain.
Allerick lalu memakai helm full face-nya, dan melajukan motornya menuju salah satu hotel berbintang di Jakarta. Sudah Allerick katakan, jika ia sebegitu seringnya bermain dengan Clara. Mumpung hari ini hari libur.
⚡⚡⚡
Mentari bersinar terang pagi ini, burung-burung keluar dari sarangnya menyambut pagi yang begitu cerah. Lima pria tampan baru saja sampai di sekolah, menarik perhatian dari warga SMA Adarlan. Kelima pria itu adalah golongan pria paling memikat teratas di sekolah ini, terutama sang Cassanova Allerick. Pria berhati dingin namun punya banyak simpanan.
Allerick Dante melangkah memimpin, tatapan tajamnya mengarah ke depan dengan tas punggung yang hanya sebelah saja yang disampirkan di punggungnya. Ia berjalan santai, sesekali mengedipkan mata pada gadis yang dianggapnya cantik. Dan membuat mereka menjerit kesenangan.
Diikuti Efrain Wylan, pria itu tidak pernah menebarkan senyum sekalipun. Tatapannya menghunus dingin, ia tak pernah tertarik pada wanita cantik mana pun. Jika bukan karena gadis dengan rambut panjang yang selalu dikepang, yang sedang duduk di bangku tepian taman. Maka Efrain akan menjadi pria yang tidak pernah tersenyum di dunia ini
Arshaka Zidan, pria paling ramah yang tidak pernah menunjukkan emosi menggebu-gebu. Zidan sangat memperlakukan wanita dengan sangat baik. Namun, karena sifat itu pula yang membuatnya tanpa sadar mematahkan hati banyak gadis. Mereka sudah menaruh harapan lebih Zidan. Namun pria itu akan dengan gamblangnya berkata jika mereka hanyalah teman.
Di susul Dallas Takara, pria itu lempeng saja melewati rakyat Adarlan yang terlihat sangat mengerikan. Dallas memang tidak suka kesepian, tapi ia akan muak jika sangat heboh seperti para kaum hawa SMA Adarlan. Keinginan yang paling besar adalah memiliki pacar, namun sifatnya yang membenci wanita malah menghambat keinginannya itu.
Di barisan paling belakang, hadir seorang pria yang sangat percaya diri dengan ketampanannya, Jayden Tyr. Dengan santainya ia mengedipkan mata pada semua wanita yang dilewatinya, tak sungkan Jayden bahkan mengecup tangan gadis yang terlihat cantik. Ia memang rajanya tebar pesona, sehingga Jayden dikenal sebagai dewa cinta oleh rakyat Adarlan.
Sesampainya di kelas mereka langsung duduk di kursi masing-masing, tatapan Allerick fokus pada wanita yang sedang tersenyum padanya. Allerick mengedipkan sebelah matanya pada Clara, menatap gadis itu dengan tatapan liar.
Efrain tersenyum mendecih melihat Allerick, lalu memalingkan wajahnya menatap keluar jendela. Menatapi langit yang sangat biru warnanya, entah ada apa, sepertinya langit sedang berbahagia hari ini.
"Seka! Setiap kali gue lihat lo, jantung gue selalu berdetak. Apa gue jatuh cinta?" ungkap Jayden berteriak pada Seka yang sedang menghapus papan tulis.
"Ya itu tandanya lo hidup, Bego!!"
Balasan Seka mengundang gelak tawa teman sekelas, membuat Jayden merasa dianiaya. Ketahuilah, jika semua murid kelas mana pun mengagumi Priamos squad, tapi seisi kelas XII IPS 5 berbeda, mereka tidak merasa tertekan sama sekali sekelas dengan komplotan preman sekolah itu.
"Ya Allah, jika Seka gak bisa berada di sisiku. Tempatkan lah dia di sisimu, ya Allah!"
Sebuah penghapus kini mendarat di wajah tampan Jayden, karena berani mencari masalah dengan cewek setengah cowok.
⚡⚡⚡
"Truth or dare?"
"Dare!"
"Oke, gue tantang lo. Deketin cewek di sana, pacarin tiga bulan. Habis itu buang! Deal?"
"Dia buta?"
⚡⚡⚡
Hai, ini part pertama Sayonëë, yaaa. Jangan lupa vote dan komennya biar aku semangat nulis part selanjutnyaa.
Dukung cerita aku yang lain juga, dan follow ig @melllyyyaul_
thank you!Selamat membaca dan semoga terhibur 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Teen FictionAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...