Sore ini hujan di luar cukup deras, sedang Allerick terjebak di rumah sakit Craspedia. Allerick menjenguk sang bunda setelah dari pangkas rambut, dan tidak disangka awan menumpahkan airnya. Pria itu duduk di luar ruangan di mana pasien sedang ada kelas bercerita, dan Almeida ada di dalam ruangan itu.
Allerick melengkungkan bibirnya melihat bundanya sudah sering tersenyum dan sesekali berbicara, tak jarang Almeida ikut bercerita dan menyambung cerita si pengajar. Mungkin banyak orang melihat Almeida sangat kekanakan dan bodoh, tapi bagi Allerick bundanya adalah orang yang paling hebat yang pernah ia temui.
Hendak berdiri untuk menuju kamar mandi, Allerick melihat separuh tubuh seseorang terlihat dari balik tembok. Dengan cepat dia melangkah menghampiri sebelum orang itu pergi.
“Ngapain lo ke sini?”
“Ah, gak sengaja liat lo ke sini. Gue kira lo ngapain.”
Allerick terkekeh, “Peduli apa lo sama gue?”
“Apa yang gue buat sampai lo sok peduli kayak gini?” Allerick tersenyum aneh disertai mata yang menyiratkan penuh tanya.
Mario tertawa mengejek. “Sorry, lo salah paham. Gue gak sepeduli itu-”
“Lo pikir gue gak tau, lo sering ke sini saat gue gak bisa jengukin bunda gue, kan?”
“Lo pikir gue gak tau, lo selalu mastiin bunda gue baik-baik aja di saat gue gak bisa!”
Allerick menghembuskan nafas beratnya kemudian menggelengkan kepala. “Stop peduli, gue benci kelihatan lemah!”
Niat yang tadinya ingin pergi sirna seketika, Mario terdiam di tempatnya mendengar perkataan Allerick. saudara tirinya itu ternyata tahu semuanya.
“Kenapa? Kenapa lo lakuin semua itu seolah gue sangat lemah di mata lo!!” teriak Allerick.
“YA!” tembak balik Mario, “lo lemah sampek gue mau-maunya ngelakuin ini!!”
“Lo bertindak seakan gak ada yang peduli! Berpikiran kalo gak ada yang menyayangi lo seperti yang lo mau!! Lo bilang ayah cuma menyayangi gue dan gak sayang sama lo!!”
“Emang bener, kan?!” Allerick bersuara, “ayah emang selalu memprioritaskan lo? Anak tirinya dibanding anak kandungnya sendiri!!”
Mata Mario memerah ikut terbawa emosi. “Allerick!!”
“Bukan cuma lo yang ngerasa kehilangan!! Gue juga, dari kecil gue gak pernah lagi bisa ketemu papa gue!! Ini juga berat karena harus berpura-pura baik-baik aja!! Lo masih mending, masih bisa ngeliat kedua orang lo!!”
“Lo mau adu nasib?!” sinar mata Allerick menggelap, “MARIO, LO MASIH BISA NGERASAIN KASIH SAYANG! SEDANGKAN GUE?! SIAPA YANG MENYAYANGI GUE, HAH?!” teriak Allerick disertai suara petir yang menyambar.
“AYAH BAHKAN SEKALIPUN GAK PERNAH MELUK GUE SAAT GUE BUTUH!! DAN LO LIAT DI SANA?!” Allerick menunjuk ruangan di mana bundanya berada, ia menggeleng lemah menatap Mario dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Teen FictionAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...