Flashback on
Jemari itu terangkat dan mengusap kasar air mata yang lagi-lagi menetes di pipinya, Clara menghela nafas berat menahan rasa sesak yang masih juga menghantui hati dan pikirannya. Bayang-bayang sang kekasih mencium gadis lain selalu saja berputar di benaknya, dan itu sangat tidak mudah untuknya.
Clara terus melangkahkan kaki menuju kelasnya, namun di persimpangan ia tidak sengaja menabrak bahu seseorang karena menundukkan wajah sejak tiba di sekolah.
“Zidan ...” lirihnya.
Pria yang dipanggil Zidan itu mengernyitkan kening melihat mata sembab Clara. “Lo nangis?”
Clara menggelengkan kepala mengelak, “Nggak. Bangun-bangun udah gini muka gue, digigit semut kayaknya.”
“Bohong ya, lo?” tuding Zidan menunjuk sang sahabat.
Tapi Clara masih saja menggeleng tegas memberitahu jika dirinya baik-baik saja, wajahnya yang membengkak tak lain hanya sekedar gigitan serangga.
“Yakin lo?” tanya Zidan memastikan.
Clara mengangguk sekali lagi. “Yakin seratus persen!”
Zidan pun ikut menganggukkan kepalanya, mencoba mempercayai gadis di depannya itu.
“Ya udah, gue ke kelas dulu. Bye!” Clara beranjak menjauh dari hadapan Zidan menuju kelasnya.
“Apalagi yang lo sembunyiin?” tutur Zidan pelan begitu Clara sudah hilang di balik pintu tangga.
***
Clara menopang wajahnya dengan tangan yang bertumpu di dinding pembatas lantai dua, tatapannya menerawang jauh tapi tatapannya mengarah ke siswa tetangga kelasnya yang sedang bermain basket di bawah sana. Ia melihat komplotan yang sering kali dielu-elukan sedang pamer pesona di bawah sana, tak terkecuali Zidan, sahabatnya yang ia tahu juga ikut serta dalam barisan Priamos squad.
Lama matanya menerawang tak tentu arah, tiba-tiba saja menjadi terfokus pada seorang pria yang ia tahu adalah ketua di sana, Allerick Dante. Pria badung yang katanya menjadi idola para gadis-gadis SMA Adarlan. Pria yang kata orang-orang memiliki banyak musuh di luar sana, dan baru-baru ini terlibat konflik dengan ketua geng dari sekolah lain. Tak lain adalah pacarnya sendiri, Deangelo Gharban
Sekilas ide gila terpikirkan di benaknya, lantas smirk sinis terpatri di bibir gadis itu. Clara berpikiran untuk membalas sakit hatinya pada Deangelo dengan mendekati musuh dari pria yang dicintainya itu.
“Lo salah ajak orang buat main-main di hubungan toxic ini!”
Dan sejak saat itu, Clara benar-benar mendekati Allerick seolah-olah mencintai pria itu. Di luar rencana, setahun kemudian ia benar-benar bergantung pada Allerick. Walau Clara tahu dirinya lebih mencintai Deangelo, tapi ia memaksa hatinya yakin jika Allerick jauh lebih baik.
Setidaknya Allerick tidak menyakitinya seperti yang Deangelo lakukan. Allerick tidak membuatnya menangis, dan juga tidak membuatnya merasakan sakit hati.
Flashback end
***
Allerick merasakan lehernya begitu kaku dan nyut-nyutan, mungkin efek begadang semalaman karena sibuk menatapi wajah sang ibunda tertidur. Allerick berada di rumah sakit semalaman karena Sandi membawa pulang istri dan anak kesayangannya ke rumah, Allerick benci hidup berdampingan dengan penghancur keluarga kecilnya yang seharusnya terdapat canda tawa.
“Argh ....” Ia merenggangkan tulang-tulangnya yang terasa sangat kaku.
Mata Allerick berubah merah sebab tak tidur, dan sekarang pria itu merasakan kantuk yang sangat. Diliriknya jam yang tergantung di dinding rumah sakit, sudah menunjukkan pukul enam pagi. Sebelum beranjak dari ruang itu, Allerick menyempatkan untuk mencium kening ibundanya. jika Allerick melakukan itu saat Almeida terbangun, dipastikan wajah pria itu akan mengalami lebam.
”Allerick pergi dulu, Bunda ...” pamitnya lalu beranjak dari ruang serba putih itu.
Tak sanggup pergi ke sekolah dengan mata mengantuk berat, tanpa pertimbangan apapun tentu saja Allerick memilih untuk tidur saja pagi ini. Bukan di rumah, Allerick lebih suka membayar kamar hotel untuk hibernasinya hari ini. Ia tidak ingin merepotkan telinganya sekadar mendengar ocehan tak penting ayahnya jika tahu dirinya bolos sekolah.
***
Astrella mengetuk-ngetukkan kakinya sejak tiba di kursi taman, jemarinya memegangi tongkat dan sesekali diketuk-ketukkan pula.
“Apa gak masuk, ya?”
Ia sejak tadi menunggu Allerick, biasanya pria itu akan muncul di sekitarnya setelah bel istirahat berbunyi. Tapi tidak hari ini, pria itu menghilang entah ke mana.
Saat pikirannya tengah memikirkan Allerick, tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya. Ia kira itu pria yang sudah ia tunggu sejak tadi, matanya berbinar senang.
“Alle?”
Sedang yang duduk di samping Astrella tersenyum tipis. “Nungguin Allerick?”
Kening Astrella mengernyit begitu mendengar suara perempuan yang menyahutinya, ternyata bukan Allerick seperti yang ia duga.
“Sorry udah bikin lo salah ngira. Kenalin, gue Danica.”
Astrella menganggukkan kepalanya, ia pernah mendengar nama itu, tapi tidak sering.
“Aku Astrella.”
“Gue tahu,” ujar Danica.
“Tentang Allerick yang lo tungguin, kayaknya dia gak masuk,” lanjutnya.
Gadis bermata abu-abu buram itu mengangguk mengerti lalu mengelak, “aku gak lagi nungguin siapa-siapa, kok.”
Danica tersenyum tipis dan berucap, “Padahal kelihatan jelas.”
“Nih, buat lo!” Gadis berparas asia timur itu menyodorkan es krim untuk Astrella.
“Makasih!”
“Semua murid di sekolah ini tau Allerick lagi ngedeketin lo, jadi gak usah lo tutup-tutupi.”
Astrella tersenyum sedikit terpaksa, ia merasa tidak nyaman saat gadis tak dikenalnya itu menghampirinya.
“Gue gak berniat ngeracunin pikiran lo, gue cuma mau saranin buat lebih hati-hati sama Allerick. Kadang yang manis-manis lagi nyiapin sesuatu yang pahit di belakang.”
Baru mau mengangkat suara, namun gadis bernama Danica itu sudah pergi. Astrella semakin merasa asing, aneh saja orang yang tidak dikenal sebelumnya tiba-tiba saja memberitahu untuk berhati-hati. Itu cukup cringe untuk Astrella yang memang tidak memiliki teman dekat yang banyak.
Sabtu, 18 September 2021
Selamat membaca dan semoga terhibur, salam dari Allerick.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Teen FictionAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...