Lagi-lagi Astrella terkejut untuk kesekian kalinya, ia sedang enak-enaknya duduk di taman tepat di bawah pohon, namun tiba-tiba saja sesuatu mengagetkannya. Seseorang memberinya susu kotak dan dilempar begitu saja ke tangannya, untung saja tidak jatuh.
“Ngapain di sini?”
Astrella langsung tahu siapa yang berbuat semena-mena itu, ternyata kakak kelas yang akhir-akhir ini entah kenapa selalu ada di sekitarnya.
“Ngadem,” jawab Astrella seadanya.
Allerick melihat gadis itu memegangi susu pemberiannya dengan tatapan menerawang, entah apa yang gadis itu pikirkan.
“Kenapa?”
Astrella terdiam sebentar, lalu kepalanya terangkat mengarah pada Allerick, tetapi tatapan matanya tak tertuju pada pria itu.
“Ale, ini warna apa?” tanya Astrella mengangkat susu kotak di tangannya.
“Warna kuning,” ujar Allerick menjawab.
Gadis itu terlihat memejamkan mata setelah mendengar jawaban Allerick, mencoba membayangkan bagaimana warna kuning itu.
Dan tingkah Astrella tak luput dari perhatian Allerick. Pria itu lantas duduk di samping Astrella dan memberikan buah pisang yang hampir saja ia makan, Allerick meminta Astrella untuk mengupas buah itu.
“Makan!”
Astrella lalu memakan buah itu, lalu Allerick kembali bersuara.
“Pisangnya warna kuning, makanan kuning butuh banyak sinar matahari. Orang juga sering bilang kalo warna kuning itu simbol keceriaan.”
“Tapi gue gak suka kuning, bikin sakit mata,” lanjutnya.
Astrella tersenyum mendengar penjelasan pria itu,
“Kalo warna cokelat?” Astrella bertanya tentang warna itu karena ia suka cokelat.
Allerick mengambilkan ranting pohon dan daun hijau yang terjatuh, kemudian diberikan pada Astrella.
“Ini cokelat,” ujarnya pada menyentuh ranting yang Astrella pegang, “cokelat itu ibarat semua yang tumbuh dari tanah, atau sesuatu yang udah mati. Kalo hijau lebih ke kehidupan, semua tumbuhan hidup itu kebanyakan warnanya hijau.”
Allerick tersenyum melihat gadis itu juga tersenyum sambil meraba-raba ranting dan daun yang ia berikan. “Kalo daunnya udah renyah dan kriuk-kriuk, itu namanya geprek.”
“Alee!”
Tawa Allerick pecah karena berhasil mengerjai gadis itu, ia pun meralat ucapannya.
“Daun yang renyah akan berubah jadi warna cokelat, dan gak hidup lagi.” Pria itu mengakhiri penjelasannya.
Astrella mengangguk-angguk dan tersenyum, tatapannya berbinar mendengar penjelasan Allerick. Ah, andai saja ia terlahir normal, pasti ia bisa menikmati indahnya warna-warni yang ada di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Teen FictionAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...