7. Gue mau lo!

10.1K 794 11
                                    

“Udah seminggu lo deketin si cewek buta, nyatanya belum ada perkembangan, ya?” Jayden tertawa mengejek pada Allerick yang duduk di tengah-tengah dengan wajah masam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Udah seminggu lo deketin si cewek buta, nyatanya belum ada perkembangan, ya?” Jayden tertawa mengejek pada Allerick yang duduk di tengah-tengah dengan wajah masam.

“Dia buta, jadi wajar aja.” bela Allerick pada dirinya sendiri.

Mereka berlima, Allerick, Efrain, Zidan, Dallas dan Jayden duduk melingkar di atas rooftop. Melarikan diri dari hukuman yang mereka dapatkan karena sudah tawuran di sekolah, yang sialnya saat pelajaran masih berlangsung.

Masih dengan kebiasaan lama, tentu saja mereka sedang merokok di sana. Semua boleh jauh menjauhi geng Priamos, tapi jangan rokok dan Vape. Karena itu sudah seperti nyawa mereka sendiri.

“Makanya itu, biar lebih menantang, Rick.”

“Setres lama-lama gue, cewek normal aja sering ngerepotin. Gimana dia yang jalan aja butuh bantuan tongkatnya?”

Mereka semua terkekeh akan lontaran kata yang Allerick ucapkan, kecuali seseorang yang tidak mengeluarkan tawa sedikit pun.

“Kalo gak mau bisa buat gue aja dah, tuh cewek.” sahut Dallas.

Zidan menimpali dengan tatapan mengejek, “Emang bisa? Yang normal aja lo belingsatan.”

Dallas mendengus, “Ya siapa tau aja cewek kayak gitu yang bisa ngambil hati gue.”

Allerick mematikan api rokoknya dengan dijejalkan ke lantai, menatap horor ke arah Dallas.

“Jangan coba-coba deketin, atau lo mati di tangan gue.” ancam Allerick tak suka mendengar penuturan Dallas.

“Elah, belum jadi apa-apa juga.” gumam Dallas kembali mematik koreknya menyalakan rokok.

Efrain membuka suara mengganti topik, “Rencana nyerang balik Wonderlust kapan?”

Allerick meneguk minuman kalengnya, lalu mengalihkan tatapan ke Efrain.

“Siapin anggota, kita serang balik besok pulang sekolah.” kata Allerick memberi keputusan, “ingat, jangan sampai nyerang di sekolah.”

“Mungkin nanti bakalan ada yang gak terima, Rick. Harusnya kan nyerang balik sekolahnya juga.” beber Jayden.

Allerick menggeleng cepat dengan tangan yang bergerak-gerak tanda menolak.

“Dendam gak harus dibalas sama persis, terkadang air tuba harus dibalas dengan nanah yang dicampur sedikit Arsenik.” Senyum sinis tercipta di wajah Allerick.

“Dari pada di sekolah, lebih baik di kuburan. Biar sekalian gali kuburan massal buat mereka.” tambahnya.

“Ah, sedaap!” seru Jayden.

“Eh bentar-bentar, sebenernya gue gak suka ribut, sih.” ucap pria paling pede itu.

“Terus?”

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang