47. Alempureng

8K 578 46
                                    

Di sebuah kamar kost yang hanya ada kasur lantai dan lemari kecil, seorang gadis duduk termenung menatapi layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah kamar kost yang hanya ada kasur lantai dan lemari kecil, seorang gadis duduk termenung menatapi layar ponselnya. Dia Seka, Seka Ruvaska si anak tunggal yang sedang menempuh pendidikan di tanah orang. Bukan karena apa ia menolak Jayden, sebab sang ibu selalu berpesan padanya untuk berhati-hati pada seorang pria.

Jatuh cinta itu seperti bermain api kata ibu, dan itu mungkin benar, sebab setiap kali ia melihat Jayden hatinya menjadi panas akhir-akhir ini. Bukan karena jual mahal, Seka hanya menghindar karena ia sedang berada di kota orang dengan arti dia harus lebih waspada.

Tapi sekarang ia merasa sepi karena tidak ada lagi notif dari pria itu, Jayden seakan ditelan samudera dan enggan untuk kembali lagi. Memberanikan diri, Seka mencoba mengirim pesan.

‘Hai!’

Satu menit belum dibuka, dua menit kemudian baru dibaca, setelah tiga menit tidak ada balasan. Pria itu tidak merespon pesan teksnya. Seka pun menghela berat nafasnya dan membaringkan tubuh, memilih untuk tertidur saja daripada memikirkan pria pengusik hidupnya itu yang sialnya ia rindukan belakangan ini.

Di sisi lain, Jayden yang sedang bermain hape di dalam toilet karena panggilan alam langsung melotot sempurna.

“Ape, nih? Ape, nih? Angin badai mana yang nyerang nih cewek?” heran Jayden dengan wajah sok cuek, padahal hati ketar-ketir.

Karena ingin memperbaiki citranya yang tempo lalu anjlok di depan gadis itu, jadinya dia tidak membalas pesan Seka.

“Sok-sokan gak mau, padahal dalam hati meronta-ronta kek ulet bulu.” Jayden lantas menyugar rambutnya dan sedetik kemudian ekspresinya berubah, sedang berusaha mengeluarkan.

“Ah, legaa ...!”

***

Clara melangkahkan pelan kakinya menuju basecamp yang dulunya seringkali ia datangi, satu persatu anak Wonderlust keluar dari bangunan itu.

Tatapan kemudian mengarah pada Clara tanpa terkecuali, semua tahu siapa gadis itu. Gadis yang pernah membuat sang ketua jatuh sejatuh-jatuhnya, tapi karena suatu insiden membuat keduanya terlibat kesalahpahaman.

“Ngapain lo ke sini? Dikirim cowok lo ya buat mata-matain?” sahut Baylor yang masih menyimpan kekesalan pada Clara.

Andreas menatap tajam Baylor untuk diam, lalu mengisyaratkan Clara untuk ke dalam saja. Ia tahu gadis itu ingin menemui Deangelo.

“Dia di dalam!”

Clara mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya menuju pintu, namun belum masuk ia ke pintu, Mario dan  keluar dari ruangan. Deangelo terlihat terkejut melihatnya, namun di detik selanjutnya kembali menormalkan ekspresi.

“Gue duluan,” ujar Mario menepuk pundak Deangelo.

Ketua Wonderlust itu mengangguk dan meminta semuanya untuk pulang duluan saja. “Duluan aja semuanya, hati-hati!”

Setelah semua sudah pergi, kini tinggal mereka yang berada di sana. Sepi dan sunyi seketika mendominasi sebab tidak ada yang memulai untuk berbicara. Baik Deangelo maupun Clara, keduanya sama-sama terdiam untuk beberapa waktu. Hingga akhirnya Deangelo yang mengangkat suara pertama kali.

“Mau apa ke sini?”

Clara menggelengkan kepalanya dan menjawab sesantai mungkin, “Cuma mau liat lo.”

Deangelo terkekeh menertawakan jawaban gadis di depannya itu. “Gak punya malu banget, sih? Urat malu lo udah putus?!” sarkas Deangelo sangat marah mengingat perlakuan Clara.

“Gue tau lo marah, kecewa bahkan pengen bunuh gue sekarang. Gue cuma mau minta maaf karena keegoisan gue, lo sama Astrella jadi imbasnya.” Clara mencoba menenangkan diri, padahal ia sudah ketar-ketir di hadapan Deangelo.

“Baru nyadar? Setelah semua terjadi lo baru nyadar?!” Deangelo menggeleng tidak percaya sembari menatap sinis gadis itu, “gue gak mengira ternyata lo selicik ini, Clara!”

“Dan gue nyesel udah pernah mencintai cewek gak tau diri kayak lo!!”

Perkataan Deangelo cukup mengena di ulu hati Clara, dan ia sangat sadar jika pria itu memang benar. Tak bisa ia tahan air matanya untuk tidak turun, ternyata dikatai tak tahu diri oleh orang yang dicintai sakit sekali rasanya.

“Gak usah pura-pura nangis, gue gak akan luluh cuma karena pencitraan lo itu!”

“Maaf buat semuanya, maaf udah gak percaya sama lo dan juga jadi sahabat buruk buat Astrella.”

Deangelo menggeleng. “Harusnya lo minta maaf sama Astrella.”

“Gue udah minta maaf, tapi Ella gak maafin gue. Dan gue mengerti itu.”

“Begitu pun gue!” tukas Deangelo cepat, “sekarang lo pergi aja. Lo bener waktu itu, kita gak ada hubungan apa-apa lagi!”

“Tapi lo cinta sama gue!” ujar Clara memberanikan menatap mata pria di hadapannya itu.

“Kata siapa? Kata siapa gue mencintai lo?” Deangelo menggelengkan kepala dan terkekeh, “semakin besar kecewa, semakin berkurang rasa cinta!”

“Tapi lo masih mencintai gue, Angelo!” Clara bersikukuh bahwa Deangelo masih memiliki perasaan yang sama dengannya, sekalipun ia harus menurunkan lagi harga dirinya yang sudah tidak ada harga.

“Apa ada alasan untuk gue mencintai lo?” tuding Deangelo yang semakin emosional, “gak ada!”

“Gue gak punya alasan untuk mencintai lo lagi, gak ada sama sekali! Gak ada lagi yang gue suka dari lo!”

“Jadi kenapa gue harus jatuh cinta ke lo? Kenapa?!!” teriak Deangelo menggelegar dan membuat Clara terkejut dan sedikit takut.

“KARENA GUE MASIH MENCINTAI LO!!” jawab Clara histeris, ia memilih untuk jujur sekali dari pada menyesal berkali-kali.

Deangelo terdiam, tidak tahu harus berkata apa lagi. Memang ia selalu menunggu momen ini untuk datang, tapi kenapa harus di waktu yang salah.

“Itu urusan lo, jadi jangan pernah temui gue lagi.”

Deangelo beranjak melewati Clara yang tengah menangis. Dalam hati, Deangelo tidak bisa berbohong. Perasaannya pada gadis itu sama besarnya seperti dulu, dan tangis Clara pun sebenarnya melukai hatinya. Tapi kekecewaan masih lebih besar.

Ketua Wonderlust itu melajukan motornya meninggalkan Clara yang kini terduduk di tanah dengan tangis yang semakin keras, gadis itu menangis sejadi-jadinya.

“Lo bohong, Angelo ...”

“KALO UDAH GAK CINTA KENAPA MASIH PAKE FOTO GUE!! ”

Ya, Clara sempat melihat wallpaper pria itu yang masih sama seperti setahun lalu, foto dirinya.

nb: alempureng = kejujuran (bhs bugis)

Post tengah malam nih, anak wp biasanya meleknya pas malem2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Post tengah malam nih, anak wp biasanya meleknya pas malem2. hehe.

bantu vote dan komen, thanks.
selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang